Yuk Ketahui 6 Kekurangan dan Dampak Negatif Gap Year Kuliah Berikut ini!

Yuk Ketahui 6 Kekurangan dan Dampak Negatif Gap Year Kuliah Berikut ini!

Pernah dengar istilah gap year kuliah? Atau pernah menemui seseorang yang setelah tamat jenjang SMA sederajat melakukan istirahat selama beberapa tahun sebelum akhirnya mengenyam bangku perkuliahan. Ya, keduanya sama. 

Namun bagi kamu yang menyasar PTN, ingat batas waktu gap year adalah 3 tahun. Lebih dari itu kamu tetap bisa kuliah, namun harus masuk ke PTS karena sebagian besar PTS tidak menerapkan batasan usia. Meski begitu, biasanya seseorang yang sudah melakukan gap year lebih dari dua tahun, keinginannya untuk kuliah cenderung menurun. 

Nah, bagaimana dengan dirimu? 

Apa yang dimaksud gap year kuliah?

Gap year adalah sebuah ungkapan bagi seseorang yang memutuskan untuk istirahat di tahun pertamanya setelah tamat sekolah. Durasi gap year bisa setahun, dua tahun atau bahkan lebih bergantung dari keputusan yang diambilnya. 

Umumnya gap year diambil oleh mereka yang telah tamat SMA/SMK sederajat untuk menunda kuliah. Namun ada juga gap year yang dilakukan oleh lulusan SMP sederajat dan juga lulusan SD. Apapun itu, keputusan untuk gap year tentu telah melewati banyak pertimbangan. 

Dan berikut ini adalah beberapa alasan yang sering melatarbelakangi seseorang memutuskan melakukan gap year, khususnya dari jenjang SMA sederajat ke jenjang perkuliahan. 

  1. Memiliki financial yang belum stabil
    Kondisi keuangan adalah alasan pertama seseorang menunda untuk kuliah. Terlebih jika kamu hendak memilih jurusan dengan biaya tinggi seperti jurusan tata rias, kedokteran dan jurusan dalam bidang IT.
    Jurusan-jurusan tersebut biasanya membutuhkan dana cukup banyak untuk berbagai keperluan seperti pembelian buku, ujian praktek, alat penunjang, dan sebagainya. Memang setiap kampus memiliki program beasiswa, namun biasanya beberapa pengeluaran diatas tidak tercover.
    Nah, seseorang yang melakukan gap year karena kondisi financial umumnya mengisi waktunya dengan bekerja. Setelah uang untuk kuliah terkumpul barulah mereka mulai mendaftar kuliah. Namun tak jarang setelah bekerja selama satu dua tahun niat untuk kuliah pun menjadi pupus. 
  2. Belum diterima di PTN atau jurusan yang diinginkan
    Ini juga alasan seseorang melakukan gap year. Daripada masuk ke PTN atau jurusan yang tidak sesuai, mereka akan mengambil gap year dan menyiapkan diri untuk mengikuti ujian mandiri di tahun berikutnya. 
  3. Kesehatan mental
    Beberapa orang mungkin menganggap ini adalah masalah remeh. Namun kesehatan mental sebenarnya adalah salah satu hal terpenting yang harus dijaga sebaik mungkin. Beberapa orang yang melakukan gap year karena masalah ini biasanya menggunakan waktu luangnya untuk mencoba mengeksplorasi hal baru dan sejenak rehat untuk belajar. 

Baca Juga: Daftar Binusian yang Berprestasi di Dunia Entrepreneur

Kekurangan Gap Year

Gap year memiliki kelebihan. Namun juga banyak kekurangan. Tinggal kamu ingin mengambil dari sisi yang mana. Kelebihan gap year adalah mampu menemukan pilihan yang lebih baik, mendapatkan banyak pengalaman kerja, menambah wawasan, memiliki keahlian baru serta mendapatkan waktu sejenak untuk introspeksi diri. Sedangkan kekurangan dari gap year antara lain: 

  1. Dianggap kurang mampu
    Seorang yang menunda waktu kuliah atau gap year, cenderung dianggap kurang mampu bersaing secara akademik di perguruan tinggi. Salah satu alasannya karena seseorang tersebut sudah jarang berinteraksi dengan ‘buku’ sehingga besar kemungkinan banyak ilmu yang sudah terlupakan. Selain itu kemampuan untuk belajar juga akan menurun selama gap year.
    Berbeda dengan mereka yang baru lulus. Ingatan tentang berbagai pelajaran tentunya masih segar. Selain itu mereka juga nampak lebih siap untuk mengikuti perkuliahan karena secara 12 tahun telah menempuh ritme belajar yang sama di sekolah. 
    Tak dipungkiri juga, kadang kita akan menemui seseorang yang terlalu lama menunda perkuliahan karena bekerja atau hal lainnya ketika masuk dalam kelas dirinya akan nampak kaku atau kikuk di awal-awal pembelajaran. 
  2. Mengeluarkan banyak biaya
    Ketika kamu melakukan gap year, kamu mungkin akan banyak melakukan berbagai hal favoritmu. Nah, ini tentu saja membutuhkan banyak uang. Jika kamu memiliki penghasilan sendiri tentu tidak masalah. Namun jika kamu masih meminta uang pada orangtua jelas ini adalah suatu hal yang tidak tepat.
    Kamu memang bisa bekerja magang, namun perlu diingat jika pekerja magang memiliki kisaran gaji yang tidak besar. Jadi jika kamu hendak memutuskan untuk gap year, pastikan pula kamu telah siap secara finansial. 
  3. Membuang waktu
    Menunda kuliah sama saja dengan membuang waktu. Apalagi jika dilakukan tanpa sesuatu yang berarti. Misalnya menunda kuliah hanya dengan alasan karena ingin beristirahat. Memang rehat belajar dibolehkan. Namun dalam waktu istirahatmu, kamu tetap harus membuat semacam to do list  sehingga waktumu tidak ada yang akan terbuang sia-sia. Jangan lantas diisi dengan malas-malasan, tidur-tiduran dan beragam aktivitas merugikan lainnya. 
  4. Merasa tertinggal dari segi usia
    Ketika memutuskan untuk gap year kuliah kamu harus siap untuk tertinggal dari segi usia. 
    Beberapa orang mungkin tak terlalu mempermasalahkannya karena ini adalah resiko dari gap year. Namun tidak dipungkiri jika perasaan tertinggal dari teman-teman yang telah lulus mesti ada. 
  5. Tekanan sosial yang tinggi karena stigma negative gap year
    Perlu diketahui, setiap daerah memiliki pemikiran yang berbeda. Kadang di satu daerah seseorang yang kuliah disebut membuang waktu. Namun di beberapa daerah ada pula yang berpikiran sebaliknya. Seseorang yang baru lulus jenjang SMA jika tidak kuliah dianggap tidak pandai.
    Selain itu ada pula tekanan sosial yang merasa bahwa setelah lulus pilihannya adalah kuliah atau kerja. Memilih gap year adalah sebuah hal yang membuang waktu dan tidak bermanfaat. Banyak yang beranggapan jika seorang yang melakukan gap year adalah seorang yang malas. Padahal sebenarnya pengetahuan tak hanya bisa didapatkan dari bangku kuliah namun juga dari berbagai tempat dan kesempatan. 
  6. Membutuhkan rencana yang lebih matang
    Seseorang yang mengambil gap year kuliah harus memiliki perencanaan yang matang. Jika tidak memiliki rencana matang atau masih sekedar gambaran, maka seseorang tersebut akan menyia-nyiakan waktunya dengan berbagai kesempatan pengembangan diri.
    Alih-alih ingin istirahat sebentar dan beralih dengan kesibukan yang lain, namun karena perencanaan yang kurang matang waktu menjadi terbuang percuma. Bahkan kadang untuk kembali kuliah rasanya kian berat. 

Jadi, bagi kamu yang saat ini sudah kelas 12, kira-kira apa keputusanmu? Apakah kamu akan melakukan gap year kuliah dengan serentetan kekurangan dan dampak negatif diatas, atau lanjut kuliah dan mulai menjadi seseorang yang sukses? Pilihan memang ada pada dirimu, tapi daripada menyesal karena gap year, sebaiknya lanjutkan saja!

Ingat waktunya semakin dekat. Tiga bulan lagi menuju tahun 2024. Kamu tahu kan artinya? Siswa/i kelas 12 harus segera dapat kampus. Jadi Stop Overthinking. Mulai aja dulu! 

Buruan ambil kesempatan terakhir gabung di BINUS @Bandung. Ini panggilan terakhir buat kamu! Yuk daftar BINUS @Bandung sekarang. Daftar sekarang sebelum kuota kehabisan!