Tangerang —  Pengelolaan limbah sampah merupakan tanggung jawab bersama. Upaya proyek produksi eco-enzyme yang telah dilaksanakan sejak tahun 2022 oleh tim Building Management BINUS University di Alam Sutera, tim berusaha untuk meningkatkan keseadaran bahwa pengolahan sampah limbah organik di lingkungan universitas dapat dilakukan dengan efisien dan ekonomis.

Jika Anda belum pernah mendengar tentang eco-enzyme, produk ini berasal dari sisa makanan seperti kuliah buah dan sayuran. Dengan mencampurkan bahan-bahan tersebut dengan air dan gula lalu mendiamkannya selama beberapa bulan. Hasilnya ialah cairan yang ramah lingkungan untuk dapat digunakan sebagai pembersih lingkungan, pengendalian hama, hingga membantu untuk meningkatkan kualitas pertanian.

“Selama hamper dua tahun, tim kami telah berhasil memproduksi sekitar 1.500 liter cairan eco-enzyme dengan mendaur ulang sekitar 450 kg limbah organik dimana kita telah mendaur ulang 22.5 kg sampah menjadi kurang lebih 75 liter cairan setiap bulannya. Praktik berkelanjutan ini diestimasikan telah mampu mengurangi hamper 1 kg limba organik setiap harinya di lingkungan kampus Alam Sutera serta turut mendukung komitmen perguruan tinggi dalam Tujuan Pengembangan Berkelanjutan,” ujar Pak Suhendra selaku perwakilan dari tim Building Managament.

Meskipun jumlahnya masih terhitung dalam skala kecil, cairan ini telah digunakan di sekitar lingkungan universitas. Hal ini menunjukkan adanya upaya nyata untuk mengurangi limbah sampah.

Tantangan tidak luput dari hal yang harus dihadapi oleh tim. Salah satunya ialah untuk memastikan adanya jumlah cairan eco-enzyme yang optimal setiap bulannya. Namun, upaya kolaborasi yang dilakukan dengan mahasiswa, staf, dan anggota fakultas mejadi solusi. Bersama dengan Dr. Dwiyantari Widyaningrum, S.Si., M.Si., Head of Department Biotechnology Program di BINUS University, ia telah melakukan lokakarya untuk menginformasikan tentang bagaimana cairan ini dapat diubah menjadi produk derivative seperti sabun batang dan deterjen. Ia pun juga telah melakukan pengujian efektivitas produk dengan mengukur tingkat bakteri setelah menggunakan produk-produk tersebut untuk membuktikan validitas dari kegunaannya.

“Upaya untuk memasarkan produk serta meningkatkan kemitraan dengan pelaku bisnis dan komunitas menjadi langkah penting untuk memperluas jaringan distribusi dan meningkatkan kesadaran public tentang manfaat dan efektivitas dari produk eco-enzyme,” kata Dr. Dwiyantari. Berkat hasil yang memuaskan dari uji bakteri pada sabun batang sebagai produk deriviatif eco-ezyme, mereka berencana untuk melakukan produk pengembangan menjadi sabun cair serta memanfaatkan cairan tersebut untuk melakukan pengolahan air di lingkungan universitas.

“Produk eco-enzyme ini digunakan sebagai solusi pembersihan serbaguna yang juga aman dan ramah untuk lingkungan. Selain itu, cairan eco-enzyme ini pun dapat digunakan menjadi pupur cair yang mampu meningkatkan nutrisi tanah dan tanaman serta pewangi alami untuk menetralisir bau tak sedap,” tambah Pak Suhendra.

Upaya yang dilakukan oleh Pak Hendra dan tim Building Management BINUS University merupakan bagian dari upaya universitas untuk menunjukkan bagaimana praktik berkelanjutan dapat dilakukan oleh siapapun serta memberi dampak yang nyata sebagai bentuk perwujudan dari visi kita untuk memberdayakan masyarakat dan membangun negeri (fostering and empowering the society in building the nation).