Mahasiswa Binus Kerja Sama KBO Selenggarakan Bimbel untuk Anak-Anak di Tanah Merah
“Kami semua di sini orang miskin. Pekerjaan kami serabutan. Jelas kami tidak bisa membiayai anak-anak kami untuk mengikuti bimbingan belajar (bimbel). Kami sedang dan terima kasih banget, mahasiswa dari dari Binus memberi bimbel untuk anak-anak kami,” kata Rina (34).
Rina, ibu dua anak, merupakan warga Kampung Tanah Merah, RT 05/10, Keluruhan Rawa Badak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara (Jakut). Rina bersama sejumlah ibu seusianya ditemui SP, Minggu (8/4) di samping sebuah rumah di RT 05/10, yang digunakan sebagai tempat bimbel sekitar 40 orang anak dari TK hingga SMA di Kampung Tanah Merah, Rawa Badak Selatan.
Anak-anak di kampung tersebut sejak awal tahun 2016, memperoleh bimbel setiap hari minggu mulai pukul 10.00 – 13.00 WIB. “Program ini merupakan merupakan program dari Ilmu Komunikasi Binus International University, Jakarta. Mulai tahun 2016, namun sempat berhenti dan kembali giat sejak 2017 sampai sekarang,” kata Ketua Pelaksana Program Bimbel untuk Kampung Tanah Merah, Jakarta Utara, Abraham Michael.
Abraham mengatakan, Binus International University menyelenggarakan program tersebut bekerja sama dengan Kelas Belajar Oky (KBO) yang merupakan salah satu komunitas sosial yang mendukung pendidikan anak-anak kurang mampu dan masyarakat pesisir dengan cara memberikan beragam kegiatan nonformal. “Kami sebenarnya ikut membantu program KBO,” kata dia.
Abraham mengatakan, bimbel di kampung itu, setiap hari minggu dilaksanakan dua babak yakni pukul 10.00 – 12.00 WIB dan pukul 13.00- 14.00. Setiap babak diikuti sekitar 40 orang anak. “Mereka sangat antusias mengikuti bimbel ini. Semuanya gratis,” kata dia.
Mahasiswa semester VI jurusan Ilmu Komunikasi Binus International University Jakarta ini mengatakan, pihak kampus menugaskan mahasiswa untuk melaksanakan Program Project Event Management. “Nah, program ini kami terjemahkan bebas. Kami tawarkan program bimbel untuk anak-anak kurang mampu seperti di kampung-kampung seperti ini, dan pihak kampus setuju,” kata pria berkaca mata ini.
Menurut Abraham, yang diajarkan kepada anak-anak di Kampung Tanah Merah adalah bahasa Inggris Dasar, Matematika dan Bahasa Indonesia, dan ini untuk anak-anak TK dan SD. Sedangkan untuk anak-anak SMP dan SMA diajarkan bagaimana memanfaatkan media sosial serta dampak negatifnya. “Soal media sosial ini penting kami ajarkan karena tidak sedikit anak-anak Indonesia menjadi korban melalui media sosial,” kata Abraham.
Ia mengatakan, mereka melakukan bimbel di Kampung Tanah Merah setiap hari minggu karena hari minggu merupakan hari libur untuk seluruh anak di kampung itu. “Dan kami juga libur, tidak ke kampus,” kata dia. Setiap bimbel dilaksanakan, ada empat sampai lima pengajar (mahasiswa/i) diturunkan. “Kami bagi tugas, ada yang mengajar Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Matematika, menggambar dan media sosial. “Menggambar kami ajarkan untuk anak-anak yang belum sekolah,” kata dia.
Minggu (8/4) pagi hingga siang itu, Abraham sendiri mengajarkan Bahasa Inggris. “Mengajar anak-anak kecil asyik, menyenangkan,” kata dia.
Faisal Hulindra Nuria, mahasiswa semester VI Ilmu Komunikasi Binus International University, mengatakan, program bimbel yang sama juga dilaksanakan di sebuah kampung di Bintaro Jakarta Selatan. “Saya lupa nama kampungnya,” kata dia.
Antusias
Pantuan SP di Kampung Tanah Merah Minggu (8/4), program bimbel itu diikuti dengan semangat oleh 40 orang anak. Para pengajar kadang mengajukan pertanyaan untuk anak-anak, dan anak-anak yang menjawab pertanyaan dengan cepat diberi berbagai jenis hadiah seperti boneka, mainan, bahkan uang.
Rina mengatakan, sejak anaknya mengikuti bimbel, tingkah laku anaknya jadi sopan dan lancar membaca serta tahu banyak nama-nama Inggris sejumlah hewan dan benda di rumah. “Anak saya Riza Chayani yang baru kelas dua SD sudah pintar Bahsa Inggris,” kata Rina, yang mengaku suaminya bekerja sebagai Satuan Pengaman (Satpam) di Mall Artha Gading Jakarta Utara ini.
Senada diakui Willing. Ibu dua anak ini mengatakan, dengan adanya program bimbel ini anak-anaknya tidak melulu bermain. “Mereka sudah tahun kalau hari minggu ada bimbel, mereka semangat sekali,” kata perempuan yang mengaku suaminya juga bekerja sebagai Satpam ini.
Kampung Tanah Merah, Rawa Badak Selatan, Koja, merupakan satu dari sekian kampung kumuh di Jakarta. Pantuan SP, rumah-rumah mereka sungguh sederhana dan berdempetan serta tidak ada selokan air. Namun, anak-anak mereka beruntung mendapat program bimbel dari Binus International University.
Ketika ditanya apakah program yang sama akan dilakukan di kampung-kampung lain di Jakarta, Abraham menjawab, tidak tahu. “Kami konsen dulu di sini dan Bintaro,” kata dia.
Harapan masyarakat adalah program yang sama dilakukan perguruan tinggi lain di Jakarta. Tentu kalau banyak kampus melakukan seperti yang dilakukan Binus International University sungguh banyak anak-anak “terselamatkan” dari kebodohan dan keterbelakangan.
Comments :