3 Fakta Ekspor Impor di Indonesia yang Harus Kamu Ketahui
Pemerintah Republik Indonesia terus berupaya melakukan pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19. Salah satu upayanya dengan memudahkan ekspor dan impor bagi industri terdampak maupun masyarakat. Selain itu, pemerintah juga berupaya memperkuat daya beli masyarakat.
Pada bulan Agustus 2021, upaya pemerintah membuahkan hasil dengan munculnya neraca perdagangan surplus. Dari berbagai sumber, diketahui neraca perdagangan mencapai surplus USD 4,74 miliar. Nominal ini merupakan kontribusi neraca nonmigas sebanyak USD 5,43 miliar ketika migas defisit USD 1,23 miliar.
Sementara itu, dari Agustus 2021, nilai ekspor Indonesia mencapai USD 21,42 miliar. Nilai tersebut naik 20,95 persen dari periode sebelumnya.
Namun, di balik semua itu, ada fakta-fakta menarik yang harus kamu ketahui. Apa saja? Berikut ini ulasannya.
Tren Impor Meningkat Menjelang Akhir Tahun
Seiring meningkatnya ekspor, aktivitas impor pun ikut naik hingga USD 19,22 miliar di bulan November 2021. Dari sisi month to month (mtm), peningkatan impor tercatat sebesar 18,62 persen. Sementara dari segi year of year (yoy), nilai impor tersebut mencapai 52,52 persen.
Jika dalam ekspor hanya migas yang meningkat, nonmigas justru mengalami kenaikan di sektor impor. Pada November 2021, tercatat peningkatan USD 16,30 dari nonmigas. Jumlah ini lebih sedikit daripada sektor migas yang meningkat hanya USD 3,03. Secara keseluruhan, tren impor mengalami kenaikan sejak 2019 hingga 2021.
Khusus tahun ini, nilai impor lebih tinggi daripada tahun-tahun sebelumnya. Nilai tersebut didominasi komoditas bahan baku atau penolong yang tercatat sebesar 74,14 persen. Sementara barang konsumsi, diketahui meningkat hingga 53,84 persen yoy dan 25,89 persen mtm dengan total impor USD2 miliar.
Angka Ekspor Indonesia Meningkat di Bulan November 2021
Nilai ekspor meningkat signifikan pada bulan November 2021 dengan menembus angka USD 22,84 miliar. Adanya peningkatan ekspor diharapkan mampu memulihkan ekonomi negara.
Jika dibandingkan nilai ekspor pada bulan Oktober 2021, nilainya naik 3,69 persen mtm dan 49,7 secara yoy. Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, peningkatan didominasi migas sebesar 29,95 persen secara mtm. Untuk nonmigas, diketahui naik hanya 2,40 persen secara mtm.
Ekspor Pertanian Meningkat
Sepanjang pandemi, pertanian menjadi sektor usaha yang diminati oleh masyarakat. Pasalnya, sampai kapan pun, masyarakat membutuhkan pangan sebagai kebutuhan dasar. Selain itu, tingginya angka PHK di perkotaan, mendorong sebagian orang untuk beralih ke pertanian.
Selaras dengan minat masyarakat ke bidang usaha pertanian, ternyata komoditas ini pun meningkat di sektor ekspor. Selama tahun 2021, kopi menjadi komoditas ekspor utama di bidang pertanian dengan porsi 22,63 persen. Sementara di posisi kedua, ada buah-buah yang nilai ekspornya sekitar 14 persen.
Untuk rempah-rempah dan tanaman obat aromatik, ada peningkatan sebesar 13,19 persen. Semua data tersebut diungkapkan oleh Margo Yuwono, Kepala BPS, melalui konferensi pers, pada tanggal 15 November 2021.
Kemudian pada pertumbuhan ekspor bulanan, komoditas sarang burung walet tergolong tumbuh signifikan. Peningkatannya mencapai 52 persen daripada bulan sebelumnya. Selain itu, buah-buahan tahunan pun bertumbuh hingga 49,83 persen.
Sejalan dengan pertumbuhan ekspor bidang pertanian, kinerja sektor industri pengolahan ikut naik. Pada tahun 2021, tercatat 18,52 persen minyak kelapa sawit diekspor. Jumlah tersebut dihitung dari total nilai pengolahan sebesar USD 16,07 miliar.
Kemudian, produk kimia dasar organik mengalami peningkatan hingga 3,74 persen. Kontribusi totalnya mencapai 77,74 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Itulah ulasan singkat seputar fakta di balik manisnya berita ekspor dan impor yang beredar di Indonesia. Jika ingin mempelajari ekspor dan impor lebih mendalam, kamu bisa kuliah di jurusan Global Business Marketing BINUS UNIVERSITY.
Global Business Marketing merupakan jurusan yang mempersiapkan mahasiswa untuk berkarier di pemasaran internasional. Teori maupun praktik di jurusan ini diajarkan dengan memberikan tiga nilai utama, yaitu digitalisasi, dinamis, dan kreativitas.
Dengan demikian, selain bidang ekspor dan impor, kamu juga bisa mengembangkan diri di sektor periklanan, distribusi, serta pengembangan produk.