Masalah Iptek dan Pancasila

Sharen Wulan Levita, Mahasiswi Kampus Alam Sutera, Tangerang, Banten

Ilmu Pengetahuan atau sains adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan di dalam alam lingkungan. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Dan semua orang pasti membutuhkan Ilmu pengetahuan untuk pedoman hidupnya. Ilmu membuat manusia mempunyai kehidupan yang lebih efisien, meningkatkan keamanan, mudah memecahkan permasalahan yang dialami masa hidupnya, meningkatkan kualitas dan derajat, dan dapat hidup sejahtera.

Manusia harus hidup dengan pola pikiran yang baik agar hidupnya tidak tercela dan tidak dibodoh-bodohi oleh orang lain. Dan ilmu pengetahuan sangat berdampak bagi keahlian individual sampai perkembangan globalisasi. Banyak orang juga yang membagi ilmu pengetahuannya untuk orang lain dan ilmu itu sangat bermanfaat bagi orang itu tersendiri.

Iptek adalah singkatan dari ‘ilmu pengetahuan dan teknologi”, yaitu suatu sumber informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan ataupun wawasan seseorang di bidang teknologi. Berkembangnya globalisasi memunculkan perkembangan-perkembangan baru, seperti muncul-munculnya teknologi. Hampir semua orang menggunakan tekhnologi untuk mempermudah aktivitas individual.

Contohnya handphone atau telepon genggam seluler. Telepon genggam terbagi menjadi dua telepon biasa dan juga daring. Perkembangan Iptek ini sangat mempermudah berkomunikasi. Iptek berdampak positif maupun negatif juga, di bidang ekonomi, bidang politik, bidang sosial, juga di bidang budaya. Contoh dampak positif di bidang ekonomi adalah produktifitas dunia industri semakin meningkat. Kemajuan teknologi akan meningkatkan kemampuan produktivitas dunia industri baik dari aspek teknologi industri maupun pada aspek jenis produksi. Dan salah satu contoh negatif di bidang ekonominya ialah sifat konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat pada era globalisasi akan juga melahirkan generasi yang secara moral mengalami kemerosotan: konsumtif, boros dan memiliki jalan pintas yang bermental instant.

Juga dampak positif di bidang sosial salah satunya adalah Informasi yang ada di masyarakat dapat langsung dipublikasikan dan diterima oleh masyarakat, dan negatifnya adalah kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan remaja dan pelajar.

Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan pada upaya pemenuhan berbagai keinginan material, telah menyebabkan sebagian warga masyarakat menjadi “kaya dalam materi, namun miskin dalam dimensi rohani”. Yang terakhir yang ingin saya beri contoh adalah di bidang budaya salah satu contoh positifnya adalah mempermudah pendistribusian karya-karya anak bangsa seperti musik, film, fashion maupun furniture ke negara-negara tetangga maupun negara-negara berbeda benua yang mana akan memperkuat identitas negara serta membuat negara semakin dikenal oleh dunia luar.

Salah satu contoh negatif dari bidang budaya ialah terjadinya akulturasi budaya yang selanjutnya berkembang menjadi budaya massa dan terjadi hilangnya semangat dan jiwa nasionalisme maupun patriorisme.

Banyak contoh permasalahan perkembangan Iptek di Indonesia ini salah satu bullying berunsur SARA di media sosial, pengguna media sosial tidak mengenal umur dan gender membuat pengguna media sosial bersemena-mena dengan pendapat yang mereka keluarkan. Selain contoh bullying juga ada penipuan online, di mana penipu-penipu yang berkeliaran di online mempunyai sikap yang individualis karena tidak memikirkan orang lain yang mereka tipu dan tidak berkemanusiaan, juga penyebaran pornografi di banyak platform itu juga termasuk permasalahan perkembangan Iptek.

Indonesia mempunyai ideologi yang disebut Pancasila, berisi lima (5) sila yaitu: Ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan atau perwakilan, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Ideologi Pancasila yang kita anut ini bisa mengatasi permasalahan Iptek yang ada di Indonesia ini, dengan menganut Tuhan yang kita percayai sangat mencerminkan sila pertama, ketuhanan yang maha esa. Bergotong royong dan berperilaku kemanusiaan dan adil, tidak melihat orang secara rasis bahwa Indonesia berbeda beda budaya tetapi tetap satu maka terciptanya sila ke 3 yaitu persatuan Indonesia. Negara kita  demokrasi yang setiap argumennya didengar oleh pemerintah juga menganut sila ke 4 yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau perwakilan. Yang terakhir dalam menggunakan media sosial dan online dengan baik harus terciptanya keadilan sosial, tidak membeda-bedakan dan tidak adanya kesenjangan sosial. Opini saya yang terakhir sangat sesuai dengan sila ke-5 yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

  1. Wah terima kasih ilmunya kak?, sudah bagus ini?

    • terima kasih