Bagian ini khusus membahas pandangan-pandangan berupa tulisan baik dari dosen maupun mahasiswa atau masyarakat umum berkaitan dengan nilai-nilai keutamaan yang terdapat di dalam Pancasila sebagai dasar dan filosofi kebangsaan Negara Indonesia.
Pancasila Sebagai Landasan Berbangsa dan Bernegara
Willy Putra Setiawan, Kelas : PPTI 7, NIM : 2301936064 Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki beragam ras, suku, adat, dan agama. Dengan keberagaman tersebut pasti menimbulkan banyak perbedaan yang terjadi di Indonesia. Dengan perbedaan tersebut Indonesia tidak langsung menyatu menjadi satu kebangsaan, namun terpisah-pisah menjadi beberapa suku masing-masing. Mempunyai banyak perbedaan dan keberagaman bukan merupakan hal yang mudah bagi sebuah bangsa bila bangsa tersebut tidak menyikapinya dengan benar. Setelah menjelang kemerdekaan, Indonesia menyikapi perbedaan tersebut dengan cara menyatukan seluruh wilayah menjadi satu kesatuan, yaitu Negara Kesatuan Indonesia (NKRI) yang menjadi awal mula lahirnya Pancasila sebagai alat pemersatu bangsa. Pancasila merupakan pilihan yang terbaik bagi bangsa Indonesia karena bisa mengatasi keberagaman dalam masyarakat Indonesia dengan sifat tetap toleran terhadap banyaknya perbedaan yang ada. Pancasila sebagai dasar negara tidak menghapus perbedaan tetapi bisa merangkum semua menjadi satu semboyan empiris khas Indonesia yang dinyatakan dalam “Bhinneka Tunggal Ika”. Bhinneka Tunggal Ika berasal dari Bahasa Jawa Kuno yang artinya adalah “Berbeda-beda tetapi tetap satu”. Pancasila merupakan dasar ideologi-ideologi negara di Indonesia. Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta dan terdiri dari dua kata yaitu panca yang berarti lima dan sila yang mempunyai definisi prinsip atau asas. Pancasila sebagai dasar yang berlaku di Indonesia, memiliki banyak nilai yang terkandung di dalamnya. Sila Pertama(Ketuhanan Yang Maha Esa) memiliki makna kemerdekaan beragama bagi seluruh bangsa Indonesia. Di Indonesia yang mempunyai banyak sekali jenis agama yang ada, dan memiliki 6 agama yang diakui di Indonesia diantaranya Agama Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Cu. Pancasila mempunyai lima sila yang memiliki point-point penting yang saling melengkapi satu sama lain. Pada sila pertama ini memiliki makna agar setiap warga negara Indonesia memiliki kebebasan untuk menganut dan menjalankan ibadah sesuai dengan kepercayaan individu masing-masing. Sehingga pada sila pertama ini dapat menumbuhkan rasa toleransi antar umat beragama yang ada di Indonesia. Sila Kedua (Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab) mempunyai arti tentang hak kebebasan dan kemerdekaan yang dijunjung tinggi. Nilai manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan harus dihargai sebagai mana mestinya karena telah diberi akal budi, emosi, dan kehendak untuk dipakai secara adil dan beradab. Sila ketiga merupakan “Persatuan Indonesia”, Persatuan mempunyai makna gabungan dari beberapa bagian yang menjadi satu yang artinya bulat tidak terpecah. Banyak tahap-tahap untuk mencapai Persatuan Indonesia diantaranya bangsa Indonesia memiliki perasaan senasib satu kelompok dengan kelompok lainnya, Kebangkitan Nasional, Sumpah Pemuda, dan tidak lupa adanya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Pada era modern saat ini Persatuan Indonesia bisa disebut juga dengan Nasionalisme. Nasionalisme adalah perasaat satu sebagai suatu bangsa dan memiliki rasa cinta terhadap bangsa dan tanah air. Sila keempat yaitu “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”. Makna dari sila tersebut adalah kita sebagai warga negara Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama. Kita harus saling menghargai pendapat satu sama lain dan melakukan musyawarah secara mufakat untuk mencapai tujuan bersama. Sila kelima yaitu “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”. Berarti bahwa setiap warga negara Indonesia mendapat perlakuan yang sama dan adil dalam bidang hokum, politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan. Penetapan Pancasila sebagai dasar dari ideologi-ideologi negara Indonesia memberikan pengertian bahwa negara Indonesia merupakan negara Pancasila, hal tersebut berarti bahwa semua harus tunduk pada Pancasila, dengan membela, dan melaksanakan dalam seluruh perundang-undangan bedasarkan Pancasila. Pandangan tersebut melukiskan bahwa Pancasila merupakan penopang yang kokoh bagi suatu bangsa, dipertahankan dan dikembangkan dengan tujuan bersama untuk melindungi martabat, kewajiban, dan hak hak semua warga bangsa Indonesia. Pada hakikatnya Pancasila mempunyai banyak point point penting dan mengandung makna yang positif untuk kehidupan berwarga negara di Indonesia, selain itu Pancasila juga berisi tentang konsep konsep kehidupan yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia, sekaligus memiliki pemikiran atau gagasan mengenai tatanan kehidupan yang sesuai dengan Pancasila. Pancasila bukan hanya menuntun kita sebagai petunjuk arah untuk melaksanakan kehidupan di dunia, tetapi juga digunakan sebagai petunjuk arah dikehidupan pasca kehidupan di dunia. Bila penerapan Pancasila dilaksanakan dengan baik dan diartikan secara benar, Indonesia akan memiliki pribadi bangsa yang baik dan tidak terpecah belah. Sebagai dasar negara maka Pancasila sekaligus sumber hukum yang memilki artian bahwa semua hukum yang disusun harus berdasarkan Pancasila. Banyak upaya yang bisa kita lakukan untuk turut serta dalam menjaga Pancasila. Upaya-upaya yang bisa kita lakukan sebagai warga negara Indonesia untuk kehidupan di Indonesia diantaranya kita harus melaksanakan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Lalu, Tidak mengubah, menghapus, dan mengganti dasar negara kita yaitu Pancasila dengan dasar negara yang lain, atau dengan kata lain tidak melakukan hal yang bersimpangan dengan makna-makna Pancasila. Dan juga kita harus mempertahankan Pancasila karena dengan mempertahankan Pancasila berarti mempertahankan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mengganti Pancasila dengan dasar negara yang lain berarti mengancam keberadaan negara Indonesia. Pancasila sangat penting dalam kehidupan di Indonesia, karena mencakup semua pedoman hidup bernegara dan berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku di Indoensia dan membantu dalam mewujudkan cita-cita dan pencapaian bangsa. Maka dari itu kita harus saling menjaga dan turut serta dalam melestarikan butir-butir nilai Pancasila. Agar tidak berhenti sampai ke generasi kita saja, kita sebagai generasi penerus harus menurunkan wawasan dan pengetahuan kita tentang Pancasila dan juga tidak lupa menurunkan rasa nasionalisme dan semangat juang demi Indonesia yang lebih baik. Referensi : https://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila https://www.kompasiana.com/miratunnisa9767/5d4d5886097f360c44671793/pancasila-sebagai-dasar-kehidupan-berbangsa-dan-bernegara?page=all https://www.kompasiana.com/komentar/defasaputra5937/5d922135097f3608af425062/pancasila-sebagai-dasar-negara https://www.gurupendidikan.co.id/pancasila-sebagai-dasar-negara/ https://id.wikipedia.org/wiki/Bhinneka_Tunggal_Ika read more
• April 22, 2020
Pancasila Sebagai Dasar dan Penjamin Persatuan Indonesia
Reyhan Patria / 2301936050 Tanpa Pancasila, Indonesia tidak akan ada di dunia. Indonesia didirikan karena adanya keingingan dari berbagai golongan untuk bersatu dan menjadi merdeka, namun tidak hanya cukup dengan adanya keinginan, untuk mencapai persatuan yang didambakan dibutuhkan suatu dasar yang kuat yang menjadi landasan kokoh untuk didirikan persatuan diatasnya. Tanpa landasan kokoh tersebut, persatuan yang terjadi hanyalah persatuan sementara yang terjadi akan karena golongan-golongan tersebut memiliki musuh yang sama. Namun bukanlah persatuan yang seperti itu yang didambakan para pendiri bangsa Indonesia. Pendiri Indonesia mendambakan persatuan yang didasarkan pada rasa hormat antar golongan, kemauan dan kesadaran akan lebih baik jika kita Bersatu, serta rasa persaudaraan yang mendasar akibat adanya kesamaan identitas yang dirasakan. Maka dari itu dibuatlah Pancasila sebagai landasan kokoh tersebut. Indonesia adalah negara yang didirikan atas keberagaman, Pancasila sebagai landasan negara kita adalah manifestasi dari keberagaman yang ada di Indonesia, bukan sebagai pengganti keberagaman namun sebagai penjamin keberagaman tersebut. Oleh sebab itu, menurut penulis, Pancasila sebagai landasan negara bukanlah sebagai pengganti identitas dan kepercayaan warga negara Indonesia namun sebagai penjamin bagi warga negara Indonesia bahwa negara akan melindungi identitas dan kepercayaan yang dimiliki tiap warga nergara. Karena jika Pancasila menggantikan keberagaman Indonesia, hilanglah kekuatan paling besar Indonesia. Indentitas unik yang dimiliki tiap warga negara Indonesia, walaupun berbeda-beda tapi memiliki satu kesamaan, yaitu identitas bahwa dirinya adalah warga negara Indonesia. Sebagai seorang yang memiliki identitas Indonesia, setiap warga negara memiliki kewajiban manjalankan landasan negara, yaitu Pancasila. Hal ini berarti diatas hak untuk menjaga identitasnya yang dijamin oleh negara, setiap warga negara harus juga mejalankan kewajibannya untuk menjamin hak yang sama yang dimiliki setiap warga negara lain disekitarnya. Selain sebagai penjamin identitas warga negara Indonesia, Pancasila juga memiliki fungsi penting sebagai pemandu jalannya kegiatan kenegaraan Indonesia, yang berarti bahwa setiap keputusan yang dibentuk oleh negara harus berdasarkan Pancasila sebagai ideologi negara dan tidak boleh bertentangan. Sila-sila yang tercantum dalam Pancasila adalah garis besar yang memandu arah jalannya negara Indonesia. Bukan hanya negara, warga negara Indonesia pun juga dipandu oleh Pancasila selain dari identitas unik yang dimiliki masing-masing orang, dalam mengadapi masalah ataupun mengambil keputusan, sebagai seorang yang berkepribadian Indonesia. Perbedaan yang sering kali memunculkan konflik dan menjadi suatu kelemahan, harus kembali diingat bahwa perbedaan tersebut seharusnya bukanlah sebagai pemecah melainkan sebagai penguat tali persaudaraan. Perbedaan yang muncul harus ditangani bukan dengan kegiatan kekerasan ataupun tindakan diskriminan, namun kembali lagi kepada Pancasila sebagai pemandu kita, perbedaan itu harusnya diselesaikan secara musyawarah karena hal tersebut memberikan kesempatan pada golongan yang berbeda untuk melakukan dialog dan mengerti satu sama lain lebih dalam lagi, serta saling belajar dari perbadaan yang ada agar masyarakat terus berkembang menjadi lebih baik. Suatu negara dapat membangun diri hanya dari dasarnya, dari dimana negara itu berdiri. Negara Indonesia adalah negara yang didirikan atas keberagaman, rasa persaudaraan, dan nilai-nilai gotong-royong. Sebagai manifestasi dari nilai nilai tersebut dicetuskanlah Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, dengan harapan bahwa Pancasila dapat menjadi landasan cara negara berinteraksi dengan warga negaranya dan mengembangkan negara, selain itu juga sebagai landasan untuk antar warga negara berinteraksi dan berkembang bersama. Maka dari itu Pancasila sangatlah penting untuk persatuan negara sebagai penjamin persatuan dan keadilan di Indonesia. read more
• April 22, 2020
Layakkah Pancasila Sebegai Dasar Negara Indonesia?
Nama : Paul Eric NIM : 2301935962 1 Juni 1945 merupakan hari kelahiran Pancasila. Dimana pada hari itu Ir. Soekarno membacakan sebuah pidato yang merupakan cikal bakal terbentuknya Pancasila yang kita kenal saat ini. Pada pidatonya Ir. Soekarno menanyakan “Apakah kita hendak mendirikan Indonesia Merdeka untuk sesuatu orang, untuk sesuatu golongan ?”. Tentunya tujuan di bentuknya Indonesia ini bukan hanya semata-mata untuk orang ataupun golongan tertentu. Melaikan untuk seluruh rakyat Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, tidak peduli apa ras, suku ataupun agama mereka, mereka semua merupakan rakyat Indonesia. Untuk itu Indonesia lahir sebagai negara yang beragaman. Keberagaman yang ada ini tentunya dapat menimbulkan perpecahan kelak dikemudian hari yang di sebabkan oleh perbedaan tujuan ataupun pola pikir yang berbeda beda setiap golongannya, untuk itu di perlukan sebuah dasar negara yaitu Pancasila yang menjadi dasar pola pikir dan tujuan bernegara Bersama-sama. Sebelum Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara, tentunya Pancasila sudah melewati banyak tahapan untuk menjadi dasar negara bagi bangsa Indonesia. Pembentukan Pancasila berawal dari sidang pertama BPUPKI (29 Mei – 1 Juni 1945) yang menghasilkan 3 rumusan/rancangan awal dari Pancasila, yang kemudian rancangan tersebut dibahas lebih lanjut oleh Panitia Sembilan (22 Juni 1945) yang menghasilkan Piagam Jakarta (Jakarta Charter), dan 18 Agustus 1945 PPKI merumuskan ulang Sila Pertama Pancasila yang semula berbunyi “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa” dan menetapkan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Tentu perjuangan Pancasila untuk tetap menjadi dasar negara tidak sampai di situ saja. Setelah diresmikannya, Pancasila masih mendapatkan penolakan dari Gerakan-gerakan kelompok-kelompok tertentu yang ingin menggantikan Pancasila dengan paham kelompok meraka, seperti Gerakan pemberontakan DI/TII dan hingga puncaknya adalah pemberontakan G30S/PKI pada 1965, yang dimana setelah selesainya pemberontakan itu pada 1 Oktober 1965 Pancasila masih berdiri kokoh sebagai dasar negara dan 1 Oktober di peringati sebagai hari Kesaktian Pancasila. Pancasila dapat bertahan bukan tanpa alasan, Pancasila merupakan dasar negara yang ideal bagi Indonesia, tedapat nilai-nilai penting kehidupan bernegara dalam setiap silanya. Sila Pertama berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa” memiliki nilai Ketuhanan yang berarti sebagai warga negara Indonesia wajib memiliki agama dan negara menjamin kebebasan warga negaranya untuk memilih agama yang mereka pilih dan percayai.Sila Kedua berbunyi “Kemanusiaan yang adil dan beradab” yang terkandung nilai Kemanusiaan yaitu sikap saling menghormati hak dan martabat orang lain dan juga sikap memanusiakan manusia yang lainnya. Sila Ketiga berbunyi “Persatuan Indonesia” memiliki nilai Persatuan yaitu saling mengakui dan menghargai keberagaman yang ada dan mengutamakan kepentingan nasional diatas kepentingan kelompok/individu. Sila Keempat berbunyi “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan” yang memiliki nilai Kerakyaan yaitu pemerintah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat, dan musyawarah mufakat untuk menyelesaikan masalah. Dan yang terakhir Sila Kelima berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” yang memiliki nilai Keadilan yaitu negara menjamin hak dan kewajiban yang dimiliki oleh setiap warga negaranya karena setiap orang memiliki kedudukan yang sama sebagai warga negara. Kesimpulannya Pancasila dipilih sebagai dasar negara bukan tanpa dasar. Pancasila di pilih sebagai dasar negara yang beragam ini karena Pancasila adalah dasar negara yang ideal bagi Indonesia yang merupakan negara dengan banyak keaneka ragaman. Pancasila mampu mengatasi keberagaman bangsa ini dengan tetap toleran terhadap keberagaman yang ada dan juga tidak menghapuskan beragaman yang menjadi ciri khas bangsa ini. Untuk itu kelayakan Pancasila sebagai dasar negara tidak perlu dipertanyakan lagi, Pancasila sebagai dasar negara sudah menunjukan kemampuannya untuk terus menjaga kedaulatan Indonesia tercinta ini. Untuk itu kita sebagai warga negara Indonesia tentu harus mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar berkehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Refrensi : https://ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika/article/view/8858/7204 https://www.gurupendidikan.co.id/pancasila-sebagai-dasar-negara/ https://www.romadecade.org/sejarah-pancasila/#! https://www.jatikom.com/nilai-nilai-pancasila-terbenar/ read more
• April 22, 2020
Pentingnya Pancasila Sebagai Dasar Kehidupan Bersama di Indonesia
Nama : Astrid Novita NIM : 2301935823 Suatu negara diibaratkan sebagai sebuah bangunan. Sebuah bangunan pasti memiliki sebuah dasar/ fondasi dimana dasar tersebut merupakan bagian utama sebuah bangunan itu berdiri kokoh. Jika sebuah bangunan tidak memiliki dasar / fondasi yang kuat, maka bangunan tersebut akan mudah rusak dan roboh. Namun, jika fondasi dari bangunan tersebut kuat, maka bangunan itu tidak akan mudah roboh. Sama seperti negara, setiap negara pasti memiliki sebuah fondasi. Fondasi/ dasar dari sebuah negara itu yang mempengaruhi negara tersebut dapat berdiri kokoh/ tidak. Negara yang memiliki dasar yang kokoh akan menjadikan negara tersebut tetap maju dan berdiri tegak. Begitu pula sebaliknya, negara yang memiliki dasar yang lemah akan menjadikan negara itu mudah roboh dan runtuh. Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang berdiri kokoh karena Indonesia memiliki dasar yang sangat kuat. Selama hampir 75 tahun Indonesia berdiri, banyak sekali tantangan dan rintangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Namun, dengan adanya tantangan dan rintangan tersebut tidak menghancurkan Indonesia, tetapi membuat Indonesia semakin kuat dan erat hubungannya antara satu dengan yang lainnya. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki dasar yang kuat, dasar itulah yang kita kenal dengan sebutan Pancasila. Pancasila diperkenalkan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945. Pancasila berasal dari Bahasa Sansekerta, yakni Panca dan Sila. Panca berarti lima, dan Sila berarti asas. Pancasila berarti sebuah rumusan berisi 5 asas yang digunakan oleh Bangsa Indonesia untuk pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai Dasar Negara Indonesia, Pancasila memiliki kekuatan untuk mengatur penyelenggaraan aparatur negara yang sesuai dengan pembukaan UUD 1945, juga berfungsi sebagai ideologi yang memiliki nilai-nilai penting didalamnya . Nilai-nilai itulah yang harus bisa diimplementasikan oleh Bangsa Indonesia dalam hidup bernegara. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila memiliki tingkatan tersendiri, yaitu Nilai Dasar, Nilai Instrumental, dan Nilai Praksis. Nilai Dasar Nilai Dasar merupakan nilai yang sifatnya tidak akan berubah dari waktu ke waktu / tetap. Nilai ini terdapat dalam pembukaan UUD 1945, yang kemudian bisa dijabarkan menjadi Nilai Instrumental, dan Nilai Praksis. Contoh dari Nilai Dasar ini adalah: Ketuhanan Kemanusiaan Persatuan Musyawarah Keadilan Nilai Instrumental Nilai Instrumental adalah suatu nilai yang dapat diukur dan dapat diubah. Nilai Instrumental ini merupakan jabaran dari Nilai Dasar dalam bentuk UUD 1945 dan Tata Urutan Perundang – Undangan Negara menurut UU No. 10 Tahun 2004. Nilai Praksis Nilai Praksis adalah suatu nilai yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari Nilai Dasar dan Nilai Instrumental. Nilai Praksis ini dilakukan dalam kehidupan sehari – hari kita, namun karena penjabaran dari Nilai Dasar dan Nilai Instrumental, maka sifatnya Nilai Praksis ini perwujudannya tidak boleh menimpang. Misalnya pada sila ke-3, kita harus berperilaku menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan di Indonesia. Banyak dari kita yang mengerti arti dari Pancasila, bahkan mengerti arti dari nilai-nilai didalamnya. Namun sekedar mengerti, tidak berperilaku sesuai dengan nilai Pancasila tersebut, dan tidak mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari – hari kita. Kita juga harus mengerti makna nilai dari setiap sila yang ada. Makna nilai – nilai dari sila Pancasila ialah : Ketuhanan Di Indonesia, semua Warga Negara Indonesia berhak menganut agama dan kepercayaannya masing-masing. Tidak boleh ada paksaan dari orang lain. Tidak boleh ada pertentangan dalam hal Ketuhanan. Dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa ini mencakup nilai religius yang mengatur hubungan antara kita dengan Tuhan, hubungan kita dengan sesama, serta hubungan negara dengan agama. Oleh karena itu, tidak boleh ada larangan orang beragama. Kemanusiaan Setiap manusia memiliki harkat dan martabat yang sama. Tidak peduli tingkat jabatannya, semua manusia memiliki hak dan kewajiban yang sama pula. Dalam sila ini, mengajarkan kita untuk selalu mengingat asal kita berada, meskipun kita banyak bergaul dengan orang lain, belajar budaya luar, kita tidak boleh melupakan jati diri kita sendiri. Persatuan Bangsa Indonesia itu ada karena adanya semangat ingin Bersatu. Semangat ingin Bersatu itulah yang menjadikan Indonesia memiliki kesatuan yang utuh, serta banyaknya suku, ras, dan agama di Indonesia ini menjadikan negara kita memiliki persatuan dan kesatuan. Musyawarah Dalam kita mengambil sebuah keputusan, untuk mencapai sebuah mufakat, kita membutuhkan proses yang dinamakan dengan musyawarah. Musyawarah sangat penting dilakukan untuk mencari jalan keluar dari sebuah keputusan. Dalam bermusyawarah, sangat penting untuk menjaga hubungan dengan orang lain agar saat mencapai mufakat tidak terjadi pertikaian. Oleh karena itu, diperlukan dialog diantaranya. Dialog diperlukan untuk meningkatkan kepercayaan kita dengan orang lain. Keadilan Keadilan berarti memberikan kepada orang lain yang sesuai dengan haknya , bukan hanya orang lain saja, bahkan sekelompok orang juga bisa. Dalam sila Pancasila yang kelima, Negara Indonesia harus bisa menjamin keadilan bagi setiap warga negaranya. Dengan begitu seharusnya makna Pancasila sebagai dasar negara Indonesia itu harus kita dalami , kita lakukan dan kita cintai, Sebagaimana kita menganggap diri kita itu penting, Pancasila juga sangat penting sebagai dasar kehidupan kita dalam berbangsa dan bernegara. Pancasila ini menjadi dasar bagi kita untuk saling menghormati, saling menghargai satu sama lainnya, karena kita hidup tidak mungkin sendiri, kita membutuhkan orang lain. Pancasila sebagai dasar negara juga menjadi alat untuk mempersatukan bangsa Indonesia dengan nilai – nilai yang terkandung di dalamnya. Bangsa Indonesia memiliki banyak macam suku bangsa, ras, budaya, dan lainnya. Indonesia terdiri dari 17.000 ribu pulau , 1340 suku bangsa, 6 agama, 1 kepercayaan, serta banyak budaya. Sangat memungkinkan untuk membuat Indonesia terpecah, maka dari itu dibutuhkan suatu alat yang bisa mempersatukan bangsa Indonesia, yang bisa mengikat keberagaman tersebut, yaitu Pancasila. Selain Pancasila, perlu kesadaran diri setiap individu untuk memiliki rasa ingin Bersatu. Jika setiap individu sadar akan pentingnya memiliki pemikiran yang sama, perilaku yang sama,maka hal itulah yang bisa membuat kita menjadi satu kesatuan yang utuh. Referensi http://sutrisnoetseul.blogspot.com/2013/03/pancasila-sebagai-nilai-dasar-kehidupan.html https://brainly.co.id/tugas/8656623 https://www.coretanpemuda.com/2018/10/pengertian-nilai-dasar-instrumental-praktis.html https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_bangsa_di_Indonesia https://jatim.tribunnews.com/2019/06/01/30-quotes-sambut-hari-lahir-pancasila-1-juni-2019-cocok-untuk-dikirim-ke-wa-ig-dan-facebook?page=all. read more
• April 22, 2020
Pentingnya Pancasila di Zaman Now
Nama : Juvianto/2301935911 “Bersatu kita teguh, Bercerai kita runtuh”, demikian setidaknya saya diajarkan di bangku sekolah dulu. Kata-kata tersebut terdengar baik-baik saja dulu. Namun beriringan dengan percepatan informasi yang berkembang dengan sangat cepat, informasi pun dengan mudah menyebar. Kata-kata ini kian tidak seperti diilhami lagi oleh masy arakat. Hal ini berkaitan dengan cepatnya perkembangan informasi dan teknologi yang memudahkan siapa pun dapat mengakses info apa pun kapan pun baik benar maupun tidak. Dangkalnya pemahaman masyarakat mengenai ideologi kita Pancasila semakin memperburuk suasana. Pancasila yang seharusnya berfungsi sebagai pemersatu bangsa, dianggap sepele. Masyarakat seperti acuh tak acuh dengan Pancasila, bagaimana kita mengharapkan masyarakat yang rukun dan adil? Kalau kita ingat lagi, bahkan pernah ada kasus dimana host salah satu stasiun televisi yang mempermainkan lambing dari Pancasila. Kita lihat sekarang, apakah mengedukasi? Tidak. Diberi teguran? Iya tapi tidak ada konsekuensi yang harus dilakukan. Seharusnya manfaatkan momen tersebut untuk mengedukasi masyarakat tentang Pancasila. Memanfaatkan ketenaran dari yang bersangkutan untuk mengedukasi lebih banyak orang lagi. Jaman sekarang, semakin maraknya orang-orang yang merasa lebih superior di tanah air Indonesia tercinta ini. Mereka menganggap dirinya dan hanya orang-orang yang sepemikiran dengan dialah yang berhak atas Indonesia. Membawa-bawa agamanya untuk kepentingan kelompok. Memanfaatkan kelompok dalam jumlah besar untuk “memaksa” orang untuk sepemikiran dengan mereka yang dimana sangat bertentangan dengan Pancasila. Persatuan dan keTuhanan, keduanya terdapat dalam Pancasila. Namun mengapa begitu banyak orang yang menganggapnya remeh? Mengapa teknologi yang semakin canggih justru menjauhkan kita dari lambang negara yang seharusnya kita junjung dalam masyarakat? Orang-orang lebih suka untuk memamerkan gaya hidup yang kebarat-baratan di media sosial dan malah justru orang-orang dari luar Indonesia yang tertarik dengan budaya local? Pancasila menjadi penting di era media sosial ini karena persebarannya akan menjadi cepat. Pendidikan KewargaNegaraan? Kalua boleh mengutip dari guru PPKN saya di SMA dulu, beliau berkata seperti ini “ … kita sudah tidak bisa memanfaatkan pelajaran ini saja, wong digroup whatsapp guru-guru saja banyak politiknya.. “ mendengar ucapan guru saya itu saya menjadi berfikir, ya jelas saja nilai-nilai Pancasila makin hilang kalua pengajar yang menjadi contoh saja seperti ini. Tapi, saya mengatakan di era ini sangat penting karena tidak bisa dipungkiri, banyak anak muda khususnya milenial ,Gen Y,maupun Gen Z yang lebih mendengarkan influencer di media sosial dibanding guru maupun orang tua. Saya termasuk salah satu yang percaya kemanusiaan diatas agama. Dengan berkembangnya nilai-nilai Pancasila saya yakin kemanusiaan pun akan mengikuti. Semakin cepatnya informasi beredar, kemanusiaan pun menjadi kian penting. “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia..” demikian bunyi dari sila butir ke-5 yang sudah jarang terlihat pengamalannya. Banyak rumah ibadah yang dibakar, menjadi salah satu saksi kurangnya keadilan yang merata. Agama yang seharusnya menjadi pedoman hidup manusia di negara ini,malah dijadikan alasan untuk membunuh dan merampas kebebasan manusia. Agama yang seharusnya menjadikan kita malu berbuat tidak bijak, malah menjadikan mereka semakin yakin untuk bertingkah tidak patut. Mari, kita bangsa Indonesia menjunjung tinggi pancasila sebagai acuan hidup di Negara Indonesia tercinta ini. Mari kita memanusiakan manusia dengan meratakan keadilan, mereaka yang buta akan pancasila, mari kita terangkan jalannya. Tindak tegas segala oragnisasi yang melawan pancasila. Tindak tegas mereka yang melihat keberagaman sebagai ancaman. Hidup sebagai Indoensia, hidup dengan pancasila. read more
• April 22, 2020
Pancasila Sebagai Dasar Kehidupan Bersama di Indonesia
ElbertChainatra/PPTI-7/2301935842 Pancasila, sebuah dasar kesatuan yang berasal dari 2 kata, panca yang artinya lima dan sila yang berarti prinsip, asas, atau dasar. Jadi, Pancasila itu sendiri adalah lima asas mendasar yang bisa menjadi sebuah pedoman kuat bagi seluruh rakyat Indonesia untuk bisa menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara dengan baik dan teratur. Pancasila bisa menjadi sebuah pegangan, terlebih di era globalisasi ini, dimana masyarakat sering kali lupa dan keliru tentang tata cara berakhlak dan berperilaku sebagaimana mestinya. Berikut merupakan contoh-contoh dari kekeliruan tersebut. Belakangan ini sering kali terjadi perseteruan antara pihak pihak beragama, dimana masing-masing pemeluk agama tersebut berusaha untuk mempertahankan dan membela kepercayaannya mereka sendiri. Ada pula yang sangat fanatic sampai sampai terjadi pengeboman terhadap rumah ibadah. Di beberapa negara, terkadang bahkan terjadi penindasan dan juga penganiayaan terhadap beberapa pihak tertentu, yang umumnya merupakan minoritas di daerah tersebut. Ini adalah tanda dari kurangnya toleransi dan hilangnya sebuah pedoman di dalam kehidupan mereka. Seharusnya sebagai umat beragama, kita harus saling menghargai, menghormati, dan menjunjung tinggi rasa persahabatan, dimana perbedaan bukanlah sebuah alasan untuk menyebabkan perpecahan, melainkan sebuah keunikan dan ciri khas dari negara kita sendiri. Menurut sila pertama Pancasila, yang berbunyi “Ketuhanan yang Maha Esa”, kita harusnya memfokuskan diri pada hubungan kita dengan Tuhan kepercayaan kita sendiri, karena kepercayaan itu adalah privasi kita sendiri, dan bukan hak kita untuk mengurusi apa yang dipercayai oleh orang lain. Karena itu merupakan hak mereka untuk bebas memilih kepercayaannya sendiri. Kasus diatas tadi tentu saja merupakan sebuah contoh penyimpangan dari sila pertama Pancasila. Kasus kedua adalah kasus yang baru baru saja terjadi, dimana 2 orang senior memaksa adik kelasnya untuk memakan kotoran manusia, dengan alasan “supaya ada sejarah didalam hidup mereka”. Hal tidak terpuji ini dilakukan oleh dua senior tersebut dan dengan terpaksa dituruti oleh adik kelas mereka karena takut dipukuli. Kejadian seperti ini jelas sangat menyimpang dari dasar Pancasila sila kedua yang berbunyi “Kemanusiaan yang adil dan beradab”. Kejadian ini merupakan salah satu contoh dari maraknya kasus pembulian, penganiayaan yang bukan hanya terjadi di dalam masyarakat, bahkan di sekolah. Hukuman yang diberikan kepada adik kelasnya itu jelas adalah sebuah penyalahgunaan kewenangan dan ketidakhadiran rasa saling menghargai dan menghormati di dalam diri mereka, dimana seorang kakak kelas atau senior seharusnya memberi dorongan, bantuan, teladan baik bagi adik kelasnya agar bisa berkembang menjadi pribadi yang lebih baik, karena pada akhirnya mereka mereka lah orang orang yang akan meneruskan negara Indonesia kedepannya. Akibat dari kejadian tidak berakhlak ini, tentu saja akan ada yang akan merasa trauma ataupun penurunan mental. Jika dibandingkan lagi dengan sila kedua Pancasila, keadilan dan keberadaban itu sangat tercoreng. Mengapa hal ini bisa terjadi? Itu adalah karena kurangnya pemahaman terhadap sila sila Pancasila yang menyebabkan penyelewengan penggunaan kekuasaan oleh orang dengan kuasa yang lebih tinggi. Kasus ketiganya adalah saat terjadinya gerakan gerakan yang sifatnya memecah dan mngelompokkan kita sebagai rakyat rakyat Indonesia, rasisme, sukuisme, perbedaan agama. Ini semua tentu adalah salah satu hal yang melenceng dari sila ketiga Pancasila yang berbunyi “Persatuan Indoensia”. Ada nya kubu-kubuan yang terjadi di masyarakat Indonesia menyebabkan kerenggangan persatuan diantara kita. Contoh mudahnya adalah saat menonton sepak bola. Di Indonesia, sering kali terjadi pertengkaran yang berujung pada baku hantam, alhasil aka nada banyak dari mereka yang terluka bahkan ada yang sampai meninggal. Dari sini bisa kita simpulkan bahwa di dalam diri mereka tidak terdapat rasa solidaritas dan rasa persatuan sebagai rakyat Indnesia. Melainkan mereka terpisah hanya oleh perbedaan tim. Seharusnya sebagai sesama bangsa dan rakyat Indonesia, mereka semua harusnya saling toleransi dan mengerti bahwa dalam pertandingan pasti ada yang menang maupun yang kalah. Hal tersebut bukanlah sebuah alasan untuk menimbulkan perpecahan dan pertengkaran, namun harusnya dijadikan sebagai alat untuk memperdekat persahabatan dan kesolidaritasan sebagai pecinta sepak bola. Dari 3 kasus di atas, bisa kita simpulkan, bahwa ketidakhadiran dan ketidakpahaman terhadap Pancasila di dalam kehidupan rakyat Indonesia bisa membuat hilangnya persatuan, dan rasa solidaritas serta pedoman di dalam kehidupan sehari hari. Oleh karena itu, mengajari anak anak penerus bangsa tentang Pancasila sejak dini merupakan sebuah hal yang krusial, agar bibit bibit penerus bangsa bisa memiliki mental yang baik, kuat, dan meumbuhkan rasa saling menghormati dan menghargai. Karena Pancasila merupakan sebuah ideologi pedoman yang ideal, dan bisa menyesuaikan dengan perubahan zaman, karena apapun perubahan zaman yang terjadi, kita tetap akan berpegang teguh kepada 5 sila ini, yang masing masing berbunyi sebagai berikut. Ketuhanan yang Maha Esa, berfokus kepada kepercayaan kita tentang adanya dan hadirnya Tuhan di dalam hidup kita. Sila ini berfokus kepada keseluruhan agama yang diakui oleh Indonesia, yaitu Kristen Protestan, Kristen Katolik, Buddha, Islam, Kong hu cu, dan Hindu. Dalam sila ini, kita diajarkan untuk membangun hubungan kita dengan Tuhan, dan menoleransi kepercayaan orang lain. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, sila ini berfokus pada keadilan dan rasa kemanusiaan. Semua orang memiliki hak hak yang sama, untuk memilih agama masing masing, untuk menikah, untuk memperoleh keadilan di hadapan hokum, untuk memimpin, dll, tanpa memperdulikan suku, agama, budaya, ras, jenis kelamin, ataupun golongan. Persatuan Indonesia, yakni kita sebagai bangsa Indoensia harus membangun rasa solidaritas di antara kita. Membangun rasa ini bukanlah sebuah hal yang sulit, pertama kita tentunya harus memulainya dari ruang lingkup yang kecil, misalnya keluarga. Di keluarga orang tua bisa menumbuhkan dan membiasakan anak untuk memiliki rasa peduli terhadap sekitar, dengan demikian anak akan mulai memperhatikan dan menjaga serta menghormati orang orang di sekitarnya. Setelah itu barulah bisa menuju ke tahap yang lebih luas, yaitu masyarakat, ini juga bukanlah hal yang sulit. Untuk membangun rasa persatuan itu, kita bisa mulai dari hanya dengan membantu orang yang sedang kesusahan, atau bahkan hanya dengan kerja bakti bersama. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, sila ini mengajarkan kita untuk berdemokrasi. Berdemokrasi disini berarti mementingkan kepentingan bersama lebih dari kepentingan diri sendiri. Contohnya yaitu dengan bermusyawarah. Dengan musyawarah, tidak hanya kita mendapat jawaban yang paling tepat dan relevan terhadap masalah kita, namun kita juga belajar untuk menghargai pendapat orang lain, dengan catatan kita bisa menerima apabila usulan kita tidak diterima oleh orang yang mengikuti musyawarah tersebut. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yaitu semua rakyat Indonesia memiliki derajat yang sama. Menurut sila ini, kita harus menjunjung rasa keadilan, menghormati hak hak orang lain, karena semua orang itu sama di hadapan hukum maupun sosial. Pancasila memiliki peranan yang sangat penting di dalam bagaimana rakyat Indonesia berperilaku dan berakhlak. Hilangnya pemahaman dan penerapan Pancasila bisa menyebabkan kerusakan mental dan kehancuran pada negara Indonesia kedepannya. Denga ndemikian, kita sebagai penerus bangsa harus senantiasa membiasakan diri untuk mengikuti dan memahami semua sila sila yang ada pada Pancasila dan mengajarkannya kepada generasi generasi setelah kita agar dapat terjadi kemajuan di dalam negara Indonesia. REFERENSI 1. https://hmjisp.wordpress.com/2011/06/29/penjelasan-sila-ke-2-kemanusiaan-yang-adil-dan-beradab-by-andhika-satria-nugraha-s-pd/ 2. https://www.coursehero.com/file/26483947/Arti-dan-Makna-Sila-Keadilan-Sosial-bagi-Seluruh-Rakyat-Indonesiadoc/ 3. https://min.wikipedia.org/wiki/Pancasila read more
• April 12, 2020
Masalah Iptek dan Pancasila
Sharen Wulan Levita, Mahasiswi Kampus Alam Sutera, Tangerang, Banten Ilmu Pengetahuan atau sains adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan di dalam alam lingkungan. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Dan semua orang pasti membutuhkan Ilmu pengetahuan untuk pedoman hidupnya. Ilmu membuat manusia mempunyai kehidupan yang lebih efisien, meningkatkan keamanan, mudah memecahkan permasalahan yang dialami masa hidupnya, meningkatkan kualitas dan derajat, dan dapat hidup sejahtera. Manusia harus hidup dengan pola pikiran yang baik agar hidupnya tidak tercela dan tidak dibodoh-bodohi oleh orang lain. Dan ilmu pengetahuan sangat berdampak bagi keahlian individual sampai perkembangan globalisasi. Banyak orang juga yang membagi ilmu pengetahuannya untuk orang lain dan ilmu itu sangat bermanfaat bagi orang itu tersendiri. Iptek adalah singkatan dari 'ilmu pengetahuan dan teknologi", yaitu suatu sumber informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan ataupun wawasan seseorang di bidang teknologi. Berkembangnya globalisasi memunculkan perkembangan-perkembangan baru, seperti muncul-munculnya teknologi. Hampir semua orang menggunakan tekhnologi untuk mempermudah aktivitas individual. Contohnya handphone atau telepon genggam seluler. Telepon genggam terbagi menjadi dua telepon biasa dan juga daring. Perkembangan Iptek ini sangat mempermudah berkomunikasi. Iptek berdampak positif maupun negatif juga, di bidang ekonomi, bidang politik, bidang sosial, juga di bidang budaya. Contoh dampak positif di bidang ekonomi adalah produktifitas dunia industri semakin meningkat. Kemajuan teknologi akan meningkatkan kemampuan produktivitas dunia industri baik dari aspek teknologi industri maupun pada aspek jenis produksi. Dan salah satu contoh negatif di bidang ekonominya ialah sifat konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat pada era globalisasi akan juga melahirkan generasi yang secara moral mengalami kemerosotan: konsumtif, boros dan memiliki jalan pintas yang bermental instant. Juga dampak positif di bidang sosial salah satunya adalah Informasi yang ada di masyarakat dapat langsung dipublikasikan dan diterima oleh masyarakat, dan negatifnya adalah kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan remaja dan pelajar. Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan pada upaya pemenuhan berbagai keinginan material, telah menyebabkan sebagian warga masyarakat menjadi "kaya dalam materi, namun miskin dalam dimensi rohani". Yang terakhir yang ingin saya beri contoh adalah di bidang budaya salah satu contoh positifnya adalah mempermudah pendistribusian karya-karya anak bangsa seperti musik, film, fashion maupun furniture ke negara-negara tetangga maupun negara-negara berbeda benua yang mana akan memperkuat identitas negara serta membuat negara semakin dikenal oleh dunia luar. Salah satu contoh negatif dari bidang budaya ialah terjadinya akulturasi budaya yang selanjutnya berkembang menjadi budaya massa dan terjadi hilangnya semangat dan jiwa nasionalisme maupun patriorisme. Banyak contoh permasalahan perkembangan Iptek di Indonesia ini salah satu bullying berunsur SARA di media sosial, pengguna media sosial tidak mengenal umur dan gender membuat pengguna media sosial bersemena-mena dengan pendapat yang mereka keluarkan. Selain contoh bullying juga ada penipuan online, di mana penipu-penipu yang berkeliaran di online mempunyai sikap yang individualis karena tidak memikirkan orang lain yang mereka tipu dan tidak berkemanusiaan, juga penyebaran pornografi di banyak platform itu juga termasuk permasalahan perkembangan Iptek. Indonesia mempunyai ideologi yang disebut Pancasila, berisi lima (5) sila yaitu: Ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan atau perwakilan, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Ideologi Pancasila yang kita anut ini bisa mengatasi permasalahan Iptek yang ada di Indonesia ini, dengan menganut Tuhan yang kita percayai sangat mencerminkan sila pertama, ketuhanan yang maha esa. Bergotong royong dan berperilaku kemanusiaan dan adil, tidak melihat orang secara rasis bahwa Indonesia berbeda beda budaya tetapi tetap satu maka terciptanya sila ke 3 yaitu persatuan Indonesia. Negara kita demokrasi yang setiap argumennya didengar oleh pemerintah juga menganut sila ke 4 yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau perwakilan. Yang terakhir dalam menggunakan media sosial dan online dengan baik harus terciptanya keadilan sosial, tidak membeda-bedakan dan tidak adanya kesenjangan sosial. Opini saya yang terakhir sangat sesuai dengan sila ke-5 yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. read more
• March 13, 2020
Aksentuasi Edukasi Ideologi Negara (ELING) sebagai Upaya Memperkuat Eksistensi Pancasila
I Putu Leong Pranatha Adi Wijaya / 2301936201 Ideologi berasal dari dua suku kata yaitu idea yang memiliki makna pikiran atau gagasan serta logos yang memiliki makna ilmu atau pengetahuan. Dengan begitu ideologi dapat diartikan sebagai ilmu tentang ide atau gagasan. Menurut Dr. Alfian ideologi adalah suatu pandangan atau suatu sistem nilai yang menyeluruh serta mendalam tentang bagaimana cara yang sebaiknya, yaitu secara moral dianggap benar dan adil, guna mengatur tingkah laku bersama dari berbagai segi kehidupan. Ideologi juga dapat diartikan sebagai keseluruhan pandangan, nilai, cita-cita serta keyakinan yang ingin diwujudkan dalam kehidupan. Ideologi mampu membangkitkan kesadaran akan kemerdekaan, memberikan arahan dalam menjalani kehidupan penyelenggaraan negara. Pentingnya ideologi bagi suatu negara juga terlihat dari fungsi ideologi itu sendiri. Adapun fungsi ideologi adalah untuk membentuk identitas sebuah kelompok atau bangsa. Pancasila merupakan ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang digagas oleh Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945. Pancasila dijadikan ideologi negara Indonesia dengan tujuan segala kehidupan berbangsa dan bernegara harus berlandaskan Pancasila. Pancasila memiliki beberapa fungsi diantaranya: jiwa dan kepribadian bangsa, perjanjian luhur, sumber dari segala sumber hukum, serta cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia. Pancasila terdiri dari lima sila. Kelima sila itu adalah: Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusayawaratan perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Masing-masing sila memiliki makna yang berbeda namun tetap saling berkaitan. Dewasa ini, pengamalan nilai-nilai Pancasila sepertinya sudah mulai memudar. Maraknya kasus kejahatan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi cerminan bahwa Pancasila saat ini sedang dalam bahaya. Berdasarkan data yang didapatkan dari beberapa media online di Indonesia. Adapun contoh kasus yang tidak sesuai dengan ajaran Pancasila yakni terjadi pembakaran 2 tempat ibadah Gereja di Aceh Singkil pada tanggal 13 oktober 2015 (CNN Indonesia, 2015) yang bertentangan dengan sila Pertama, Seorang ibu yang tega membunuh anak kandungnya sendiri pada Desember 2019 (Liputan 6, 2019) yang bertentangan dengan sila Kedua, serta seorang pelajar yang menulis postingan berbau provokatif di Facebook (Liputan 6, 2019) yang bertentangan dengan sila Ketiga. Berdasarkan data tersebut dapat kita ketahui bahwa masih ada warga negara Indonesia yang belum mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini membuktikan bahwasanya eksistensi Pancasila pada era reformasi saat ini semakin memudar. Tingkat kesadaran dari masyarakat sepertinya sudah mulai hilang. Padahal seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa sedari kecil kita sudah diajarkan tentang pentingnya Pancasila dalam kehidupan. Terutama pada masa pendidikan dari sekolah dasar hingga sekolah menengah. Namun sayang, dinamika kehidupan warga negara Indonesia masih saja ada yang bertentangan dengan pengamalan nilai-nilai Pancasila. Oleh karena itu kita harus ELING. Eling dalam Bahasa Bali memiliki makna “kesadaran”. Kesadaran yang dimaksud bukan hanya sekedar kata “sadar” namun kesadaran akan jati diri kita sebagai manusia, sebagai bagian dari Indonesia. Pancasila tercipta karena jati diri bangsa Indonesia yang memiliki keanekaragaman kompleks sehingga membentuk sebuah persatuan untuk merdeka. Kita harus sadar bahwa perjuangan kita belum berakhir. Masih banyak tantangan yang akan kita lalui untuk membentuk bangsa ini menjadi bangsa yang maju. Kita harus sadar bahwa apa yang kita dapatkan saat ini merupakan hasil dari perjuangan para leluhur kita terdahulu. Serta kita juga harus sadar bahwa kita adalah harapan bagi pejuang bangsa untuk mempertahankan kemerdekaan dengan mengamalkan nilai-nilai dari ideologi kita, dasar negara kita, Pancasila. Pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sudah membuat kurikulum untuk Pendidikan Pancasila di setiap Lembaga Pendidikan yang ada di Indonesia. Namun sepertinya itu semua belum cukup. Pancasila harus setiap saat disuarakan. Bukan hanya pelajar saja yang harus paham tentang Pancasila. Keluarga, orang tua serta seluruh lapisan masyarakat juga harus ikut sadar akan pentingnya pengamalan nilai-nilai Pancasila. Edukasi yang terjadi dewasa ini ternyata belum mampu meningkatkan kesadaraan masyarakat Indonesia tentang cita-cita luhur bangsanya. Sepertinya edukasi tentang ideologi negara, khususnya tentang Pancasila harus lebih diutamakan/ditekankan. Pendidikan Pancasila harus menjadi titik berat dan konsen yang utama dalam kehidupan sehari-hari. Kita harus eling bahwa Pancasila saat ini sedang tidak baik baik saja. Upaya yang dapat kita lakukan adalah meng-Aksentuasi Edukasi tentang Ideologi Negara di seluruh penjuru nusantara. Mulai dari Pendidikan di Lembaga Pendidikan, sosialisasi pengamalan Pancasila di setiap rumah, serta mengajak seluruh warga Indonesia untuk terus menyuarakan Pancasila dalam pikiran, perkataan maupun perbuatan. Dan kita harus menyadarkan betapa pentingnya Pancasila sebagai pandangan hidup berbangsa dan bernegara. Ideologi merupakan ilmu pengetahuan tentang gagasan atau ide atau sebuah pandangan dalam menjalankan kehidupan. Pancasila sangatlah penting dalam kehidupan bersama di Indonesia. Indonesia dengan latar belakang memiliki beraneka macam agama disatukan oleh sila pertama. Hak asasi yang dimiliki oleh warga negara Indonesia juga tertuang dalam nilai sila kedua. Gotong royong serta jiwa patriot disimbolkan dengan sila ketiga. Kehidupan bersama-sama untuk berdemokrasi merupakan nilai sila keempat serta menghormati hak-hak orang lain dan berlaku adil pada setiap orang merupakan cerminan dari sila kelima. Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan warga negara, kerukunan serta kehidupan harmonis akan didapatkan jika kita dapat mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan dengan benar. Selain itu, Pancasila sebagai pedoman kehidupan berbangsa juga merupakan nilai-nilai luhur yang diciptakan berdasarkan kepribadian bangsa Indonesia. Oleh karena itu, kita sebagai warga negara Indonesia harus menjaga eksistensi Pancasila dengan eling (sadar) dan menitikberatkan atau mengutamakan (aksentuasi) edukasi ideologi negara di seluruh lapisan masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Seputarpengetahuan. 2017. 33 Pengertian Ideologi Menurut Para Ahli (Pembahasan lengkap). https://www.seputarpengetahuan.co.id/2017/06/pengertian-ideologi-menurut-para-ahli-terlengkap.html. Diakses pada 06 Maret 2019. Sutrisna, Tatan. 2017. Pancasila Sebagai Ideologi Dan Dasar Negara. https://asefts63.wordpress.com/materi-pelajaran/pkn-kls-8/pancasila-sebagai-ideologi-dan-dasar-negara/. Diakses pada 06 Maret 2019. Afiyah, Siti. 2015. Pancasila Yuridis Kenegaraan. Jakarta Timur: Anggota Ikatan Penerbit Indonesia. Suwardi, Edi. 2018. Pancasila sebagai Ideologi Dasar Negara. https://www.kompasiana.com/edi85861/5bd68bbfaeebe14482063cf2/pancasila-sebagai-ideologi-dasar-negara?page=all. Diakses pada 06 Maret 2019. Bintang, Aulia. 2015. Pembakaran Gereja Capai 1.000 Kasus Pasca Reformasi. https://www.cnnindonesia.com/nasional/20151014065145-20-84852/pembakaran-gereja-capai-1000-kasus-pasca-reformasi. Diakses pada 06 Maret 2019. Fauzan. 2019. Pasang Status Provokatif di Facebook, Pemuda Takalar Ditangkap Polisi. https://www.liputan6.com/regional/read/4077324/pasang-status-provokatif-di-facebook-pemuda-takalar-ditangkap-polisi. Diakses pada 06 Maret 2019. read more
• March 10, 2020
Berkah dan Tantangan Sila Pertama Pancasila
Oleh: David Samuel Setiawan (Mahasiswa Binus Alam Sutera, Tangerang) Seperti yang kita tahu isi sila pertama pada Pancasila adalah ”Ketuhanan yang Maha Esa” yang dalampenerapannya membuat negara kita Indonesia ini menjadi negara yang agamis. Hal tersebut membawa berkah dan tantangan tersendiri bagi kita bangsa Indonesia. Indonesia adalah negara agamis dan hal tersebut membawa berkah dan tantangannya tersendiri. Berkahnya adalah bagaimana kita dapat menganut agama kita dengan bebas, namun tidak memberi kebebasan untuk tidak beragama. Tantangannya adalah bagaimana para penganut berbeda agama ini dapat bertoleransi satu sama lain. Tantangan satu lagi adalah bagaimana para penganut agama hanya menganut agmanya secara formalitas, karena merupakan kewajiban warga negara di Indonesia, artinya mereka tidak mempraktikkan hal yang mereka anut dalam kehidupan sehari secara substansial-bermakna aktual. Kemudian di dalam mempraktekan agama yang baik dan benar ada beberapa dimensi yang harus dipenuhi. Dimensi penting adalah menjalankan ibadah kita secara rutin dan mempraktikan ibadah kita tidak hanya di dalam tempat ibadah (ritual oriented), tetapi di manapun kita berada. Banyak orang memiliki pemikiran yang salah akan kehidupan ibadahnya dan kehidupan sehari-harinya. Mereka kelihatannya rajin beribadah, namun mereka dalam kehidupan nyatanya masih melakukan kegiatan seperti korupsi dll. Oleh karena hal tersebut kehidupan ibadah kita sebenarnya tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan sehari-hari kita sebagai warga negara yang mengandung asas Pancasila. Dimensi yang tak kalah pentingnya adalah pengetahuan di mana kita harus selalu memperdalam pengetahuan kita dalam agama yang kita anut lewat membaca kitab suci agama masing-masing, agar kita tidak mudah dibodohi oleh tokoh-tokoh agama yang belum tentu benar pengajarannya dan dapat menyesatkan kita umatnya. Dalam beragama kita juga tidak boleh radikal. Dalam artian bahwa kita tidak boleh begitu saja mengikuti hal yang tertulis di dalam kitab suci kita secara mentah-mentah. Dibutuhkan penafsiran positif dan sikap kritis. Apakah hal ini akan memunculkan praktik radikalisme atau tidak. Kebanyakan ajaran radikal muncul karena orang tersebut mempelajari kitab sucinya tanpa melihat konteks isinya apakah relevan untuk dipraktikkan di zaman sekarang ini ataukah tidak. Selain radikalisme ada juga fanatisme harus dihindari yang merupakan cara pandang orang melihat agamanya paling benar sendiri dan agama lain dijelek-jelekkan. Karena kita hidup berdasarkan negara bebas beragama, maka kita sudah seharusnya menghormati agama orang lain dan tidak perlu menjelek-jelekan agama saudara-saudari kita yang lain. Sebagai mahasiswa kita seharusnya mempraktekan kehidupan agama kita di dalam kehidupan nyata kita baik di sekolah, di kampus, di ruang perkuliahan, maupun di lingkungan pekerjaan dan pergaulatan sosial kita nanti. Sehingga nilai-nilai positif dari agama kita akan tercermin di dalam sikap dan perbuatan kita yang baik dan positif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. read more
• February 28, 2020