Pancasila Sebagai Dasar Kehidupan Bersama di Indonesia
ElbertChainatra/PPTI-7/2301935842
Pancasila, sebuah dasar kesatuan yang berasal dari 2 kata, panca yang artinya lima dan sila yang berarti prinsip, asas, atau dasar. Jadi, Pancasila itu sendiri adalah lima asas mendasar yang bisa menjadi sebuah pedoman kuat bagi seluruh rakyat Indonesia untuk bisa menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara dengan baik dan teratur.
Pancasila bisa menjadi sebuah pegangan, terlebih di era globalisasi ini, dimana masyarakat sering kali lupa dan keliru tentang tata cara berakhlak dan berperilaku sebagaimana mestinya. Berikut merupakan contoh-contoh dari kekeliruan tersebut.
Belakangan ini sering kali terjadi perseteruan antara pihak pihak beragama, dimana masing-masing pemeluk agama tersebut berusaha untuk mempertahankan dan membela kepercayaannya mereka sendiri. Ada pula yang sangat fanatic sampai sampai terjadi pengeboman terhadap rumah ibadah. Di beberapa negara, terkadang bahkan terjadi penindasan dan juga penganiayaan terhadap beberapa pihak tertentu, yang umumnya merupakan minoritas di daerah tersebut. Ini adalah tanda dari kurangnya toleransi dan hilangnya sebuah pedoman di dalam kehidupan mereka. Seharusnya sebagai umat beragama, kita harus saling menghargai, menghormati, dan menjunjung tinggi rasa persahabatan, dimana perbedaan bukanlah sebuah alasan untuk menyebabkan perpecahan, melainkan sebuah keunikan dan ciri khas dari negara kita sendiri. Menurut sila pertama Pancasila, yang berbunyi “Ketuhanan yang Maha Esa”, kita harusnya memfokuskan diri pada hubungan kita dengan Tuhan kepercayaan kita sendiri, karena kepercayaan itu adalah privasi kita sendiri, dan bukan hak kita untuk mengurusi apa yang dipercayai oleh orang lain. Karena itu merupakan hak mereka untuk bebas memilih kepercayaannya sendiri. Kasus diatas tadi tentu saja merupakan sebuah contoh penyimpangan dari sila pertama Pancasila.
Kasus kedua adalah kasus yang baru baru saja terjadi, dimana 2 orang senior memaksa adik kelasnya untuk memakan kotoran manusia, dengan alasan “supaya ada sejarah didalam hidup mereka”. Hal tidak terpuji ini dilakukan oleh dua senior tersebut dan dengan terpaksa dituruti oleh adik kelas mereka karena takut dipukuli. Kejadian seperti ini jelas sangat menyimpang dari dasar Pancasila sila kedua yang berbunyi “Kemanusiaan yang adil dan beradab”. Kejadian ini merupakan salah satu contoh dari maraknya kasus pembulian, penganiayaan yang bukan hanya terjadi di dalam masyarakat, bahkan di sekolah. Hukuman yang diberikan kepada adik kelasnya itu jelas adalah sebuah penyalahgunaan kewenangan dan ketidakhadiran rasa saling menghargai dan menghormati di dalam diri mereka, dimana seorang kakak kelas atau senior seharusnya memberi dorongan, bantuan, teladan baik bagi adik kelasnya agar bisa berkembang menjadi pribadi yang lebih baik, karena pada akhirnya mereka mereka lah orang orang yang akan meneruskan negara Indonesia kedepannya. Akibat dari kejadian tidak berakhlak ini, tentu saja akan ada yang akan merasa trauma ataupun penurunan mental. Jika dibandingkan lagi dengan sila kedua Pancasila, keadilan dan keberadaban itu sangat tercoreng. Mengapa hal ini bisa terjadi? Itu adalah karena kurangnya pemahaman terhadap sila sila Pancasila yang menyebabkan penyelewengan penggunaan kekuasaan oleh orang dengan kuasa yang lebih tinggi.
Kasus ketiganya adalah saat terjadinya gerakan gerakan yang sifatnya memecah dan mngelompokkan kita sebagai rakyat rakyat Indonesia, rasisme, sukuisme, perbedaan agama. Ini semua tentu adalah salah satu hal yang melenceng dari sila ketiga Pancasila yang berbunyi “Persatuan Indoensia”. Ada nya kubu-kubuan yang terjadi di masyarakat Indonesia menyebabkan kerenggangan persatuan diantara kita. Contoh mudahnya adalah saat menonton sepak bola. Di Indonesia, sering kali terjadi pertengkaran yang berujung pada baku hantam, alhasil aka nada banyak dari mereka yang terluka bahkan ada yang sampai meninggal. Dari sini bisa kita simpulkan bahwa di dalam diri mereka tidak terdapat rasa solidaritas dan rasa persatuan sebagai rakyat Indnesia. Melainkan mereka terpisah hanya oleh perbedaan tim. Seharusnya sebagai sesama bangsa dan rakyat Indonesia, mereka semua harusnya saling toleransi dan mengerti bahwa dalam pertandingan pasti ada yang menang maupun yang kalah. Hal tersebut bukanlah sebuah alasan untuk menimbulkan perpecahan dan pertengkaran, namun harusnya dijadikan sebagai alat untuk memperdekat persahabatan dan kesolidaritasan sebagai pecinta sepak bola.
Dari 3 kasus di atas, bisa kita simpulkan, bahwa ketidakhadiran dan ketidakpahaman terhadap Pancasila di dalam kehidupan rakyat Indonesia bisa membuat hilangnya persatuan, dan rasa solidaritas serta pedoman di dalam kehidupan sehari hari. Oleh karena itu, mengajari anak anak penerus bangsa tentang Pancasila sejak dini merupakan sebuah hal yang krusial, agar bibit bibit penerus bangsa bisa memiliki mental yang baik, kuat, dan meumbuhkan rasa saling menghormati dan menghargai. Karena Pancasila merupakan sebuah ideologi pedoman yang ideal, dan bisa menyesuaikan dengan perubahan zaman, karena apapun perubahan zaman yang terjadi, kita tetap akan berpegang teguh kepada 5 sila ini, yang masing masing berbunyi sebagai berikut.
Ketuhanan yang Maha Esa, berfokus kepada kepercayaan kita tentang adanya dan hadirnya Tuhan di dalam hidup kita. Sila ini berfokus kepada keseluruhan agama yang diakui oleh Indonesia, yaitu Kristen Protestan, Kristen Katolik, Buddha, Islam, Kong hu cu, dan Hindu. Dalam sila ini, kita diajarkan untuk membangun hubungan kita dengan Tuhan, dan menoleransi kepercayaan orang lain.
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, sila ini berfokus pada keadilan dan rasa kemanusiaan. Semua orang memiliki hak hak yang sama, untuk memilih agama masing masing, untuk menikah, untuk memperoleh keadilan di hadapan hokum, untuk memimpin, dll, tanpa memperdulikan suku, agama, budaya, ras, jenis kelamin, ataupun golongan.
Persatuan Indonesia, yakni kita sebagai bangsa Indoensia harus membangun rasa solidaritas di antara kita. Membangun rasa ini bukanlah sebuah hal yang sulit, pertama kita tentunya harus memulainya dari ruang lingkup yang kecil, misalnya keluarga. Di keluarga orang tua bisa menumbuhkan dan membiasakan anak untuk memiliki rasa peduli terhadap sekitar, dengan demikian anak akan mulai memperhatikan dan menjaga serta menghormati orang orang di sekitarnya. Setelah itu barulah bisa menuju ke tahap yang lebih luas, yaitu masyarakat, ini juga bukanlah hal yang sulit. Untuk membangun rasa persatuan itu, kita bisa mulai dari hanya dengan membantu orang yang sedang kesusahan, atau bahkan hanya dengan kerja bakti bersama.
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, sila ini mengajarkan kita untuk berdemokrasi. Berdemokrasi disini berarti mementingkan kepentingan bersama lebih dari kepentingan diri sendiri. Contohnya yaitu dengan bermusyawarah. Dengan musyawarah, tidak hanya kita mendapat jawaban yang paling tepat dan relevan terhadap masalah kita, namun kita juga belajar untuk menghargai pendapat orang lain, dengan catatan kita bisa menerima apabila usulan kita tidak diterima oleh orang yang mengikuti musyawarah tersebut.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yaitu semua rakyat Indonesia memiliki derajat yang sama. Menurut sila ini, kita harus menjunjung rasa keadilan, menghormati hak hak orang lain, karena semua orang itu sama di hadapan hukum maupun sosial.
Pancasila memiliki peranan yang sangat penting di dalam bagaimana rakyat Indonesia berperilaku dan berakhlak. Hilangnya pemahaman dan penerapan Pancasila bisa menyebabkan kerusakan mental dan kehancuran pada negara Indonesia kedepannya. Denga ndemikian, kita sebagai penerus bangsa harus senantiasa membiasakan diri untuk mengikuti dan memahami semua sila sila yang ada pada Pancasila dan mengajarkannya kepada generasi generasi setelah kita agar dapat terjadi kemajuan di dalam negara Indonesia.
REFERENSI
1. https://hmjisp.wordpress.com/2011/06/29/penjelasan-sila-ke-2-kemanusiaan-yang-adil-dan-beradab-by-andhika-satria-nugraha-s-pd/
2. https://www.coursehero.com/file/26483947/Arti-dan-Makna-Sila-Keadilan-Sosial-bagi-Seluruh-Rakyat-Indonesiadoc/
3. https://min.wikipedia.org/wiki/Pancasila
read more
• April 12, 2020