Keterbukaan adalah awal dari pemulihan!

Mungkin kalimat tersebut sangat tepat untuk menganalogikan kegiatan yang bertajuk “Open Data untuk Pembangunan: Lokakarya Pembangunan Kompetensi dan Sosialisasi” di Kampus Anggrek, BINUS UNIVERSITY, Sabtu (01/03).

Seperti yang kita ketahui, Open Data secara positif membantu negara-negara berkembang untuk bertransformasi dan merupakan alat yang sangat berdaya fungsi untuk mendukung pembangunan di Indonesia. Open Data memberikan akses data yang sangat membantu untuk analisa, prakiraan, kebijakan dan proses pengambilan keputusan. Sejalan dengan tren dan penggunaan Open Data yang semakin meningkat, sangat perlu adanya  pemahaman yang benar tentang topik dan fokus aplikasi praktisnya untuk manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.

Sudah saatnya seluruh lapisan masyarakat Indonesia menaruh perhatian kepada tanah air dalam memajukan kesejahteraan rakyat. Masa depan bangsa Indonesia ada di tangan masyarakat Indonesia sendiri. Peran serta universitas, akademisi, mahasiswa, komunitas TI, e-entrepreneurs dan organisasi masyarakat sipil merupakan komponen  yang  sangat   penting   dalam  penggunaan dan  penerapan Open Data. Untuk  memfasilitasi   pemahaman yang  benar  mengenai topik  tersebut dan  memberikan  informasi perkembangan terkini tentang Open Data kepada  para  pemangku kepentingan di Indonesia.

Tahun ini merupakan tahun Open Data. Ungkapan yang dilontarkan Mardianto Jatna, Asisten Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) saat menjadi pembicara kunci dalam kegiatan yang merupakan  kerjasama antara The World Bank, School of Information System BINUS UNIVERSITY, Asia Knowledge and Innovation Lab, dan IndonesiaWISE.

Tidak hanya Mardianto Jatna yang hadir sebagai pembicara namun tampak beberapa pembicara yang handal di bidangnya masing-masing, diantaranya adalah Noriko Toyoda dari World Bank Jakarta, Ramdan Yanurzha dari The Open Knowledge Foundation, Mochammad Eko Fadhillah dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), Iqbal Farabi dari Asia Knowledge and Innovation Lab (AKIL), dan Alika dari Tim Sub-National World Bank Indonesia.

“Open Data merupakan langkah positif untuk memperbaiki sistem birokrasi di Indonesia. Data yang terbuka akan mendorong peningkatan layanan publik yang lebih baik. Hal tersebut juga tentunya merupakan wujud keterbukaan pemerintah yakni membuka akses publik terhadap informasi dari pemerintah. Pertengahan tahun 2014 ini, portal Open Data ditargetkan dapat diakses secara penuh oleh publik. Kami menargetkan di bulan April portal Open Data akan diluncurkan,” ungkap Mardianto Jatna.

Hal senada diungkapkan oleh Deputy Head of Information System BINUS UNIVERSITY, Vina Georgiana. Vina mengungkapkan bahwa dirinya sebagai pelaku akademisi sangat mendukung adanya sosialisasi ini. Vina berharap bahwa dengan adanya pembaruan seperti ini, pendidikan di Indonesia akan menjadi lebih baik lagi.

Setali tiga uang dengan Vina, Noriko Toyoda dari World Bank Jakarta menambahkan bahwa pihaknya tengah membantu pemerintah Indonesia untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia melalui mengembangkan open data.

“Secara global, kami memiliki program yang bertujuan mendukung negara-negara yang ingin memulai Open Data ini. Dalam rangka meningkatkan tiga hal yakni transparansi, layanan publik serta mendorong informasi dan ekonomi.  Dan alasan yang membuat kami memilih BINUS UNIVERSITY sebagai universitas swasta pertama dalam menggelar sosialisasi ini karena kami melihat bahwa para akademisi dan mahasiswa sangat memegang peranan penting sebagai kelompok user stakeholder. Saya optimis Open Data ini akan sangat bermanfaat dalam memajukan kualitas pendidikan di Indonesia lantaran data yang nantinya kami buka untuk masyarakat dapat membantu proses penelitian yang tengah mereka lakukan. Pihak kami akan terus melakukan follow up kepada BINUS UNIVERSITY usai penyelenggaraan kegiatan ini yang bertujuan terus melekatkan Open Data dalam benak setiap peserta yang hadir”, ujar Noriko menutup wawancara. (KF)