Agar terlihat indah dan terasa nyaman, interior suatu ruangan perlu didesain dengan inovasi yang baik. Desain interior bukan hanya mementingkan estetika ruangan, tetapi juga memperhatikan aspek fungsionalitasnya. Sebisa mungkin, desain interior yang dipakai dapat membuat pengguna ruangan beraktivitas dengan nyaman. 

Estetika sekaligus kenyamanan, itulah yang dipegang Rizquite Tsania, Binusian 2022, mahasiswa Program Studi (Prodi) Interior Design BINUS@MALANG sebagai pedoman berkarya. Berbekal pedoman itu, ia berhasil menjuarai ajang Open Call Indonesia Creative (OCIC) 2020. Binusian yang akrab dipanggil Caca juga memperoleh kesempatan untuk menampilkan hasil inovasi karyanya di Salone del Mobile, Milano 2021. 

Inspirasi dari Sunset

Inovasi

Caca ternyata mendapatkan inspirasi dari tempat yang tak terduga. Saat berlibur ke Bali pada 2019 lalu, ia sempat terpesona dengan keindahan pemandangan matahari terbenam (sunset). Sunset di Bali memang terkenal dengan keindahannya. 

Dari sanalah lahir “Sandhya”, desain kursi dengan aspek visual dari matahari terbenam. Asal muasal kata Sandhya berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti “senja”. Itulah sebabnya, ia memilih kata itu untuk menamai furnitur hasil desainnya. 

Pada akhirnya berhasil menjadi juara dan lolos ke pameran internasional tidak terbayangkan oleh Caca sebelumnya. Tak mau kecewa, ia memang tidak memiliki ekspektasi sejauh itu terhadap karyanya. “Awalnya, aku nggak mau ekspektasi juga karena takut jatuh,” kata Caca. Akan tetapi, tanpa ia sangka-sangka, Sandhya lolos hingga ke babak 20 besar. 

Melalui Proses Perubahan

Jika dirunut ke belakang, Sandhya sebenarnya bermula dari tugas UAS yang dikerjakan Caca. Pertama kali, desain kursinya itu dinamai “Mentari”. Selama menjalani proses asistensi dengan dosen, Caca melakukan beberapa inovasi pada desainnya, salah satunya mengubah bentuk sandaran kursi.

Bukan hanya itu, nama desain pun diganti menjadi “Sandhya”. Proses perubahan ini menurutnya tidak mudah dan cukup memakan waktu dan tenaga. 

Atas perjuangannya, Caca lolos ke tahap 4 besar. Pada tahap ini, ia harus mempresentasikan hasil karyanya di depan para kurator. Ia juga diminta menjawab berbagai pertanyaan dari para kurator mengenai desain karyanya. 

Proses presentasi dan tanya jawab tersebut sempat membuatnya cemas. Namun, Caca berhasil melaluinya dan tampil dengan baik hingga meraih juara OCIC 2020.

Gunakan Kesempatan

Caca berharap, inovasi karya selanjutnya dapat diproduksi dengan kualitas terbaik. Ia juga ingin agar hasil karya tersebut dapat dipasarkan secara internasional pada masa mendatang. Ini merupakan harapan yang realistis dan penuh prospek. 

Setelah menjuarai OCIC 2021, Caca tentu mendapatkan benefit khusus. Karyanya memiliki kesempatan untuk dilirik oleh vendor. Ia pun berharap akan mendapatkan vendor terbaik untuk mengimplementasi hasil karya desainnya.

Untuk para Binusian, Caca menekankan pentingnya memanfaatkan kesempatan sebaik mungkin, “Jika punya kesempatan, pakailah sebaik-baiknya. Apalagi pada masa pandemi ini malah makin banyak lomba yang diadakan. Manfaatkan waktu dengan baik. Siapa tahu, kita malah bisa menang,” tutup Caca. 

Nah, jika kamu ingin meraih prestasi seperti Caca, ada beberapa sikap yang perlu dimiliki. Pertama, sigap menangkap inspirasi. Di mana pun berada dan apa pun aktivitas yang dilakukan, jangan lewatkan inspirasi yang muncul. Tangkap dan jadikan sebagai karya yang bermanfaat.

Kedua, jangan menyerah. Untuk menghasilkan inovasi karya terbaik, dibutuhkan usaha dan kerja keras. Perubahan demi perubahan perlu dilakukan demi mendapatkan polesan terbaik. Jadi, jangan mudah merasa puas dengan hasil yang didapatkan saat ini. 

Terakhir, seperti pesan Caca, manfaatkan tiap kesempatan yang ada di depan mata. Lakukan yang terbaik, apa pun target yang ingin dicapai. Niscaya, kamu akan berhasil menjadi Binusian yang penuh prestasi. Tidak terlalu sulit, bukan? Semoga bermanfaat!