Peran Simulasi dan Implementasinya dalam Industri 4.0
Jakarta, 7 Maret 2022 – Mungkin pernah terlintas dalam pikiran, “Bagaimana awalnya teknologi pesawat terbang itu berasal?” atau “bagaimana awalnya teknologi komputer hingga bisa menjadi perangkat yang membantu produktivitas?”.
Hal tersebut tidak luput dari peran Simulasi yang merupakan salah satu metode menjawab fenomena ataupun persoalan yang terjadi dalam kehidupan manusia.
Simulasi inilah yang menjadi topik orasi ilmiah yang disampaikan oleh Prof. Fergyanto E. Gunawan, Dr. Eng. dalam upacara Sidang Terbuka Pengukuhan Guru Besar Tetap BINUS UNIVERSITY.
Simulasi adalah Bicycle-of-the-Mind
Prof. Fergyanto berpendapat bahwa Simulasi adalah bicyle–of-the-mind untuk memahami fenomena kompleks dalam bidang ilmu alam dan ilmu sosial. Untuk dapat melakukan simulasi dengan benar, dibutuhkan pengetahuan mendalam tentang fenomena yang ingin dipelajari, baik di tingkat mikro ataupun makro.
Suatu masalah yang kompleks dikemas ke dalam suatu model atau sistem yang disertai dengan berbagai demonstrasi sedekat mungkin dengan suatu permasalahan. Digunakan teknologi yang dinamakan Machine Learning, yang secara umum memiliki fungsi mengidentifikasi masalah, pengolahan data berbasis komputer, dan melahirkan solusi.
Prof. Fergyanto juga memberikan beberapa contoh aplikasi simulasi seperti pada perkembangan teknologi pesawat terbang yang menjawab hubungan kausal, model simulasi tabungan yang menggambarkan laju pertambahan bunga di bank, hingga model infeksi covid-19 yang menggambarkan laju infeksi.
Bentuk dan penampang sayap burung hummingbird (Maeda et al., 2017)
Struktur stock dan flow untuk menggambarkan dinamika tabungan (Meadows, 2008).
Struktur stock dan flow untuk mempelajari infeksi dan penyebaran Covid-19 dengan model SIR (Sterman, 2000)
Secara umum, teori atau hubungan sebab-akibat bisa didasarkan atas proses fisika, kimia, bisnis, psikologi, ataupun kombinasinya. Namun sampai saat ini, komputer tidak memahami kausalitas.
“BINUS sebagai perguruan tinggi yang kuat dengan ilmu komputer dan sistem informasi, perlu menyadari bahwa kombinasi keduanya dengan subject matter expert jika diterapkan dengan teori yang kokoh, akan menghasilkan sistem yang dapat diandalkan, bukan sebagai kotak hitam, sehingga dapat lebih diterima oleh ahli di masing-masing bidang dan masyarakat luas”, pungkas Prof. Fergyanto menutup orasinya.
Guru Besar bidang ilmu Pemodelan Sistem dan Simulasi
Prof. Fergyanto merupakan Guru Besar Tetap dalam bidang ilmu Pemodelan Sistem dan Simulasi. Upacara Pengukuhan dilakukan pada Sidang Terbuka yang dipimpin oleh Ketua Senat sekaligus Rektor BINUS UNIVERSITY, Prof. Dr. Ir. Harjanto Prabowo, M.M. serta dihadiri Dewan Guru Besar, Pimpinan BINA NUSANTARA, keluarga, dan tamu undangan.
Sebelum berkarir sebagai dosen, Beliau lama berkarir sebagai periset di Jepang, Jerman, dan Australia. Prof. Fergyanto kemudian kembali ke Indonesia dan merintis karir sebagai dosen dengan perjalanan terbilang cepat. Sejak menjadi Dosen di tahun 2000, beliau kemudian menjadi Lektor 200 di tahun 2012, Lektor Kepala 550 di tahun 2017, dan Guru Besar di tahun 2021. Saat ini Beliau tercatat sebagai Head of Department of Master in Industrial Engineering BINUS UNIVERSITY.
“Sangat bersyukur, ini menambah jumlah Profesor atau Guru Besar Tetap di BINUS UNIVERSITY. Guru Besar penting bagi suatu perguruan tinggi karena akan meningkatkan kualitas akademik perguruan tinggi menjadi semakin baik. Profesor tersebut akan menjadi pendidik yang akan menghasilkan karya dan inovasi yang berdampak positif bagi masyarakat dan Nusantara”, ujar Prof. Dr. Ir. Harjanto Prabowo, M.M. selaku Rektor BINUS UNIVERSITY.
Pengukuhan Prof. Fergyanto sebagai Guru Besar Tetap merupakan salah satu dari rangkaian acara Pengukuhan 6 Guru Besar Tetap yang dikukuhkan BINUS UNIVERSITY yang diselenggarakan selama 6 hari, yaitu tanggal 7, 9, 12, 14, 15, 16 Maret 2022 dan bertempat di Auditorium lantai 4 BINUS UNIVERSITY Kampus Anggrek.
Sebagai Perguruan Tinggi Indonesia bereputasi global, BINUS UNIVERSITY terus berkomitmen memberikan kontribusi bagi pendidikan Indonesia. Salah satunya adalah melahirkan Guru Besar yang dengan pemikiran dan karyanya dapat melahirkan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat. (GPJ)