BINUS UNIVERSITY dan Nationwide University Network Indonesia (NUNI) menggelar Transnational Higher Education Summit (THES) 2011 . Acara yang dihelat di Gedung Kementerian Pendidikan Nasional dan Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta Pusat, ini berlangsung selama dua hari 20 hingga 21 Oktober 2011.

“Kegiatan ini sebagai wujud kepedulian terhadap kualitas pendidikan tinggi di Indonesia. Dalam hal ini, kami tidak bisa bekerja sendiri. Dengan adanya NUNI sebagai wadah, yang terdiri dari sekelompok perguruan tinggi yang memiliki visi sama, kami harapkan bisa mewujudkan kualitas pendidikan tinggi yang lebih baik di Indonesia,” ujar Dr. Ir. Boto Simatupang, MBP, Ketua THES dan Vice Rector IV of BINUS UNIVERSITY.

Kegiatan ini mengambil tema “Transforming Indonesian Higher Education for Global Competitiveness and Citizenship.” Diartikan, pentingnya pendidikan kian disadari di era globalisasi dan kepentingan bersaing dan sukses di dunia global menjadi tolak ukur generasi muda mengenyam pendidikan setinggi-tingginya.

Acara yang diikuti perwakilan dari 26 perguruan tinggi nasional maupun internasional. Berlangsung di Gedung Kemendiknas, acara pembukaan THES 2011 dihadiri oleh 140 orang dari kalangan akademis dan industri. THES dibuka oleh sambutan di antaranya dari CEO BINA NUSANTARA, Bernard Gunawan; Rektor BINUS UNIVERSITY, Prof. Ir. Harjanto Prabowo, MM; dan perwakilan dari DIKTI, Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng.

Sejumlah dialog disajikan oleh panelis yang merupakan pakar di bidangnya. Sebut saja, Vice President International Stenden University, Dr. Robert Coelen; Vice Provost of University of Nottingham, Prof. Graham Kendall, Prof. Kozo Obara dari Departement of Nanostructure and Advance Material, Finance Industry Expert Leader, Dr. Jos Luhukay, dan Regional Head Asean Affairs Air Asia, V. Raman Narayanan.

Topik yang disajikan fokus pada solusi bagi pendidikan tinggi agar bisa bertahan di era globalisasi yang sarat dengan kompetisi, terutama di Indonesia. Salah satunya adalah diskusi panel yang menitikberatkan pada solusi bagi lulusan pendidikan tinggi agar bertahan di dunia industri. Diharapkan, peserta lebih terbuka wawasannya tentang kondisi dunia pendidikan serta hubungannya dengan dunia industri.

Selain dialog yang digelar di Gedung Kemendiknas, para peserta juga mengikuti jamuan makan malam di Istana Ballroom, Hotel Sari Pan Pasific. Mereka disambut dengan penampilan tarian dari kebudayaan Betawi dan Bali.

Di hari kedua, para peserta mengikuti sejumlah diskusi panel yang dibagi menjadi dua sesi. Antara lain diskusi yang bertemakan “opportunities and challenges in global leadership”, “creative solution session” dan lain-lain. Misinya cuma satu, yakni membangun pendidikan tinggi di Indonesia.

Deklarasi NUNI

Dalam acara THES 2011, dilaksanakan pula penandatanganan deklarasi NUNI. Penandatanganan dilakukan oleh deklarator dari 21 universitas di hadapan para delegasi yang hadir dalam pertemuan THES di Gedung Kemendiknas, Senayan, Jakarta Pusat.

Sejatinya, deklarasi tersebut dilakukan oleh 26 universitas atau perguruan tinggi. Namun, lima di antaranya tidak menghadiri acara ini. Meski demikian, deklarasi tetal dilaksanakan.

“Kami mengerti , para rektor memiliki urusan yang banyak . Bagi rektor yang datang, kami  sangat menghargai,” ujarnya Prof. Dr. Ir. Harjanto Prabowo, MM , saat pradeklarasi .

NUNI digagas untuk meningkatkan pengembangan pendidikan tinggi dengan fokus utama adalah mobilitas, kualitas, dan keberlanjutan. Adapun k olaborasi akademik ini bertujuan membangun periset, dosen dan mahasiswa untuk melakukan kegiatan yang memiliki dampak besar untuk Indonesia.

Berikut para deklarator NUNI:

  • Prof. Dr. Ir. Yohanes Budi Widianarko, M.Sc dari Unika Soegijapranata
  • Dr. Ir. Febrin Anas Ismail, MT dari Universitas Andalas.
  • Dr. R. Maryatmo, M.A. dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
  • Prof Dr. Ir. Harjanto Prabowo, MM dari Universitas Bina Nusantara.
  • Prof. Dr. Ir. Yogi Sugito dari Universitas Brawijaya.
  • Prof. Sudharto Prawata Hadi dari Universitas Diponegoro.
  • Prof. Dr. dr. Idrus A. Paturusi, Sp.B, Sp.BO dari Universitas Hasanuddin.
  • Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec dari Universitas Islam Indonesia.
  • Prof. Dr. Laode M. Kamaluddin, M.Sc, M.Eng dari Universitas Islam Sultan Agung.
  • Prof. Dr. F.G. Winarno dari Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.
  • Prof. Ir. R. Wahyudi Triweko, M.Eng, Ph.D dari Universitas Katolik Parahyangan.
  • Prof. Dr. Ir. H. P. Septoratno Siregar, DEA dari Universitas Kristen Maranatha.
  • Prof. Ir. Rolly Intan M.A.Sc, Dr. Eng dari Universitas Kristen Petra.
  • Pdt. Prof. Drs. John A. Titaley, Th.D dari Universitas Kristen Satya Wacana.
  • Dr. Muhadjir Effendy, MAP dari Universitas Muhammadiyah Malang.
  • Prof. Dr. Ir. Ganjar Kurnia, DEA dari Universitas Padjadjaran.
  • Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J, M.Sc dari Universitas Sanata Dharma.
  • Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S dari Universitas Sebelas Maret.
  • Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, D.T.M.&H, M.Sc (C.T.M), Sp.A (K) dari Universitas Sumatra Utara.
  • Prof. Ir. Joniarto Parung, MMBAT, Ph.D dari Universitas Surabaya.
  • Prof. Dr. dr. I Made Bakta, SpPD (KHOM) dari Universitas Udayana.