Florensia Jeselin: Keluarga Broken Home Bukan Halangan Raih Prestasi Summa Cumlaude dan Lulusan Terbaik
Keluarga memiliki peran penting dalam menunjang kesuksesan seseorang. Dukungan kedua orang tua kerap menjadi pemicu dalam meraih prestasi tinggi di berbagai tempat. Namun, situasi seperti itu tidak dimiliki oleh BINUSIAN Florensia Sarlin Jeselin. Alumni Business Management BINUS @Bekasi berhasil meraih prestasi tertinggi meski berada di dalam keluarga yang broken home.
Pencapaian yang diraih oleh BINUSIAN bernama lengkap Florensia Sarlin Jeselin memang bukan prestasi biasa. Florensia berhasil lulus dengan predikat summa cumlaude dan memperoleh prestasi sebagai Best Graduate BINUS @Bekasi. Florensia lulus dengan IPK mencapai 3,92 lewat skripsi berjudul Verification of The E-Learning System Success (EESS) Evaluating Model at BINUS UNIVERSITY.
-
Keluarga Broken Home Menjadi Sumber Motivasi
Berbeda dengan BINUSIAN lain yang hidup di keluarga baik-baik saja, Florensia adalah mahasiswi dengan latar belakang broken home. Namun, situasi tersebut tidak menghentikannya dalam meraih prestasi tinggi. Dari situasi yang dihadapinya setiap hari, Florensia belajar bahwa ada hal-hal yang tidak bisa dikontrol olehnya. Dia pun menyadari kalau hal yang tak bisa dikontrol itu tidak seharusnya menjadi alasan untuk tidak berhasil.
Hidup di keluarga broken home membuat Florensia mampu berpikir lebih dewasa. Dia belajar untuk menerima kekurangan tersebut dan bahkan menjadikannya sebagai sumber motivasi. Dia ingin membuktikan kepada semua orang kalau kesuksesan merupakan hak siapa saja, termasuk mereka yang memiliki latar belakang keluarga broken home.
Florensia memiliki keinginan kuat untuk membuat bangga orang tua, terutama mamanya yang terus-menerus memberi dukungan. Ditambah lagi, dia juga termotivasi untuk menjadi lulusan summa cumlaude serta wisudawan terbaik pertama yang dari BINUS @Bekasi. Apalagi, berkat prestasinya tersebut, Florensia mendapatkan hadiah besar dari BINUS.
-
Kesulitan Hidup di Keluarga Broken Home
Meraih prestasi tertinggi dalam lingkungan keluarga broken home seperti Florensia merupakan pencapaian yang sangat sulit. Apalagi, banyak orang yang selalu memandang rendah dirinya karena berasal dari keluarga yang dianggap gagal. Bahkan, Florensia mengaku ada pula pihak dari anggota keluarga yang memiliki pandangan serupa terhadap dirinya.
Berada dalam situasi seperti itu, perjuangan yang harus dilakukan oleh Florensia dalam meraih prestasi sebagai lulusan terbaik tidak mulus. Bahkan, dia pernah merasa berada dalam titik terendah dalam hidupnya. Momen itu dirasakannya ketika menganggap tidak ada orang yang mendukungnya. Namun, problem itu berhasil diatasinya dengan mengubah cara pandang menjadi lebih objektif.
Dia merasa bersyukur memiliki orang tua yang selalu ada dan memberi dukungan. Apalagi, Florensia menempuh pendidikan di BINUS UNIVERSITY. Sistem dan lingkungan belajar di BINUS sangat membantu dia dalam meraih prestasi tinggi. Florensia merasakan adanya dukungan dari rekan sesama mahasiswa, staf, serta dosen BINUS. “Top markotop,” ujarnya.
Selain itu, ada pula tantangan lain yang menjadi hambatan Florensia dalam meraih prestasi tinggi di BINUS @Bekasi. Tantangan tersebut adalah konsistensi. Apalagi, Florensia mempunyai banyak aktivitas harian yang harus dilakukannya. Dia tidak hanya menghabiskan waktu untuk belajar. Ada pula kegiatan lainnya seperti kegiatan UKM, menjadi mentor, FL partner/leader, dan kerja part-time.
Namun, tantangan tersebut bisa diatasinya dengan baik. Hal itu diatasinya dengan menetapkan goal yang jelas dan selalu berupaya untuk menjadi diri sendiri. “Kadang kita terobsesi jadi duplikasi orang lain yang malah hanya menghancurkan diri kita sendiri,” kata Florensia.
-
Tak Mudah Puas oleh Prestasi
Prestasi yang didapatkan oleh Florensia memang luar biasa. Tidak semua orang mampu mencapainya. Meski begitu, Florensia tidak merasa puas dengan pencapaiannya tersebut. Prestasi, ujar Florensia, merupakan bentuk tanggung jawab.
Oleh karena itu, dia tidak hanya harus melakukan upaya untuk meraihnya, tetapi juga menjaga serta mewujudkan prestasi itu dalam sebuah tindakan nyata. ” Kalau kita berhenti berkarya hanya sampai prestasi itu tercapai ya sama saja bohong.”
Florensia berharap agar dirinya terus bisa memberi manfaat tidak hanya bagi pribadi, tetapi bagi orang-orang di sekitar. Dia ingin prestasinya itu bisa membawanya ke pekerjaan impian sebagai project manager. Setelah itu, dia ingin mewujudkan pencapaian lainnya, yakni membuka yayasan atau komunitas khusus anak-anak broken home.