Untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia ini, tidak hanya melibatkan campur tangan dari tenaga pendidik dan satu institusi saja. Tetapi juga harus ada kesatuan visi dan misi dari institusi pendidikan yang ada di Indonesia. Dari tingkat SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi sudah seharusnya mengarahkan siswanya kepada tantangan masa depan yang akan dihadapi di dunia pendidikan ini.

Bila kita melihat lapangan kerja yang ada di Indonesia saat ini,terdapat beberapa lapangan kerja yang sebelumnya tidak ada seperti Sosial Media Specialist, Blogger, Web Developer, dan beberapa pekerjaan lain yang baru muncul beberapa tahun terakhir ini. Mungkin 10 tahun kedepan, kita juga akan menemukan lapangan pekerjaan baru yang saat ini belum ada. Bagaimana para institusi pendidikan menyikapi transformasi zaman ini? Apabila institusi pendidikan di Indonesia masih menggunakan metode mengajar dengan kurikulum yang sama, akan membuat generasi muda Indonesia tertinggal dari kemajuan masa depan.

Pemerintah melalui kementerian pendidikan dan kebudayaan dalam tahun pelajaran 2013/2014 mulai memberlakukan kurikulum 2013. Salah satu aspek dalam kurikulum 2013 adalah guru bukan satu-satunya tempat belajar, maka siswa siswi diijinkan untuk mencari ilmu dari media lain baik dari buku maupun dari internet yang saat ini sudah marak digunakan. Transformasi zaman dari waktu ke waktu ini, akan membuat peran manusia semakin berkurang dan digantikan dengan peran teknologi.

Melihat fenomena ini, BINUS mengajak sekolah-sekolah yang ada di Indonesia untuk mempersiapkan kebutuhan pendidikan di abad ke 21 yang semakin kompleks. BINUS melalui acara tahunan  Principal Wisdom Update, dengan tema Creating Innovative Education for Transforming to School of Future mengundang kepala sekolah yang ada di daerah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi untuk mengetahui transformasi zaman ini dan bagaimana menyikapinya. Acara yang dihadiri oleh 60 kepala sekolah ini diawali dengan presentasi dari Drs. Andreas Chang, MBA selaku Wakil Rektor III BINUS UNIVERSITY yang membahas mengenai pembentukan pendidikan karakter yang bisa dimulai sejak dini. Aspek lain dari kurikulum 2013 ini adalah penilaian tidak hanya dilihat dari hard skill tetapi juga dari soft skill.

“ Saat ini manusia yang pintar dengan IPK tinggi sudah banyak, tetapi tidak semuanya memiliki karakter yang dapat membangun. Kita para pendidik harus menjadi teladan untuk murid kita sehingga institusi pendidikan tidak hanya menjadikan murid yang pintar tetapi juga murid yang dapat mengetahui kebenaran dan kebijaksanaan agar tidak menyalahgunakan kepintarannya. “ Jelas Wakil Rektor III ditengah-tengah presentasinya.

 

Setelah itu dilanjutkan dengan presentasi dari BINUS CENTER dan Meriwati Djajakustio selaku Director, Solution and Strategic Partnership Pearson Indonesia. Tidak lupa juga update yang diberikan oleh Hendy Susanto S.Kom., MM selaku Marketing Manager BINUS UNIVERSITY.

Principal Wisdom Update yang diadakan setiap tahun ini merupakan bentuk feedback yang diberikan BINUS UNIVERSITY kepada sekolah-sekolah yang sudah bekerjasama dengan BINUS dalam mengirimkan siswa-siswi yang berkualitas untuk melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi di BINUS. BINUS percaya bahwa dengan  kerjasama yang baik ini akan mampu menciptakan generasi muda Indonesia yang mempunyai kualitas international dan mampu bersaing secara global dalam menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks. (AL)