Mengenal Blockchain, Teknologi yang Diprediksi Paling Berpengaruh di Masa Depan
Belakangan ini, teknologi blockchain makin tren, meskipun kemunculannya tak bisa dibilang baru. Blockchain pertama kali diprakarsai oleh seseorang di forum internet yang dikenal dengan username Satoshi Nakamoto pada 2008. Teknologi ini dikenal sebagai salah satu penemuan terbesar setelah kehadiran internet.
Nah, melalui salah satu webinar !Talk Inspiring Talk yang diselenggarakan BINUS UNIVERSITY pada 3 November 2020 lalu, para pemateri menjelaskan berbagai hal seputar blockchain, mulai dari pengenalan hingga potensi pengembangannya di Indonesia pada masa depan.
Narasumber yang diundang untuk hadir dan memberikan pemaparan adalah Oham Dunggio (Ketua Asosiasi Blockchain Indonesia) dan Andre Jenie (Senior Cloud Architect di Amazon Web Services). Webinar ini dimoderatori oleh Dr. Meyliana S.Kom, MM (Vice Rector Global Employability & Entrepreneurship) dari BINUS.
Apa Itu Blockchain?
Pada kesempatan pertama, Oham Dunggio membeberkan beberapa fakta seputar pengenalan blockchain. Menurutnya, teknologi blockchain tak bisa dilepaskan dari teknologi internet yang lazim digunakan saat ini.
Internet, yang pertama kali ditemukan sekitar 35 tahun lalu, awalnya beroperasi di jaringan yang bersifat desentralisasi (decentralized network) atau sistem yang tidak terpusat. Jika dirunut ke belakang, internet pertama kali dimanfaatkan untuk kepentingan militer Amerika Serikat. Namun, pada perkembangannya kini internet menuju ke arah sentralisasi (centralized network).
Salah satu jasa pembayaran terbesar di internet yaitu PayPal telah menggunakan teknologi blockchain seperti bitcoin sebagai alat transaksi. Berdasarkan fungsinya tersebut, blockchain disebut distributed ledger technology. Teknologi ini memungkinkan pengguna memindahkan data secara peer to peer dengan mendistribusikan database ke beberapa titik tanpa tergantung sebuah server.
Secara sederhana, perbedaan sistem yang digunakan internet dan sistem blockchain dapat digambarkan sebagai berikut. Siaran ZOOM, yang saat ini menggunakan jaringan centralized, harus melalui sebuah server yang berada di Singapura, baru kemudian disiarkan ke seluruh device yang terhubung. Pertukaran data terjadi di satu titik server.
Sementara itu, jika ZOOM menggunakan teknologi blockchain, cara distribusi datanya akan sedikit berbeda. Siaran ZOOM akan langsung diarahkan menuju tiap device karena device tersebut dimungkinkan memiliki server sendiri. Jadi, siaran berpindah dari satu device ke device lain secara langsung.
Keunggulan Teknologi Blockchain
Mengapa teknologi blockchain disebut-sebut sebagai teknologi masa depan? Ada sejumlah keunggulan yang ditawarkan teknologi ini, baik untuk kepentingan pribadi maupun bisnis.
Salah satunya, dari segi keamanan data yang dimiliki. Saat ini, masih banyak orang yang belum menyadari pentingnya melindungi data pribadi. Padahal, data adalah aset berharga yang harus dijaga karena dapat dimanfaatkan oleh oknum untuk merugikan pemilik data.
Menggunakan central database, kekurangannya adalah mudah di-hack karena ada single point of failure. Artinya, semua data disimpan dan dikelola dalam satu titik. Akibatnya, jika terjadi apa-apa misalnya perusahaan bangkrut, data yang dimiliki bisa hilang atau tidak bisa digunakan lagi. Sebaliknya, penyimpanan data via blockchain lebih aman karena menggunakan sistem security by sharing.
Akan tetapi, diperlukan bandwidth yang sangat besar untuk membangun sebuah aplikasi di jaringan blockchain. Menurut Oham, hal ini bukan sesuatu hal yang tidak mungkin akan terjadi pada masa depan. Perkembangan teknologi yang sangat pesat adalah buktinya.
Dari segi transparansi, teknologi blockchain sangat mendukung. Siapa pun dapat melacak dan mengakses data yang dibagikan melalui jaringan ini. Namun, ada keunggulan lain berupa data sovereignty, yaitu adanya kekuasaan untuk tidak membagikan data pribadi yang tidak perlu kepada orang lain. Pemilik memegang kuasa penuh atas data yang berharga tersebut tanpa intervensi dari pihak lain.
Potensi Blockchain di Indonesia
Apakah teknologi blockchain cocok diaplikasikan di Indonesia? Sejauh mana teknologi ini menguntungkan? Pertanyaan seperti ini tentu sangat penting, terutama bagi mereka yang masih awam.
Kondisi geografis negara ini yang terdiri atas banyak provinsi dengan otonomi daerah masing-masing serta tersebar di 17.508 pulau merupakan bentuk dari decentralized geography. Meskipun banyak perbedaan, ini adalah kekuatan sebagai bangsa karena didukung oleh ideologi pemersatu Bhinneka Tunggal Ika. Jadi, dengan konsep yang sama, teknologi blockchain dinilai sangat potensial.
Alasan kedua adalah ketertarikan pemerintah dan berbagai perusahaan besar yang makin meningkat terhadap teknologi blockchain. Oham menjelaskan, salah satu contohnya adalah event kompetisi teknologi blockchain yang diselenggarakan BCA pada 2019. Dalam event tersebut, mahasiswa BINUS UNIVERSITY juga meraih posisi juara favorit.
Selain itu, Presiden Joko Widodo pun menegaskan dengan pernyataannya dalam sebuah pidato yang mendorong milenial untuk memahami kemajuan teknologi seperti AI, Bitcoin, Cryptocurrency, dan sebagainya demi mendukung masa depan bangsa.
Dasar Hukum Blockchain di Indonesia
Di Indonesia, teknologi blockchain telah memiliki payung hukum yang legal. Salah satunya melalui Peraturan Menteri Perdagangan No. 99 Tahun 2018 tentang Kebijakan Umum Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Aset Kripto. Berdasarkan peraturan tersebut, bitcoin, ethereum, dan kripto, diklasifikasikan sebagai komoditas, sama seperti emas, logam, dan sawit.
Teknisnya bisa dibaca di Peraturan Bappebti No. 5 Tahun 2019 dan No. 9 Tahun 2019. Di dalamnya, terdapat peraturan teknis penyelenggaraan aset kripto di bursa berjangka komoditi di Indonesia. Ada 13 perusahaan yang mendapatkan tanda daftar resmi dari Bappebti, yaitu:
- PT Crypto Indonesia Berkat
- PT Upbit Exchange Indonesia
- PT Tiga Inti Utama
- PT Indodax Nasional Indonesia
- PT Pintu Kemana Saja
- PT Zipmex Exchange Indonesia
- PT Bursa Cripto Prima
- PT Luno Indonesia LTD
- PT Rekeningku Dotcom Indonesia
- PT Indonesia Digital Exchange
- PT Cipta Koin Digital
- PT Triniti Investama Berkat
Nah, bagi siapa pun yang tertarik untuk melakukan transaksi aset kripto sebaiknya hanya pada perusahaan yang telah terdaftar. Dengan demikian, transaksi akan dilindungi secara hukum.
Blockchain, Teknologi untuk Semua
Pertanyaan ini tentu menjadi penting karena belum semua memahami kegunaan penerapan teknologi blockchain dalam keseharian. Seperti yang telah dijelaskan, salah satu yang membutuhkan blockchain adalah mereka yang aktif jual beli aset kripto atau mengirim aset kripto dalam jarak jauh.
Bukan hanya itu, QRIS (QR Code Indonesia Standard) yang diinisiasi Bank Indonesia juga menggunakan teknologi blockchain. Hal ini diperlukan agar transaksi antara platform bisa dijalankan saat barcode digunakan untuk membayar. Jadi, tanpa disadari, sebenarnya penggunaan teknologi blockchain cukup akrab dengan keseharian masyarakat masa kini.
Hal yang senada disampaikan oleh pembicara kedua, yaitu Andre Jenie. Dengan segudang pengalaman yang dimilikinya, ia menilai teknologi blockchain sangat potensial bagi perkembangan bisnis di Indonesia. Hal ini dimungkinkan dengan otonomi ekonomi yang ditawarkan.
Dalam kepentingan bisnis, Andre mengatakan blockchain menawarkan kepercayaan untuk para pelaku bisnis. Dalam konsep sistem ini, ketika satu transaksi diubah, transaksi lain akan ikut menjadi tidak sah. Jadi, database yang sudah tersimpan akan aman karena tidak bisa diubah begitu saja.
Selain itu, ada pula yang disebut “smart contract” untuk menjalankan aplikasi yang akan mengatur regulasi pada sebuah transaksi dalam privat network.
Kesimpulannya, keamanan data akan menciptakan kepercayaan dalam bisnis. Jika perusahaan dapat menjaga data masing-masing dan berbagi informasi hanya pada pengguna network, transaksi palsu atau tidak diinginkan bisa dihindari. Adanya platform yang menawarkan kualitas tersebut akan membuat bisnis lebih baik. Itulah salah satu kegunaan teknologi blockchain pada masa depan.
Comments :