Jakarta, 12 Maret 2022Blockchain dan Metaverse, dua istilah teknologi yang marak diperbicangkan dewasa ini. Blockchain sudah lebih dulu dikenal sebagai sistem pencatatan buku besar untuk Cryptocurrency, dan Metaverse yang sebenarnya sudah ada sejak tahun 1992, menjadi tren setelah Facebook berganti nama dan ingin membangun dunia virtual baru.

Bagaimana kedua fenomena teknologi tersebut dapat bersinergi menciptakan peluang yang baik bagi masyarakat?. Topik ini menjadi materi Orasi Ilmiah berjudul: Leading Blockchain Technology in a New Era: the Implementation of Blockchain in Metaverse yang disampaikan oleh Prof. Dr. Meyliana, S.Kom., M.M., CDMS, CBDMP dalam Upacara Sidang Terbuka Pengukuhan Guru Besar Tetap BINUS UNIVERSITY.

Blockchain Sebagai Infrastruktur Transaksi Bisnis Dalam Metaverse

Bagaimana penerapan Blockchain dalam Metaverse itu sendiri?. Dalam orasinya, Prof. Meyliana memaparkan Blockchain sebagai infrastruktur dalam Metaverse memungkinkan transaksi bisnis dengan cryptocurrency terjadi dengan mudah dan aman, seperti Non-Fungible Token (NFT) yang dapat diperjualbelikan di mana NFT dalam Blockchain dikenal sebagai fitur dalam identity management.

Penerapan Blockchain dalam Metaverse ini memiliki berbagai peluang yang baik, yaitu:

  1. Menciptakan bisnis baru, seperti jual beli uang kripto dan jual beli NFT
  2. Memunculkan “kehidupan kedua” (dunia maya) seperti penggunaan avatar
  3. Membuat enterprise system (Supply Chain Management/SCM, Customer Relationship Management/CRM, dan Enterprise Resource Planning/ERP) yang lebih baik karena Blockchain mampu melakukan pelacakan dan penelusuran yang kuat sehingga akan menumbuhkan kepercayaan pelanggan terhadap bisnis yang semakin baik.

Prof. Meyliana menambahkan, Blockchain juga mampu meningkatkan peran SCM secara global terutama untuk mendukung keberadaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yaitu dengan membuat Sistem Rantai Pasok yang menghubungkan UMKM dengan produsen, logistik, dan finansial (Multi-Dimensional Digital Economy Application System/MDDEAS) yang diinisiasi oleh KADIN (Kamar Dagang dan Industri Indonesia).

Sebagai optimalisasi penerapannya, Blockchain dalam Metaverse membutuhkan hard-skills dan soft-skills yang beragam. Beliau menyebutkan berdasarkan penelitian dari LinkedIn.com, menyatakan bahwa terdapat 10 skills yang paling dibutuhkan perusahaan pada tahun 2020 dan ke depannya, yaitu Blockchain, cloud computing, analytical reasoning, artificial intelligence, UX design, business analysis, affiliate marketing, sales, scientific computing, dan video production. Dari hasil penelitian ini terbukti bahwa kemampuan menguasai teknologi Blockchain menjadi peluang dan kunci utama di saat ini dan masa depan.

“BINUS sebagai perguruan tinggi berperan dalam menyiapkan Sumber Daya Manusia untuk mempercepat implementasi Blockchain dengan menyiapkan tenaga ahli dalam bidang Blockchain baik analis dan programmer yang dapat siap terap, sehingga perlu penyiapan kurikulum dan infrastruktur akademik yang memadai. Infrastruktur akademik termasuk di dalamnya penelitian-penelitian dan publikasi dalam bidang Blockchain yang dilakukan para akademisi untuk memperjelas detil pengetahuan seperti apa yang seharusnya diberikan kepada Mahasiswa.” pungkas Prof. Meyliana mengakhiri gagasan ilmiahnya.

Perjalanan 17 Tahun Hingga Menjadi Guru Besar bidang ilmu Sistem Informasi

Prof. Meyliana merupakan Guru Besar Tetap ke sebelas yang dikukuhkan BINUS UNIVERSITY dalam bidang ilmu Sistem Informasi. Upacara Pengukuhan dilakukan pada Sidang Terbuka yang dipimpin oleh Ketua Senat dan Rektor BINUS UNIVERSITY, Prof. Dr. Ir. Harjanto Prabowo, M.M. serta dihadiri Dewan Guru Besar, Pimpinan BINA NUSANTARA, keluarga, dan tamu undangan.

Tujuh belas tahun adalah perjalanan karir yang Beliau lalui untuk menjadi Guru Besar. Beliau banyak memfokuskan riset tentang blockchain dan enterprise dan saat ini menjabat sebagai Vice Rector Global Employability & Entrepreneur BINUS UNIVERSITY. Beliau memiliki sertifikasi Certified Digital Marketing Specialist (CDMS) by Academy of Finance and Management Australia (AFMA) dan Certified Blockchain & Digital Marketing Professional (CBDMP) by blockchain-council.org.

“Mengkontribusikan apa yang telah saya peroleh adalah harapan saya ke depan. Saya berharap masyarakat luas dan Indonesia pada umumnya bisa memperoleh manfaat nyata dari gelar Guru Besar yang saya peroleh”, ungkap Prof. Meyliana akan harapannya ke depan.

Pengukuhan Prof. Meyliana sebagai Guru Besar Tetap merupakan perhelatan ketiga dari rangkaian acara Pengukuhan 6 Guru Besar Tetap BINUS UNIVERSITY yang diselenggarakan dengan Protokol Kesehatan ketat pada tanggal 7, 9, 12, 14, 15, 16 Maret 2022 dan bertempat di Auditorium lantai 4 BINUS UNIVERSITY Kampus Anggrek.

Sebagai Perguruan Tinggi Indonesia bereputasi global, BINUS UNIVERSITY terus berkomitmen memberikan kontribusi bagi pendidikan Indonesia. Salah satunya adalah melahirkan Guru Besar yang dengan pemikiran dan karyanya dapat melahirkan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat. (GPJ).

 

###

Informasi terkait Guru Besar Tetap BINUS UNIVERSITY, silakan kunjungi:

http://binus.ac.id/guru-besar