Melesat bak Kilat, Industri Video Game Tren di Tengah Pandemi
Baru-baru ini, pertumbuhan pengguna permainan daring di Indonesia meningkat pesat. Beberapa riset membuktikan adanya peningkatan pengguna online game hingga 75 persen yang didominasi usia produktif.
Riset juga dilakukan oleh sebuah perusahaan plat distribusi game Steam. Perusahaan ini menunjukkan rekor pengguna online game lebih dari 20 juta pada Maret 2020. Padahal, sepanjang tahun 2020, industri video game belum merilis permainan baru.
Lalu, benarkah pandemi COVID-19 menjadi salah satu penyebabnya? Berikut ini ulasan selengkapnya.
Alasan-Alasan di Balik Tingginya Peminat Online Game
Apa yang kamu rasakan ketika harus berada di rumah dalam waktu lama? Tentu ada perasaan bosan, bukan? Hal itu juga dirasakan oleh sebagian masyarakat di Indonesia. Karenanya, masyarakat kerap melakukan aktivitas atau hobi tertentu untuk mengurangi kejenuhan.
Salah satu cara untuk mengurangi kejenuhan tersebut adalah bermain online game. Bahkan, sebagian orang kerap mendapatkan uang hanya dengan menjadi gamer dadakan.
Tingginya peminat game juga disebabkan oleh kerinduan tiap individu untuk pergi ke suatu tempat. Karena tidak bisa melakukannya di dunia nyata, mereka menggantinya dengan pergi secara virtual.
Menurut Self-Determination Theory/SDT, keinginan individu untuk bepergian masuk dalam kategori tiga kebutuhan psikologis dasar. Ketiganya, yakni bertindak sesuai nilai individu, kompetensi, dan keterkaitan dengan orang lain.
Biasanya, keinginan untuk memenuhi kebutuhan psikologis tersebut didasari motivasi yang kuat. Misalnya, ketika seseorang terkunci di dalam rumah (lockdown) dan harus menjaga jarak sosial.
Saat lockdown, seseorang merasa terhambat dalam melakukan berbagai hal untuk melindungi keluarga maupun diri sendiri. Akhirnya, muncul rasa cemas, takut, dan kesulitan yang mendalam. Jika tidak dialihkan, perasaan itu bisa membuat seseorang lekas marah, insomnia, dan agresif.
Begitu pula ketika kebutuhan seseorang untuk bertemu orang lain terhambat, nantinya akan muncul kesulitan mengatur emosi. Kendatipun teknologi bisa menggantikan pertemuan di dunia nyata, rasanya tidak sama seperti interaksi tatap muka.
Dalam hal ini, game dianggap sebagai salah satu cara mengantisipasi terganggunya kesehatan mental dan fisik. Dengan demikian, kekebalan tubuh tiap individu tetap terjaga.
Dampak Tren Permainan Daring bagi Vendor Game Jenis Lain
Popularitas online game memberikan dampak positif bagi pengembangnya. Namun, di sisi lain, beberapa vendor game arcade harus menutup tempat operasional. Biasanya, game tersebut dioperasikan di bioskop, bar, restoran, dan pusat hiburan.
Salah satu perusahaan game arcade di Jepang yang mengalami kerugian tersebut adalah Sega. Tempat ini merupakan lokasi game terpopuler di Akihabara, Tokyo. Sayangnya, di masa pandemi, Sega Sammy mengumumkan akan menjual bisnis itu ke Genda Inc.
Sekitar 85 persen saham anak perusahaan Sega dialihkan ke Genda Inc. Sementara itu, sisa sahamnya masih dipertahankan oleh Sega. Namun, Sega tetap mengalami kerugian hingga USD 191 juta sampai akhir tahun 2020.
Sega beralasan, penjualan saham perusahaan terpaksa dilakukan karena pandemi memengaruhi bisnisnya. Bahkan, beberapa bulan ini, hanya sedikit pengunjung yang datang ke tempat game arcade. Meski menjelang akhir tahun kondisinya bisa dipulihkan, Sega tetap merasa ada masalah dalam pemulihan.
Dampak tidak menyenangkan pun menimpa pemilik warung internet (warnet). Menurut riset Games Industry, sekitar 130.000 warnet di Tiongkok gulung tikar. Pasalnya, pemerintah telah memberlakukan karantina dalam waktu lama.
Namun, usai karantina, minat masyarakat terhadap online game lebih besar daripada pergi ke warnet. Mereka sudah terbiasa berada di dalam rumah dengan segala fasilitas hiburan virtual.
Demikian sekilas tentang industri video game di masa pandemi COVID-19. Bisa dikatakan, pandemi membawa berkah bagi pengembang permainan daring. Jika ingin menjadi pengembang online game, kamu bisa melanjutkan ke Jurusan Game Application & Technology BINUS UNIVERSITY.
Dengan masuk ke jurusan tersebut, kamu akan mendapatkan pengetahuan dan skill untuk menciptakan teknologi game sekaligus mengembangkannya. Selain itu, mahasiswa Jurusan Game Application & Technology fokus mempelajari game secara desain, art, dan programming.
Comments :