Ilustrasi teknologi biologi.

Seperti namanya, bioteknologi yang merupakan cabang ilmu multidisiplin biologi dan teknologi, tidak pernah berhenti berinovasi. Perkembangan dan implementasi teknologi biologi pun sudah ada sejak ribuan tahun lalu, bahkan sebelum istilah bioteknologi ditemukan. Salah satu puncaknya, yang membuat mata dunia lebih terbuka pada teknologi bioteknologi adalah pada momen pandemi COVID-19, yang menghantam kehidupan manusia di seluruh dunia.

Jenis-Jenis Bioteknologi

Ilmu bioteknologi dapat diaplikasikan dalam banyak bidang dan ruang lingkupnya sangat luas sehingga ilmuwan mengklasifikasikan bioteknologi merah, biru, hijau, dan putih. Dalam perkembangannya, teknologi biologi juga dibedakan berdasarkan aktivitas pemanfaatan mikroorganismenya, yakni bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern.

Bioteknologi Merah, Biru, Hijau, dan Putih

  • Bioteknologi Merah

Teknologi biologi ini berfokus pada penerapan dan perkembangan dalam bidang medis dan kesehatan yang mencakup tindakan preventif, diagnosis, diagnosis, maupun pengobatan sebuah penyakit.

  • Bioteknologi Biru

Teknologi biologi ini berfokus pada bidang akuatik, baik lingkup perairan maupun kelautan.

  • Bioteknologi Hijau

Teknologi biologi ini berfokus pada implementasi dalam bidang pertanian dan peternakan.

  • Bioteknologi Putih

Teknologi biologi ini berfokus pada pemanfaatan mikroorganisme maupun enzim dalam kebutuhan industri, seperti industri pangan, industri kecantikan, industri manufaktur, dan masih banyak lainnya.

Bioteknologi Konvensional dan Modern

  • Bioteknologi Konvensional

Bioteknologi ini memanfaatkan mikroorganisme untuk menghasilkan sebuah produk melalui perubahan bentuk atau kandungan gizi sebuah bahan, misal kandungan enzimnya. Umumnya penerapan bioteknologi konvensional adalah pada makanan.

Adapun menurut artikel di Journal of Pharmacy and BioAllied Sciences, bioteknologi konvensional terbagi lagi menjadi bioteknologi kuno (pembuatan keju dan beberapa proses pengawetan) dan bioteknologi klasik (vaksin cacar dan antibiotik penicilin).

  • Bioteknologi Modern

Bioteknologi modern memiliki ciri berupa penggunaan bagian dari mikroorganisme seperti DNA atau enzim dan alat serta teknik yang lebih modern. Hal ini tentu lebih maju dibandingkan teknologi biologi konvensional berupa fermentasi dan perkembangbiakan.

Perkembangan bioteknologi modern dimulai pada akhir perang dunia saat Watson dan Crick mempopulerkan model struktur DNA yang dikenal sebagai double helix model of DNA. Model ini mampu menjelaskan beragam fenomena mengenai replikasi DNA.

Inovasi Teknologi Biologi

Para ilmuwan dan ahli terus melakukan perkembangan bioteknologi untuk menghasilkan temuan-temuan yang dapat membantu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup manusia. Berikut adalah beberapa contoh inovasi bioteknologi yang telah dilakukan dan berdampak esensial bagi kehidupan masyarakat.

Agen Biokontrol

Selain pemenuhan nutrisi, pengendalian hama dan penyakit jadi bagian krusial dalam pertanian. Sayangnya, penggunaan fungisida dan pestisida yang telah berlangsung selama sekian lama dan secara besar-besaran merusak lingkungan merusak lingkungan dan berdampak buruk pada kesehatan manusia jika mengonsumsi hasil panennya.

Bioteknologi memanfaatkan mikroba sebagai agen biokontrol alami terhadap patogen tanaman. Beberapa mikroba yang digunakan untuk keperluan ini antara lain Beauveria bassiana, Metarhizium anisopliae, Bacillus thuringiensis, Trichoderma sp, dan Paecilomyces fumosoroseus.

Biogas

Ketergantungan terhadap bahan bakar fosil menjadi masalah global. Berbagai upaya pun dilakukan untuk menghasilkan sumber energi alternatif—biogas adalah salah satu hasil produknya.

Biogas merupakan gas metana yang diperoleh dari proses penguraian sampah organik secara anaerob oleh mikroorganisme. Lewat sumber energi  ini, dampak pencemaran udara dapat dikurangi.

Pembuatan Antibiotik

Infeksi merupakan penyakit akibat bakteri yang memerlukan antibiotik sebagai pengobatannya. Diprakarsai oleh Alexander Fleming yang menemukan penicilin, perkembangan anitbitoik pun terus berlanjut hingga saat ini.

Antibiotik sendiri memanfaatkan metabolit sekunder yang dihasilkan oleh mikroorganisme dan mampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme lainnya. Hingga saat ini, ada sekitar ratusan antibiotik yang sudah diidentifikasi seperti penilin, amfisin, streptomycin, dan lain-lain. Adapun beberapa mikroba yang menghasilkan antibiotik adalah Aspergillus fumigatus dan Streptomyces aureofaciens.

Selain tiga hal di atas, masih banyak lagi inovasi teknologi biologi—sebut saja vaksin, bayi tabung, kloning DNA, kompos bioaktif, dan sederet lainnya.

Pentingnya peran teknologi biologi pun memerlukan individu yang berkompeten. Jika kamu tertarik untuk menjadi ahli bioteknologi, Biotechnology Program BINUS UNIVERSITY adalah tempat awal terbaikmu mewujudkan cita-cita tersebut. Selain tenaga pendidik dan fasilitas terbaik, lingkungan dan budaya riset di BINUS UNIVERSITY akan mendorongmu untuk terus belajar dan berinovasi. Dengan demikian, kamu pun siap menjadi lulusan bioteknologi yang berkompeten dan berdaya saing global.