Terlepas dari berbagai isu politik yang ada di Indonesia, kita sudah selayaknya bangga menjadi warga negara Indonesia. Dengan segala kekayaan yang Indonesia miliki, mulai dari kekayaan bahasa, budaya, hasil bumi, tambang, hingga sumber daya manusianya yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi selama beberapa tahun belakangan ini. Indonesia berhasil menempati posisi 16 besar dalam Group of Twenty (G-20). G-20 adalah kelompok 19 negara dengan perekonomian terbesar di dunia ditambah dengan Uni Eropa. Indonesia merupakan satu-satunya negara ASEAN yang masuk ke dalam G-20, dan dapat dimasukkan dalam kelompok menengah di dalamnya bersama dengan negara-negara maju seperti Amerika, Inggris, Korea Selatan dan Jepang.

Tentunya keberadaan Indonesia pada G-20 tidak terlepas dari andil perkembangan manajemen bisnis internasional Indonesia sendiri. Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak potensi sumber daya alam maupuan sumber daya manusia dan terletak di jalur strategis secara geopolitik, tanpa manajemen bisnis yang baik semua potensi tersebut tidak berarti sama sekali.

Menurut Ball dan Wendell, bisnis internasional merupakan bisnis yang kegiatan-kegiatannya melewati batas-batas negara. Definisi ini tidak hanya termasuk perdagangan internasional dan pemanufakturan di luar negeri, tetapi juga industri jasa yang berkembang d bidang-bidang seperti transportasi, pariwisata, perbankan, periklanan, konstruksi, perdagangan eceran, perdagangan besar dan komunikasi masa. Bisnis internasional adalah bisnis yang melibatkan aktifitasnya melewati lintas batas-batas Negara1.

Boleh dikatakan sejak zaman penjajahan Belanda, Indonesia yang saat itu masih dikenal dengan Hindia Belanda, telah melakukan bisnis internasional, melalui kegiatan perdagangan komoditi asli Indonesia. Hal ini mengindikasikan bahwa Indonesia merupakan permata dalam bisnis internasional. ?Indonesia merupakan pasar yang luas, dengan sumber daya yang besar dengan dua ratus lima puluh juta penduduk, posisi yang strategis secara geopolitik, dan menjadi negara tujuan investasi dari banyak investor asing. Kalau tidak dikelola dengan manajemen bisnis yang baik, akan sangat disayangkan,? ujar Prof. Tirta Mursitama.

Perkembangan bisnis Indonesia menurut Prof. Tirta Mursitama, tidak terlepas dari sinergi yang dikenal dengan triple helix, yaitu: antara pelaku bisnis, akademisi, dan pemerintah. Sebagai seorang akademisi yang menggeluti bidang manajemen bisnis internasional, Prof. Tirta menjelaskan peranan akademisi dalam perkembangan bisnis internasional adalah untuk membentuk pelaku bisnis yang kompeten, melakukan penelitian terhadap suatu fenomena bisnis dan memberikan saran kepada pelaku bisnis serta pemerintah untuk perkembangan bisnis internasional Indonesia.

Prof. Tirta juga memelihat perkembangan manajemen bisnis Indonesia sudah sangat maju dan sudah mengikuti perkembangan dunia. ?Indonesia memiliki standar yang tidak kalah dengan dunia global. Indonesia juga memiliki manajemen asli Indonesia yang unik. Misalnya dengan jumlah penduduk yang besar dan segala perbedaan budaya di dalamnya, Indonesia sudah terbiasa dengan keanekaragaman budaya, sehingga dalam menjalankan bisnis internasional hal tersebut bukan merupakan sebuah hambatan.? Terang Prof. Tirta.

Meskipun demikian, Indonesia masih harus berupaya untuk memajukan dan meningkatkan kuantitas dan kualitasnya dalam bisnis intenasional. Prof. Tirta menerangkan, tantangan terbesar bagi Indonesia saat ini adalah untuk meningkatkan kemampuan perusahaan-perusahaan lokal menjadi perusahaan yang berkualitas internasional sehingga memiliki daya saing internasional, atau biasa disebut dengan strategi internasionalisasi. Sangat disayangkan banyak perusahaan lokal dengan potensi pasar besar belum menjamah pasar internasional. Ketidakberanian pelaku bisnis untuk menjamah pasar internasional, bisa disebabkan juga karena mereka terlalu terbuai dengan pasar nasional yang sudah luas.

Melihat kondisi dan perkembangan bisnis intenasional saat ini, Prof. Tirta beharap agar pendidikan manajemen bisnis Indonesia kedepannya menerapkan strategi internasionalisasi sebagai salah satu fokusnya, sehingga dapat mendorong pelaku bisnis untuk bersaing di dunia global. Selain internasionalisasi, Prof. Tirta juga melihat bahwa menjamin stabilitas politik dan keamanan Indonesia juga perlu mengalami perbaikan untuk menarik investor.

Dengan segala kekayaan, potensi, dan keunggulan-keunggulan yang dimiliki Indonesia tersebut, Indonesia membutuhkan tenaga-tenaga pendidik yang handal dalam meningkatkan posisinya di dunia bisnis internasional. Sebagai seorang akademisi, Prof. Tirta melihat bahwa banyak hal yang dapat dilakukan oleh seorang tenaga pendidik untuk memajukan bisnis internasional. Pertama, dengan menjadi akademisi yang profesional dan memiliki keunggulan khusus di bidang yang digelutui, sehingga dapat menyiapkan generasi berikutnya menjadi pelaku bisnis intenasional yang cakap dan melakukan penelitian terhadap fenomena bisnis yang ada. Kedua, membagikan buah-buah pemikirannya kepada publik sehingga diketahui secara luas dan memberikan inspirasi untuk berbuat lebih baik. Ketiga, dengan ikut serta membangun kerja sama dan jejaring internasionalapalagi menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.

BINUS UNIVERSITY sebagai sebuah institusi pendidikan yang juga memiliki visi internasionalisasi ?A World-class university, in continues pursuit of innovation and enterprise? bersungguh-sungguh dalam membangun sumberdaya manusia yang kompeten bagi bangsa Indonesia. Pada akhirnya, diharapkan jurusan Hubungan Internasional dan Manajemen BINUS UNIVERSITY mampu mencetak sarjana-sarjana berkualitas memiliki kemampuan, keahlian dan wawasan yang luas yang nantinya menjadi akselerator dalam bisnis internasional Indonesia. (IV)

 

Donald, A. Ball and Wandell, H.McCulloch Jr (2000). International business. 3rd edition plano Texas: Business publications.