Sebagai kota metropolitan, Tangerang identik dengan pusat industri dan manufaktur. Kawasan ini juga sarat modernisasi dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Dari sisi demografi, Tangerang tergolong padat penduduk.

Jadi, bagi kamu yang berencana kuliah di Tangerang, pastikan mengenal kota tersebut dengan baik, mulai dari budaya, kebiasaan masyarakat, makanan, hingga adat istiadatnya. Tidak hanya itu, kamu juga harus mengetahui tujuh fakta unik Tangerang berikut ini.

Kuliah

  • Kota Paling Nyaman di Jabodetabek

Tangerang disebut sebagai kota paling nyaman karena memiliki fasilitas lengkap. Kota ini pun bebas macet meskipun tergolong metropolis. Selain itu, kamu masih bisa menemukan lahan luas untuk tempat tinggal di Tangerang.

Soal transportasi, Tangerang menyediakan sarana lengkap, seperti KRL, bus, dan angkutan umum. Bagi kamu yang ingin ke luar negeri, pesawat juga tersedia di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

  • Sarat Sejarah

Tangerang adalah saksi bisu pelucutan senjata militer Jepang oleh Akademi Militer Tangerang dan Resimen IV Tentara Rakyat Indonesia (TRI). Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 25 Januari 1946. Namun, letusan tembakan membuat acara perundingan itu berubah menjadi perang.

Pertempuran Lengkong, itulah nama perang yang terjadi kala pelucutan senjata militer Jepang. Kini, kenangan kelamnya pertempuran Lengkong diabadikan dalam sebuah tugu di tengah perumahan Bumi Serpong Damai.

  • Memiliki Fauna Endemik

Jika biasanya fauna endemik ada di hutan atau pegunungan, ayam wareng justru tinggal di pinggiran Kota Tangerang. Ayam ini merupakan ras campuran Rusia dan Indonesia. Karena itu, ukuran tubuhnya lebih kecil daripada mayoritas ayam dengan jengger berwarna merah gelap sampai hitam.

Ciri khas lainnya, ayam wareng memiliki bulu berwarna hitam. Kemudian, pada paruh dan kakinya terdapat bintik-bintik putih. Secara keseluruhan, kaki ayam wareng berwarna hitam.

Penampilan ayam wareng diadopsi sebagai gambar dalam corak batik khas Tangerang. Masyarakat mengenalnya dengan nama Batik Wareng—yang bermakna “galak”. 

  • Buah Rambutan Parakan Khas Tangerang

Rambutan parakan memiliki daging tebal, serat halus, dan warna kulit merah tua. Buah ini juga berasa manis dan empuk saat dimakan. Selain itu, ukuran pohon rambutan parakan terbilang besar, berdaun lebat, serta rindang.

Awalnya, rambutan parakan diproduksi di kawasan Pagedangan, Legok, dan Cisauk. Ketiga daerah tersebut masih satu area dengan Perumahan Bumi Serpong Damai. Dulu, jumlah pohon rambutan parakan di kawasan itu sangat banyak. Namun sekarang, rambutan parakan mulai langka karena pohonnya kerap ditebang.

  • Tangerang Tempat Lahirnya Nyi Mas Melati

Pada zaman penjajahan, Tangerang memiliki seorang pahlawan wanita bernama Nyi Mas Melati. Tokoh ini tersohor karena ilmu kanuragan dan bela diri yang dimilikinya. Ia pun dikenal berani mengusir penjajah dari tanah Tangerang kala itu.

Konon, berkat kesaktiannya, Nyi Mas Melati sulit ditaklukkan oleh siapa pun. Karena itu, bagian tubuh Nyi Mas Melati harus dimakamkan secara terpisah ketika gugur di medan perang. 

  • Bangunan Pintu Air Sepuluh Ada di Tangerang

Selama kamu kuliah di Tangerang, pernahkah mengunjungi Pintu Air Sepuluh? Menurut cerita warga, Pintu Air Sepuluh didirikan pada tahun 1928. Namun, bangunan tersebut baru dioperasikan di tahun 1932 untuk mengairi sawah seluas 1.500 hektare.

Uniknya, banyak orang percaya, bahwa fondasi Pintu Air Sepuluh berasal dari kepala manusia. Menurut rumor, para pekerja dan tahanan kolonial Belandalah yang menjadi tumbal untuk menyangga bangunan tersebut.

  • Tangerang Kaya Kuliner 

Tangerang memiliki banyak kuliner khas yang identik dengan rasa gurih, pedas, dan berkuah. Biasanya, kuah tersebut dicampur bumbu tradisional dari bahan rempah. Beberapa contoh makanan berkuah khas Tangerang, antara lain nasi jagal, taoge goreng, pecak gabus, dan sayur besan.

 

Demikian ulasan tentang tujuh fakta unik di Tangerang yang harus kamu pahami selama kuliah di sana. Kalau ingin mengetahui hal-hal unik lainnya, pastikan membangun komunikasi dengan masyarakat setempat.

Kamu bisa mempelajari teknik berkomunikasi di Jurusan Mass Communication BINUS UNIVERSITY. Selain itu, jurusan tersebut mengajarkan cara berkomunikasi lisan dengan kelompok masyarakat yang memiliki budaya berbeda.