5 Tantangan Ekspor dan Impor di Era Industri 4.0
Revolusi Industri 4.0 menuntut sektor bisnis ekspor impor untuk berkembang dan berinovasi. Meski tidak mudah, kedua hal itu mesti dijalankan agar keberlangsungan usaha terjaga. Selain itu, dengan berinovasi, sektor bisnis tersebut dapat meningkatkan nilai produknya dan memperluas jangkauan konsumen.
Kendati demikian, pelaku bisnis ekspor impor pun harus siap menghadapi tantangan-tantangan di era Industri 4.0. Salah satu cara untuk menghadapinya, yakni dengan membuat strategi terencana dan memahami solusi mengatasi tantangan tersebut.
Lalu, tantangan seperti apa yang dihadapi pelaku bisnis ekspor impor di era Industri 4.0? Berikut ini pembahasannya.
Tantangan Digitalisasi
Teknologi digital memberikan keuntungan dari segi waktu, biaya, maupun tenaga. Jika diterapkan dalam bisnis, teknologi ini membantu memudahkan transaksi, khususnya di bidang ekspor dan impor.
Sebagai contoh, saat menawarkan produk, penjual tak perlu bertatap muka secara langsung dengan calon pembeli. Pasalnya, sekarang ada marketplace yang terhubung internet sebagai media komunikasi dan transaksi.
Tantangannya, jika tidak menggunakan marketplace yang sudah ada, pebisnis harus memiliki media khusus untuk menarik perhatian konsumen. Dalam hal ini, media website masih relevan dengan kebutuhan pebisnis maupun konsumen.
Namun, membuat website harus disesuaikan dengan keadaan pasar. Semisal, saat ini, barang-barang yang paling banyak dicari di marketplace adalah kategori art. Berarti, kamu bisa menawarkan produk kerajinan tangan, fesyen bernuansa etnik, atau karya seni lainnya yang mengandung kearifan lokal.
Selain konten website, kamu juga harus memerhatikan bahasa yang digunakan. Jika sasarannya konsumen lintas negara, pastikan website tersebut menyediakan beberapa bahasa, misalnya Indonesia, Inggris, dan Mandarin.
Tantangan digitalisasi lainnya, yakni kecepatan jaringan internet berbanding lurus dengan biayanya. Berarti, makin cepat koneksi internet, biayanya kian mahal. Dalam kondisi pandemi, hal ini cukup menyulitkan bisnis ekspor dan impor yang membutuhkan akses data murah dan cepat untuk berkomunikasi lintas negara.
Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia (SDM) yang andal dan terampil merupakan salah satu kunci keberlangsungan bisnis. Namun, untuk mendapatkan SDM sesuai kriteria, perusahaan perlu melakukan seleksi ketat. Terlebih di era Industri 4.0 ini, SDM dituntut mampu bekerja cepat, cerdas, dan tepat.
Namun, tantangannya, perusahaan yang hanya mengandalkan tenaga manusia harus bersaing dengan pengguna robot artificial intelligence (AI). Ironisnya, kehadiran AI juga mempersempit kesempatan kerja.
Dahulu, setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa membuka lapangan kerja untuk 200.000 orang. Kini, jumlah tersebut berkurang, menjadi 75.000 orang setiap pertumbuhan ekonomi sebesar 1 persen.
Persaingan Ketat
Sekarang, banyak perusahaan baru yang sudah menggunakan teknologi semacam IT inventory. Teknologi tersebut terintegrasi dengan manufacturing, software accounting, serta penjualan. Adanya teknologi ini, perusahaan bisa berkembang lebih pesat.
Tantangannya, makin banyak perusahaan yang menggunakan teknologi tersebut, persaingan kian ketat. Karena itu, pelaku bisnis ekspor dan impor harus mengimbangi dengan produk bermutu, SDM mumpuni, serta kredibilitas tinggi. Dengan demikian, pelaku bisnis tetap mampu bersaing di kancah global.
Selera Konsumen yang Cepat Berubah
Selaras pergantian tahun, biasanya muncul tren baru. Karena itu, selera masyarakat terhadap suatu produk pun ikut berubah.
Sebagai contoh, dahulu orang tua kamu naik sepeda ontel saat bepergian. Di zaman sekarang, muncul sepeda motor yang praktis dan modern. Kendati orang tua kamu menyukai sepeda ontel, tetapi mereka lebih memilih sepeda motor agar lebih cepat sampai tujuan.
Kecepatan dan Ketepatan
Seiring kemajuan teknologi, layanan cepat dan praktis menjadi prioritas konsumen. Hal ini menjadi tantangan untuk pelaku bisnis ekspor dan impor, terutama dalam transaksi. Jika tidak mampu memenuhi kebutuhan tersebut, konsumen tentu mudah berpindah ke layanan milik pesaing.
Demikian pembahasan singkat seputar tantangan ekspor dan impor di era Industri 4.0 yang makin canggih. Jika kamu ingin mempelajari ekspor dan impor lebih mendalam, kuliah di jurusan International Business Management BINUS UNIVERSITY adalah pilihan tepat.
Jurusan tersebut relevan dengan situasi bisnis di zaman sekarang dan menawarkan peluang karier yang luas. Selain itu, bidang keilmuannya mencakup konteks global sehingga kamu bisa mengembangkan diri secara maksimal.