Jakarta – Tidak semua orang bisa menerima dengan lapang dada saat dijodohkan oleh orangtua. Terkadang beberapa orangtua terlalu memaksakan kehendak mereka dengan maksud memberikan pasangan terbaik untuk anaknya. Sayangnya sebagian orang yang tidak bisa berpikiran jernih dan memutuskan lebih baik kawin lari daripada dijodohkan.

“Negatifnya lebih ke timbul kalau orang itu apa sama sekali nggak suka atau sudah punya pasangan lain. Dampak terburuk dari dijodohin, mending kawin lari saja deh,” tutur psikolog Pingkan C. B. Rumondor, S. Psi, M. Psi, saat berbincang dengan Wolipop di Universitas Bina Nusantara (Binus), Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (24/2/2014).

Selain kawin lari, kesulitan menyesuaikan diri satu sama lain menjadi kendala yang biasa terjadi di awal pernikahan yang dijodohkan. Psikolog yang juga merangkap sebagai dosen psikologi di Universitas Bina Nusantara (Binus) itu menuturkan, wanita atau pria dengan usia 25 sampai 35 tahun yang memiliki umur pernikahan kurang dari lima tahun merasa lebih sulit menyesuaikan diri dengan pasangan yang dijodohkan orangtua.

Meskipun demikian bukan berarti pernikahannya ke depannya akan bermasalah. Pingkan menambahkan, beberapa orang merasa bersyukur karena dijodohkan. Sebagian dari mereka yang dijodohkan mengaku pernikahannya stabil dan harmonis. Sebenarnya menurut Pingkan pernikahan yang harmonis karena didasari dari rasa tulus dan ikhlas.

“Dengan sikap seperti itu pernikahannya cenderung stabil walaupun awalnya bukan karena cinta yang menggebu-gebu. Justru nantinya lebih stabil karena dia mau ikhlas bukan terpaksa. Dia bisa paham karena ini mungkin sudah menjadi tradisi keluarganya,” kata psikolog lulusan Universitas Indonesia itu.

Ingat, semua orangtua tentu ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya walaupun mereka memiliki beragam alasan di balik rencana tersebut. Ada orangtua yang ingin mempertahankan keturunan layaknya beberapa daerah yang masih memegang erat paham itu. Ada pula orangtua yang menjodohkan anak demi bisnis atau pertukaran ekonomi.

Pingkan pun menyarankan, coba bersikap terbuka mengenai perjodohan. Tidak ada salahnya mengenal pria pilihan orangtua. Jika ingin menerima pria tersebut, sebaiknya tetap mencari informasi sebanyak-banyaknya agar tidak salah pilih.

Begitu pula sebaliknya, bila tidak suka katakan saja sejujurnya kepada orangtua beserta alasan yang jelas. “Harus diingat toh yang nikah kita juga, mau bahagia apa nggak kan kita juga yang jalani. Jadi kalau harus berontak sama orangtua asal kita punya alasan yang jelas kenapa nggak? Daripada kita ikuti saja nanti begitu nggak bahagia nyalahinnya orangtua,” tutupnya.

Sumber : http://wolipop.detik.com/read/2014/02/28/152658/2511505/852/duh-kawin-lari-jadi-dampak-terburuk-dari-menolak-perjodohan

Download : Duh, Kawin Lari Jadi Dampak Terburuk dari Menolak Perjodohan