Jakarta, 21 Juli 2020 – Dalam masa pandemi COVID-19, tidak sedikit masyarakat yang membuka usaha dengan berjualan makanan atau bidang lainnya melalui platform online, namun tidak sedikit juga usaha yang diharuskan tutup atau gulung tikar. BINUS UNIVERSITY, dalam mewujudkan visinya untuk membina dan memberdayakan Indonesia di tengah keadaan pandemi yang memaksa banyak orang untuk menutup usahanya ini, berinisiatif untuk menyelenggarakan acara studium generale yang bertujuan untuk memberikan pemaparan dan edukasi terkait entrepreneurship dan bagaimana menghadapi era new normal ini sebagai seorang entrepreneur. Acara kali ini dihadiri oleh dua narasumber yaitu Kaesang Pangarep yang merupakan putra bungsu dari Presiden RI ke-7 dan juga seorang Enterpreneur muda yang sudah memiliki beberapa usaha serta Prof. Dr. Ir. Harjanto Prabowo, M.M. selaku Rektor BINUS UNIVERSITY

Entrepreneur sendiri dapat diartikan sebagai orang yang memiliki jiwa bisnis dan memanfaatkan peluang bisnis menjadi usaha baru yang dapat bertahan. Kaesang seorang entrepreneur muda yang sudah mendirikan beberapa usaha yaitu Sang Pisang, Ternakkopi, dan Yam Ayam. Dari Kaesang kita juga mengetahui bahwa di era new normal ini tidak sedikit juga outlet dari beberapa usahanya yang harus ditutup karena tidak dapat dipertahankan. Tidak hanya itu, Kaesang juga mengubah strategi usahanya dengan menyiapkan makanan beku (frozen food) yang ditujukan untuk menjaga kualitas makanan yang ada. Bagaimana strategi bisnis seorang Kaesang dalam memulai usaha baru? Menurut Kaesang, dalam memulai sebuah usaha sangat diperlukan seorang partner usaha yang harus saling mengerti keadaan sesame partner, selain itu juga harus memedulikan rasa dari makanan yang harus dilakukan dengan konsisten.

Lalu bagaimana tips dari BINUS sendiri untuk bisa mengadakan banyak entrepreneur baru? Prof. Harjanto menyampaikan bahwa BINUS UNIVERSITY bekerja melahirkan entrepreneur-entrepreneur handal melalui pengembangan lingkungan dan akademik agar banyak anak muda punya kesempatan untuk mengembangkan diri. Selain itu, BINUS juga melakukan pengembangan kurikulum dan program studi dalam bentuk mata kuliah Entrepreneurship.

Apa saja kontribusi yang sudah dilakukan Kaesang untuk mendukung entrepreneur atau generasi milenial yang mulai menduduki banyak peran dalam masyarakat? Melalui GK Hebat, Kaesang dapat menemukan banyak entrepreneur baru yang bisa bergabung dibawah GK Hebat, dan melakukan kerjasama dengan beberapa usaha yang memiliki sedikit outlet. Dengan membawa makanan untuk sample dan akan dilakukan investasi kepada usaha tersebut. Dengan tujuan untuk meningkatkan standarisasi yang ada di UMKM.

Kontribusi BINUS dalam mendukung entrepreneur di masa new normal dilakukan dengan menjadikan BINUS sebagai kampus yang terbuka karena tidak hanya mahasiswa, tetapi juga masyarakat dengan melalui teknologi. Disaat pandemi, BINUS terus membangun teknologi pangan dengan membangun lab yang ada agar membuat produk menjadi menghasilkan produk yang awet, enak tetapi tanpa bahan pengawet yang berbahaya. Seperti yang kita ketahui, entrepreneurship sangat dibutuhkan untk validasi pasar, pengembangan ide maupun produk yang ada. BINUS merupakan salah satu universitas yang mempunyai system dual mode yaitu sistem jarak jauh yaitu online learning yang pada saat pandemi ini tidak terganggu, lalu sistem yang berbasis kampus yang diharuskan menjadi learning from home disaat pandemi ini. Seorang entrepreneur membutuhkan interaksi yang banyak dalam rangka menjalin networking, di masa sebelum pandemi hal ini menjadi mudah untuk melakukan validasi pasar dan yang lainnya, tetapi saat kondisi seperti ini, salah satu caranya yaitu beralih ke media digital dan market place, salah satunya bisanara.com, sebuah prototype dari BINUS UNIVERSITY yang disiapkan untuk validasi pasar. Karena ide saja tidak cukup, melainkan memerlukan validasi pasar untuk membuat bisnis menjadi berkembang dan juga bekerjasama dengan beberapa marketplace untuk mempermudah validasi pasar untuk mahasiswa.

Selain membagikan cerita kesuksesannya dalam berwirausaha, Kaesang juga menyampaikan cerita kegagalannya dalam berbisnis. Hompimpa, sebuah boardgame yang dibangun oleh Kaesang yang mengalami kegagalan terutama akibat kurangnya apresiasi dari masyarakat Indonesia terhadap permainan board. Dengan kegagalan tersebut, ada beberapa hal yang dapat dipetik menurut Kaesang, yaitu dengan menjadikan sebuah kegagalan tolak ukur untuk sukses, menganggap itu adalah sebuah pengalaman, dan dinikmati. Dengan berbagai cerita pengalaman yang dibagikan oleh Kaesang dan Prof. Harjanto, diharapkan para peserta dapat memetik pelajaran dan menjadi lebih semangat dalam meraih cita-cita menjadi entrepreneur. Selain itu, para Binusian juga diharapkan dapat menumbuhkan jiwa fostering dan empowering-nya dengan menjadi entrepreneur yang mampu menciptakan banyak lapangan pekerjaan baru. Dengan begitu, kesejahteraan masayarakat Indonesia dapat semakin meningkat dan semakin mampu bersaing di dunia global.