TRIBUNLAMPUNG.CO.ID – Kita sering mendapati anak yang kehadirannya tidak diharapkan. Hal ini umumnya terjadi ketika kehamilan yang terjadi sebenarnya tidak direncanakan. Penyebabnya karena ketidaksiapan orangtua secara mental, fisik, dan ekonomi, sehingga orangtua tak mampu memberikan cinta tak bersyarat (unconditional love ) pada anak tersebut, demikian menurut Harucha Aly, MS., LPC., psikolog dari RSU Bunda Jakarta.

Sikap orangtua terhadap anak yang kehadirannya tidak diharapkan (Unwanted Child/UC) mulai dari neglect (menelantarkan) dan abuse (perlakuan kurang baik). “Mulai dari tidak memberikan kasih sayang apa adanya dalam bentuk support mental, medis, finansial, education , dan hal spesifik lainnya yang anak butuhkan. Khususnya jika anak tersebut lahir tergolong kategori anak yang membutuhkan hal-hal spesial,” jelas Harucha.

Padahal, anak yang kehadirannya tidak diharapkan bisa mengalami gangguan dalam tumbuh kembangnya. Dari kesulitan belajar hingga merasa tidak diterima oleh lingkungannya.

Lalu, apa yang harus dilakukan orangtua dan bagaimana mengubah sikap orangtuaagar anak merasa dicintai? “Jika ya, mulailah mengubah sikap dengan lebih peduli terhadap kehidupan anaknya saat ini.”

Misalnya, jika anak sudah berusia 7 tahun dan menunjukkan ketertarikan akan main basket, cobalah bersikap tulus dan memulai mengajak anak terlibat bersama dalam aktivitas yang berkaitan dengan minat anak. “Melakukan konseling psikologi adalah bentuk konstruktif aktivitas yang bisa dilakukan orangtua untuk memproses apa pun perasaan unwanted mereka terhadap anak,” tambahnya.

Jangan lupakan juga perasaan UC. “Jika bersedia menerima konseling psikologi, lakukanlah untuk memroses perasaan unwanted tersebut. Lewat proses anak diharapkan dapat insight kenapa saya tidak diinginkan oleh orangtua?” kata Harucha yang juga aktif di Psychological Services Center and Laboratory Binus Kemanggisan.

Tidak ada patokan pasti anak yang nakal atau manis adalah gambaran dari UC. “Yang jelas ketika anak merasa kebutuhannya tidak terpenuhi oleh keluarga yang tidak sehat dari orangtuanya, anak akan berespons negatif atau positif tergantung dari keluarganya seperti apa. Dan bagaimana cara orangtua menunjukkan ekspresi emosi, cinta, dan perhatian ke anaknya.”

Jika anak manis dan patuh, orangtua terlihat sayang kepada mereka yang UC, maka anak akan berusaha menjadi anak yang manis untuk mendapat kasih sayang orangtuanya tersebut. “Jadi, sifatnya lebih ke pendekatan, berikan pujian jika perilakunya membaik, kasih peringatan kalau perilaku anak buruk.”

Apakah perilaku itu bisa diperbaiki? Tergantung dari kesadaran orangtua mau mengubahnya atau tidak. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan orangtua agar anak merasa dicintai:

✔ Meningkatkan kesadaran dengan cara mendidik diri sendiri. Dampak anak yang tidak diinginkan akan membantu membuka mata orangtua atas tindakan egois mereka.

✔ Membangun kembali kemampuan komunikasi antara orangtua dengan anak-anak melalui bantuan seorang profesional.

✔ Menggunakan sistem keluarga sebagai pendukung untuk membantu agar anak merasa dicintai dan diterima. “Kalau tidak ada sistem keluarga yang konstruktif, gunakan lembaga-lembaga keagamaan atau teman-teman yang mendukung anak untuk merasa dicintai dan perawatan.”

✔ Dokter anak, dokter kandungan dan psikolog perlu meningkatkan pengetahuan akan dampak UC. “Sehingga bisa mendeteksi seberapa jauh dampak negatif yang sudah terjadi sejak konsepsi pada ibu dan anak. Dan bila sudah terjadi dapat menyarankan ke mana seharusnya orangtua mencari bantuan profesional.”

 

Sumber :
http://lampung.tribunnews.com/2015/04/06/beberapa-hal-yang-bisa-dilakukan-orangtua-agar-anak-merasa-dincintai?page=2