Jakarta, 20 Mei 2020 – Kemajuan perokonomian di Indonesia dapat dengan jelas terlihat dengan tingginya pertumbuhan atau dibukanya hotel berbintang yang hampir merata di setiap provinsi, tidak hanya di kota-kota besar namun juga di daerah-daerah. Kemajuan tersebut juga membuka kesempatan bagi operator hotel untuk dapat menunjukkan kemampuan yang dimiliki agar dapat terus memiliki properti untuk dikelola. Beberapa contoh operator hotel yang telah sukses menjalankan bisnisnya antara lain Accor, IHG, Hyatt, dan Marriott. Tidak hanya operator hotel dari luar negeri, Indonesia juga memiliki banyak operator hotel yang telah sukses, yakni Santika, Sahid, Dafam, dan Aryaduta. Archipelago lahir sebagai salah satu operator hotel di Asia Tengara. Berawal dengan satu brand: Aston Hotel, yang kemudian berkembang dengan berbagai brand-brand hotel lainnya seperti The Alana, Kamuela, Fave, NEO, Quest, dan Harper, Archipelago International sudah terbukti dapat memberikan pelayanan dan kepuasan pelanggan dengan terus tumbuh pembangunan hotel-hotel baru, tidak hanya di Indonesia juga di luar negeri.

Memahami akan semakin pentingnya pemahaman Binusian dari perhotelan dan ilmu komunikasi, saat ini dan saat mendatang, BINUS UNIVERSITY berinisiatif untuk mengadakan studium generale bersama John Flood,MBA, President & CEO Archipelago International. Studium generale kali ini berjudul “Studium Generale with Archipelago International: Archipelago Transformation “Managing Multi Brands Across the Globe”. Selain pemahaman akan dunia perhotelan secara umum, John Flood turut memberikan insight terkait operasional dunia perhotelan kedepannya setelah terdampak pandemi COVID-19 yang saat ini sedang terjadi. John Flood selaku eksekutif yang telah berpengalaman dalam dunia perhotelan, merangkumkan langkah-langkah yang wajib dilakukan apabila pebisnis hotel ingin mengembangkan usahanya ke daerah-daerah atau negara-negara dengan budaya yang berbeda dari tempat asalnya.

Beberapa langkah-langkah tersebut antara lain memahami bagaimana regulasi masing-masing daerah yang seringkali menjadi batu sandungan bagi para pebisnis dalam mengembangkan usahanya di area yang baru. Selain itu, pemahaman akan budaya masyarakat, baik itu adat istiadat maupun budaya kehidupan sehari-hari dari masyarakat dalam daerah tersebut juga penting untuk dimiliki. Berbekal pengetahuan dan pemahaman tersebut, operator hotel dapat lebih mudah menarik target pasarnya dan melayani mereka dengan lebih efektif dan efisien. Terkait dengan bagaimana hotel-hotel harus beroperasi, baik di tengah pandemi COVID-19 maupun setelah ini, John Flood memaparkan bahwa higienitas akan semakin diperhatikan dengan hati-hati. Contohnya, jumlah makanan buffet dalam restoran di hotel akan dikurangi dan makanan akan lebih banyak diantarkan oleh waiter yang tentunya telah terjamin kesehatan dan kebersihannya.

Dengan berbagai wawasan yang disampaikan dalam studium generale ini, diharapkan para peserta dapat semakin memahami mengenai dunia perhotelan dan bagaimana menyesuaikan layanan yang diberikan kepada konsumen di berbagai tempat yang berbeda. Para peserta, baik mahasiswa maupun praktisi diharapkan dapat tetap optimis dalam berkarya di bidang perhotelan meski saat ini sedang berada di tengah serangan pandemi COVID-19.