Siapa bilang budaya Indonesia tidak bisa dikombinasikan dengan teknologi? Faktanya, dengan pendekatan teknologi digital yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia zaman sekarang, budaya tetap dapat dinikmati dan dilestarikan. Salah satunya adalah wayang Metaverse.

Seperti namanya, wayang metaverse merupakan pengalaman menikmati warisan budaya wayang melalui interaksi digital 3D. Terobosan ini memungkinkan pengguna masuk ke dalam lingkungan virtual dan melakukan interaksi di dalamnya alih-alih hanya melihat gambar wayang dari layar.

Wayang Metaverse
Sumber : Solopos

Warisan Budaya dan Teknologi

Bicara soal budaya nusantara, kebanyakan orang masih memandangnya dari stereotip bahwa hal tersebut tidak dapat diutak-atik. Termasuk pula bahwa warisan sejak ratusan tahun lalu tidak bisa dikombinasikan dengan teknologi.

Padahal, gaya hidup, tren, kebiasaan, dan preferensi masyarakat kini telah berubah. Sebagian besar masyarakat zaman sekarang lebih suka menikmati hal-hal lewat platform digital terutama oleh kelompok muda yang telah akrab dengan teknologi ini sejak kecil.

Wayang sendiri mulai kehilangan peminatnya. Salah satu alasan paling kuat adalah wayang dianggap kurang menarik lantaran terlalu “tradisional”, sedangkan masyarakat saat ini terbiasa dengan pendekatan digital yang dinilai lebih menarik. 

Oleh sebab itu, menggabungkan wayang dengan teknologi terkini jadi alternatif untuk memperkenalkan wayang kepada anak-anak muda. Cara ini pun akan membantu pelestarian warisan kultur dengan lebih efektif.

Wayang Metaverse Jadi Inovasi Menarik

Pada November 2022 lalu, wayang Metaverse hadir di The Park Mall Solo Baru. Pameran ini sekaligus merayakan hari ulang tahun ke-9 pusat perbelanjaan tersebut yang juga dalam periode sama dengan Hari Wayang.

Inovasi kesenian metaverse ini terselenggara melalui kerja sama berbagai pihak, termasuk BINUS UNIVERSITY. Pagelaran ini diinisiasi oleh program studi Desain Komunikasi Visual (DKV) BINUS @Semarang. 

Ekshibisi wayang ini diolah sedemikian rupa oleh tim DKV BINUS @Semarang dengan mengoptimalkan teknologi real time interactive. Pengunjung pun dapat menikmati pengalaman langsung di dunia virtual dengan lebih nyata melalui perangkat VR yang telah disediakan.

Pengunjung wayang metaverse di The Park Mall Solo Baru pun dapat menikmati serunya mendalang tanpa macet di metaverse. Aktivitas ini pun memberi pengalaman baru bagi pengunjung dalam menikmati kesenian yang sempat kehilangan kemasyhurannya di tengah bombardir teknologi masa kini.

Adapun cerita yang disajikan adalah kisah Rama-Sinta yang epik dan legendaris dari kitab Ramayana. Untuk menghadirkan experience lebih utuh, pagelaran ini juga menggandeng gamelan dari tim karawitan lokal.

Kolaborasi Seni dan Teknologi Indonesia Sudah Ada Sejak Dulu

Faktanya, jauh sebelum munculnya inovasi kesenian metaverse baru-baru ini, Indonesia sudah mengenal kolaborasi antara seni dan teknologi. Teknologi telepresence bahkan sudah dilakukan sebelum masa kemerdekaan Republik Indonesia.

Pada 1937, Putri Belanda Juliana menggelar pernikahan di Den Haag, Belanda. Acara tersebut menampilkan Gusti Siti Noeroel Kamaril Ngarasati Koesoemo Wardhani yang tak lain merupakan putri KGPAA Mangkunegara VII. Saat itu, Gusti Noeroel masih berusia 15 tahun.

Putri Raja Keraton Solo tersebut menari secara langsung di hadapan Ratu Belanda serta para tamu undangan. Namun uniknya, musik gamelan yang menjadi pengiring tarian tersebut dimainkan di Keraton Solo dan ditransmisikan ke Belanda melalui stasiun radio Solosche Radio Vereeniging (SRV).

Sejarah tersebut membuktikan bahwa sebetulnya kesenian dan warisan budaya sangat mungkin dikolaborasikan dengan teknologi. Terutama di masa sekarang saat seni tradisional dianggap kurang menarik karena terlalu old school, penggunaan teknologi jadi cara yang tepat untuk mendekatkan masyarakat dengan kultur tersebut.

Maka dari itu, DKV BINUS @Semarang berkomitmen untuk terus mengembangkan inovasi seni dan komunikasi visual yang relevan dan menjawab kebutuhan masyarakat saat ini. Yuk, gabung dengan DKV BINUS @Semarang dan jadi bagian perubahan yang profesional!