Dua puluh lima ahli konstruksi asal Jepang datang ke BINUS UNIVERSITY dan saling bertukar pikiran dengan BINUSIAN.

Negara Jepang secara geografis berada di garis Pasifik dan Monsoon Asia. Itulah sebabnya, negara Jepang sering berhadapan dengan berbagai bencana alam, seperti: badai taufan, tsunami, dan gempa. Menyadari akan bahaya yang mengancam, warga Jepang pun selalu siaga terhadap bencana-bencana tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan oleh warga Jepang untuk memproteksi diri dari serangan bencana alam adalah dengan merancang rumah atau bangunan yang kuat sehingga dapat melindungi mereka dari bencana yang mengancam.

Dari waktu ke waktu, warga Jepang semakin piawai dalam menciptakan rumah atau bangunan yang “anti bencana”. Inovasi yang mereka lakukan pun terkenal hingga ke berbagai penjuru dunia, negara-negara lain pun berbondong-bondong mempelajari teknik yang digunakan oleh warga Jepang dalam membuat sebuah bangunan. Negara Jepang kini menjadi contoh pembangunan bangunan, rumah, dan infrastruktur masal.

Ternyata, Indonesia dan Jepang memiliki kesamaan dari segi topografi, banyak sekali terjadi bencana alam, seperti gempa bumi, tsunami, ledakan gunung, banjir, longsor, kekeringan kebakaran hutan, dan lain-lain. Melihat kesamaan itu, BINUS UNIVERSITY melalui BINUS Career bekerja sama dengan Nihon Consulting Group, menghimpun BINUSIAN dan perusahaan-perusahaan konstruksi Jepang untuk duduk bersama membahas konstruksi bangunan.

Kegiatan diskusi bersama diatas, diadakan pada Kamis (18/6) di Kampus Syahdan BINUS UNIVERSITY dan dinamakan “Group Discussion on Construction Engeneering”. Pada kegiatan ini, hadir 25 perwakilan perusahaan konstruksi dari Jepang, 100 BINUSIAN dari program studi Arsitektur, Teknik Sipil, dan Desain Interior.

Dalam kesempatan ini, topik utama yang dibahas adalah perkembangan teknologi konstruksi dunia dan peranan perusahan konstruksi Jepang dalam rangka turut serta membangun negara di dunia melalui jasa konstruksi gedung, jalan raya, jembatan dan lainnya. Selain itu, kesempatan ini juga menjadi ajang perkenalan program pendidikan teknik konstruksi di Indonesia kepada perusahaan konstruksi Jepang.

Kesempatan ini tentunya merupakan kesempatan emas bagi BINUSIAN, karena dapat berjumpa dengan banyak pakar-pakar konstruksi dari Jepang dalam sebuah kesempatan. BINUSIAN yang hadir dalam kesempatan ini mendapatkan kesempatan khusus untuk berinteraksi langsung dengan praktisi industri di bidang konstruksi dari Jepang, pengetahuan serta isu terkini seputar konstruksi, dan kesempatan membangun jaringan dengan perusahaan sebagai preferensi karir mereka setelah lulus nanti.

Semoga kegiatan ini mendatangkan wawasan baru bagi BINUSIAN. BINUSIAN juga diharapkan semakin siap menghadapi dunia kerja di masa yang akan datang. (IV)