Jakarta – Masakan peranakan punya racikan unik perpaduan Melayu dan China. Seperti nasi lemak dan kwetiau sirem sedap yang ada di rumah makan ini.

 

 

Masakan Peranakan atau dikenal juga dengan masakan Nyonya merupakan hidangan akulturasi antara kuliner China dan Melayu. Karena itu hidangan peranakan populer di Singapura, Malaysia hingga Indonesia.Umumnya merupakan perpaduan bahan dan teknik memasak khas China dengan rempah dan bahan lokal. Perpaduan ini melahirkan citarasa baru yang unik. Mudah diterima oleh lidah hampir semua orang Asia.

Masakan Peranakan bukan hanya dinikmati warga keturunan China tetapi banyak yang sudah dinikmati oleh masyarakat muslim setempat. Karena ada yang diracik sebagai makanan halal. Seperti aneka jenis racikan bakmi di berbagai kota di Indonesia yang memakai bahan dan bumbu lokal.

Sebuah tempat makan baru dengan menu Peranakan hadir di Jakarta dengan harga terjangkau, serta ramah untuk umat muslim. Kamu bisa mengunjungi Ho Jiak Restaurant yang lokasinya ada di Jl. Kyai H. Syahdan No.104A lantai 2, Palmerah, Jakarta Barat. Tepatnya berada di sebrang BINUS Syahdan.

Tempatnya tak begitu besar dan terkesan tersembunyi karena berada di lantai 2 bangunan yang ada di kawasan sama dengan Selembar Pizza. Interior Ho Jiak cukup unik dan kekinian. Ada beragam gambar grafis ‘Ho Jiak Lai Lai’ yang ditempel di dinding dengan hiasan grafis neon yang kekinian.

Nama ‘Ho Jiak’ dalam dialek Hokian artinya ‘enak’. Danny selaku Owner Ho Jiak menjelaskan kenapa memberikan nama tersebut.

“Ho Jiak kan artinya enak kan, jadi tuh kayak doa gitulah.” ujar Danny Owner Ho Jiak pada detikcom (2/8).

Menu yang mereka tawarkan tidak terlalu banyak. Antara lain nasi lemak kari, nasi lemak rendang, laksa, mie gosong, kwetiau gosong dan kwetiau sirem. Dengan pilihan minuman kopi/teh hitam dan kopi/teh susu.

Kami tertarik mencicipi hidangan khas Peranakan, Nasi Lemak Kari ukuran kecil (Rp 28.000), Kwetiau Sirem (Rp 28.000), dan Laksa (Rp 28.000). Nasi Lemak Kari disajikan di atas piring berlapis enamel yang dilapisi daun pisang.

Yang menarik kari ayamnya, warnanya kuning tua dengan kuah santan kental dan aroma daun kari yang semerbak. Jenis kari berbumbu ringan ini pas buat menghabiskan nasi gurih yang tak terlalu besar porsinya.

Pengaruh kuliner China yang gampang dilacak di seluruh dunia adalah dalam olahan mie dan sejenisnya. Seperti Kwetiau Sirem bergaya Medan ini. Tampilannya sangat sederhana. Kwetiau berkuah kental ini ditaburi bawang merah goreng serta potongan daun bawang.

Kuahnya kental dengan serabut telur yang diaduk dalam kuahnya dan campuran sosis. Kwetiaunya lentur lembut dengan rasa merica yang cukup kuat. Kwetiau ini paling enak diseruput bersama kuah kentalnya dan harus dimakan selagi hangat.

“Kalau di Sumatera biasanya kita pakai daging kepiting juga sih. Jadi daging kepiting disuwir terus diaduk. Nah, tapi karena kita nggak bisa mendapatkan influence itu dengan harga seperti itu jadi kita gantikan dengan telur. Tapi looksnya kita tetap meniru seperti yang ada.” ujar Danny menjelaskan alasannya memakai telur.

Pilihan menu di sini memang tak banyak. Jika kamu mau icip-icip makanan Peranakan, bisa mampir ke sini. Harganya ramah di kantong dan kalau lapar bisa pilih porsi besar. Tempat makannya juga nyaman dan cozy walaupun tidak terlalu besar.

Ho Jiak Restaurant
Jl. Kyai H. Syahdan No.104A
lantai 2, Palmerah, Jakarta Barat
Sebrang BINUS Syahdan
Instagram @hojiak.id

Sumber : https://food.detik.com/resto-dan-kafe/d-5117994/ho-jiak-sedap-nasi-lemak-dan-kwetiau-sirem-khas-peranakan