Sudah berlalu 59 tahun sejak ditetapkannya peringatan hari Kartini oleh Presiden Soekarno pada tanggal 2 Mei 1964. Namun perjuangan untuk mengangkat kesetaraan derajat perempuan, sudah sangat lama dirintis oleh R.A. Kartini sebelum berdirinya sekolah Kartini pada tahun 1912 oleh keluarga Van Deventer di Semarang. Memberdayakan perempuan untuk turut serta mengecap Pendidikan, menjadi kaum intelektual, dan dapat berkontribusi bagi keluarga, Masyarakat, serta bangsa. Perjuangan Kartini dapat dikatakan sangat membuahkan hasil di Nusantara ini. Sejak ditetapkannya hari Kartini, persepsi secara sosial terbentuk dengan menganggap perempuan punya peran yang besar dalam beragam sektor pembangunan bangsa dan manusia Indonesia.

Hingga hari ini, perempuan menjadi laksana suluh dalam kegelapan pengetahuan dengan munculnya para pendidik perempuan yang mumpuni. Perempuan juga menjadi penguat rasa individu yang gentar menghadapi krisis baik skala global, nasional, bahkan individu. Perempuan yang menempati aneka posisi stratejik untuk membuat kebijakan, mengelola sesuatu yang besar, menjadi pemikir dan tenaga kerja yang handal, hingga menjadi pendukung emosional yang mumpuni bagi pasangan serta anaknya. Peran perempuan terlalu sulit untuk disepelekan bagi siapa pun karena ada banyak orang dan generasi penerus yang menopangkan cita-cita dan harapannya pada perempuan. Setidaknya dukungan sosial seorang ibu bagi anak-anaknya.  Bila ada masa dimana cultural society dapat merendahkan martabat perempuan, rasanya tidak lagi di era modern ini. Secara cultural, society dapat menjadi pendorong untuk semakin menghargai dan mengangkat peran perempuan lebih optimal. Memberikan ruang dan kesempatan serta apresiasi terhadap perempuan, akan membuat society memiliki persepsi yang positif mengenai peran perempuan. Kaum perempuan juga perlu menyadari bahwa dirinya memiliki potensi sehingga harus meningkatkan kualitas diri dan menunjukkan kontribusinya bagi society.

Dr. Esther Widhi Andangsari, M.Si., Psikolog
Head of Psychology Department

 

BINA NUSANTARA | Perempuan Era Modern