Pembahasan tentang kebijakan luar negeri (foreign policy) memang selalu menarik untuk diperbincangkan. Pasalnya, ini tidak hanya berkaitan dengan kepentingan nasional tetapi juga terkait hubungan antar negara di ranah internasional. Bahasannya pun terbilang cukup luas, mulai dari bidang politik, ekonomi, sosial, militer, hingga kemanusiaan. 

Tak ayal, materi ini pun tak hanya menjadi santapan sehari-hari mahasiswa international relations (hubungan internasional), tetapi juga masyarakat umum penyuka kajian-kajian yang berkaitan dengan hal tersebut. 

Nah, jika kamu salah satunya, ada kabar gembira nih! 

Klub diskusi mahasiswa Hubungan Internasional Binus University akan menyelenggarakan Indonesia-Singapore Foreign Policy Youth Talks [ISFPYT]. Acara yang akan diselenggarakan pada tanggal 12-13 Februari 2022 ini terbuka untuk umum khususnya para generasi muda yang melek pengetahuan internasional. Namun tentunya, sebelum mengikuti acara tersebut, setidaknya kamu harus memahami dasar-dasar pengetahuan tentang kebijakan luar negeri (foreign policy). 

Apa itu Foreign Policy? 

Foreign Policy
Sumber : Politics DZ

Ketika sebuah negara berinteraksi dengan negara lain, dalam prosesnya pasti terdapat berbagai kebijakan luar negeri yang ditetapkan sesuai dengan kepentingan negara. Karena bagaimanapun, meski dalam konteks luar negeri, kebijakan ini pasti berhubungan atau setidaknya dipengaruhi oleh kondisi dan situasi politik domestik. 

Dalam studi Hubungan Internasional, kebijakan luar negeri atau yang dalam bahasa Inggris lazim disebut foreign policy memiliki beberapa pengertian. Jika mengacu pada buku “Foreign Policy in Transformed World” karya Mark Webber dan Michael Smith, dijelaskan bahwa foreign policy merupakan serangkaian komponen yang terdiri dari seperangkat nilai, usaha pencapaian tujuan, serta keputusan dan tindakan negara dalam konteks hubungan antar bangsa. 

Lebih lanjut, George Modelski juga mendefinisikan foreign policy sebagai sebuah aktivitas yang dikembangkan/dilakukan oleh suatu komunitas/negara dengan tujuan mengubah perilaku dari negara lain serta sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap lingkungan internasional. Senada dengan Modelski, K.J. Holsti juga menjelaskan tentang foreign policy sebagai sebuah ide atau tindakan dari para pembuat keputusan untuk menyelesaikan masalah ataupun mempromosikan berbagai perubahan. Entah itu berupa tindakan, perilaku, atau kebijakan dari negara atau aktor non-negara di lingkungan internasional. 

Singkatnya, kebijakan luar negeri merupakan serangkaian komponen yang nantinya bisa menjadi panduan bagi negara untuk berinteraksi dengan negara lain atau aktor non-negara di lingkungan internasional. Dalam prosesnya, ini harus senantiasa dimonitoring dan dievaluasi agar bisa memaksimalkan manfaat dari kerjasama multilateral tersebut. 

Tujuan Adanya Foreign Policy

Secara umum, kebijakan luar negeri mencakup tindakan dalam bidang ekonomi, politik, dan militer yang disesuaikan dengan kepentingan negara. Terdapat beberapa tujuan utama dari penerapan foreign policy ini, di antaranya;

  • Security (keamanan). Dalam buku “International Politics: A Framework for Analysis” karya Holsti dijelaskan bahwa hampir semua negara pasti menghadapi masalah yang berkaitan dengan keamanan nasional. Karenanya, adanya foreign policy terbilang sangat penting demi memperkuat keamanan dan kedaulatan sebuah negara. 
  • Otonomi. Foreign policy sebagai bentuk otonomi merujuk pada kemampuan pemerintah untuk merancang dan mengambil keputusan terkait berbagai urusan domestik dan luar negeri sesuai dengan prioritas atau kepentingan negara tersebut. 
  • Kesejahteraan. Adanya kebijakan luar negeri juga bertujuan untuk kesejahteraan warga negara. Negara akan memberlakukan kebijakan luar negeri di bidang ekonomi untuk mengatasi berbagai masalah domestik. Entah dengan mempromosikan aset dan pertumbuhan ekonomi, tukar-menukar sumber daya, atau kebijakan ekonomi lainnya. 
  • Status atau prestige. Dalam konteks hubungan internasional, foreign policy juga penting bagi status dan prestige sebuah negara. Status dan prestige ini penting agar negara tersebut bisa mendapat rasa hormat dan respek dari negara lain. Misalnya saja, ketika negara memiliki kebijakan di bidang militer, tentu akan ada status dan prestige tersendiri. 

Dari tujuan tersebut bisa disimpulkan bahwa meskipun kebijakan tersebut dalam konteks luar negeri, tetapi sangat dipengaruhi dan mempengaruhi kondisi domestik suatu negara. Karena itulah, pada dasarnya kajian foreign policy bukan hanya harus diketahui oleh para pemegang kekuasaan, tetapi juga penting bagi masyarakat secara umum utamanya generasi muda. 

Jadi, yuk, segera daftar Indonesia-Singapore Foreign Policy Youth Talks [ISFPYT] dan dapatkan berbagai pengetahuan menarik tentang international relations.