Jakarta, 19 Oktober 2020 – Keterampilan non-teknis atau softskill merupakan komponen utama yang harus dimiliki oleh setiap lulusan universitas. Oleh sebab itu, universitas harus mampu menciptakan sistem pembelajaran yang menanamkan dan memperkuat berbagai softskill para mahasiswanya. BINUS UNIVERSITY, sebagai salah satu universitas unggulan di Indonesia, hadir dengan program yang mengimplementasikan pendidikan yang seimbang antara keterampilan teknis dan non-teknis dalam sistem pembelajarannya, yakni Program (2+1)+1. Program (2+1)+1 adalah program dimana BINUSIAN mengikuti 2 tahun pembelajaran di BINUS@MALANG, 1 tahun di kampus BINUS UNIVERSITY yang ada d kota lain, dan 1 tahun program Enrichment.

Program dimana BINUSIAN mengikuti perkuliahan selama 1 tahun di kampus BINUS yang ada dikota lain dikenal dengan nama Mobility Program. Melalui Mobility Program, BINUSIAN dapat belajar dengan kurikulum, fasilitas, dan berbagai hal-hal lain terkait bidang akademis dan non-akademis di kampus BINUS@GREATER JAKARTA sekaligus memperluas jaringan koneksinya. Melalui program ini pula, BINUSIAN dapat memperoleh pemaparan dari para dosen yang sudah lebih senior dan merupakan praktisi di dalam industrinya masing-masing.

Salah satu BINUSIAN dari BINUS@MALANG, Fauzan Zahran, menyampaikan bagaimana Mobility Program berhasil memperluas wawasannya sekaligus mendorongnya keluar dari zona nyaman. Awalnya, BINUSIAN 2021 yang akrab dipanggil Ojan ini termotivasi mengikuti Mobility Program karena disarankan oleh Ibundanya. Ibunda Ojan tertarik untuk mengikutkan sang anak dalam Mobility Program setelah mendapatkan pemaparan mengenai Program (2+1)+1 melalui acara Parents Gathering. Setelah sampai di Jakarta, tanpa diduga terdapat banyak benefit yang Ojan rasakan. Selama mengikuti Mobility Program, Ojan yang merupakan BINUSIAN dari Prodi Visual Communication Design ini, mengambil peminatan New Media di Kampus Kemanggisan BINUS@GREATER JAKARTA. Keuntungan paling menonjol yang Ia rasakan adalah fasilitas kampus dan dosen pengajarnya.

Selama di Jakarta, Ojan mendapatkan pemaparan ilmu dan pengetahuan praktis mengenai Industri Desain dari praktisi yang memiliki keahlian dan jam terbang yang tak perlu diragukan lagi. Baginya, salah satu dosen favoritnya di BINUS@GREATER JAKARTA adalah Bapak Hastjarjo Boedi Wibowo, S.Sn., M.Sn, yang merupakan Ketua Umum Asosiasi Profesional Desain Komunikasi Visual Indonesia (AIDIA). Selain pengalaman di kelas, Ojan juga banyak memiliki pengalaman berkesan bersama dengan teman-temannya di Jakarta. Dimulai dari pengalaman mengatasi perbedaan budaya dengan teman-teman di Jakarta hingga pengalaman mengeksplor kota Jakarta untuk mencari referensi desain. Berbicara mengenai perbedaan budaya, Ojan sempat merasakan culture shock. Meski begitu, dirinya dapat belajar untuk beradaptasi dengan baik dan cepat.

Ojan juga semakin belajar untuk hidup mandiri dan mengeksplor segala potensi dalam dirinya. Bisa dibilang pengalamannya selama di Jakarta membuatnya keluar dari zona nyamannya di Malang. Selama di Jakarta, Ojan banyak belajar untuk mengelola waktu dan keuangannya. Ia juga belajar untuk menggunakan kebebasan yang dimilikinya selama jauh dari orang tua dengan bertanggung jawab.

“Saya dan teman saya juga awalnya takut banget, karena adanya stereotip dan biaya hidup. Tapi kita juga harus melihat the bright side dan jangan melihat sesuatu dari negatifnya saja. Jadi jangan langsung mengambil kesimpulan hanya karena omongan orang lain.” Ungkap Ojan.

Kedepannya Ojan berharap agar semakin banyak peserta yang ikut dalam Mobility Program. Baginya, Mobility Program bukan hanya sekedar pindah kampus dan belajar di suasana yang baru, namun juga akan banyak pelajaran hidup yang didapatkan untuk kesuksesan di masa depan.

“Kalau mau mendapatkan keajaiban, harus keluar dari zona nyaman” Tutup Ojan.