Indonesia merupakan negara yang terdiri atas ribuan pulau. Ribuan pulau ini dihuni oleh berbagai suku bangsa dengan berbagai bahasa. Faktor geografis, iklim, kontak dengan bangsa asing, dan sejarah turut menyumbang keanekaragaman budaya dan agama di Indonesia. Namun, semboyan Bhinneka Tunggal Ika, bahasa Indonesia, bendera merah-putih, dan berbagai simbol negara lainnya mampu menyatukan bangsa Indonesia di atas berbagai perbedaan.

BINUS UNIVERSITY bisa dikatakan sebagai miniatur Indonesia. Mahasiswanya berasal dari berbagai wilayah Indonesia dengan berbagai latar belakang, bahkan ada mahasiswa internasional. Hal ini mendorong diwujudkannya multicultural learning community bagi BINUSIAN. Apakah urgensi dilaksanakannya multicultural learning?

Multicultural Learning
Sumber : Kompas

Membangun Sikap Terbuka

Arus globalisasi tidak bisa kita bendung. Pengaruhnya terhadap kehidupan bangsa pun sangat besar dalam berbagai dimensi kehidupan. Belum lagi, kehadiran internet menyebabkan arus informasi makin cepat sehingga pengaruh budaya asing makin sulit dikontrol.

Menyikapi berbagai hal yang ditawarkan oleh globalisasi, kita tidak bisa tutup mata, mengingat banyak juga hal positif yang kita peroleh. Yang bisa kita lakukan untuk menghadapi globalisasi membekali diri dengan sikap terbuka sehingga bisa menerima hal-hal baru. Dengan demikian, kita tidak akan syok menghadapi berbagai hal di ranah internasional.

Dalam globalisasi, kita akan disadarkan bahwa dunia ini amat beragam, lebih beragam dari Indonesia yang keberagamannya sudah tinggi. Kita akan tahu bahwa di luar bangsa kita ada berbagai bangsa lain. Tugas kita ialah menerima bahwa setiap bangsa itu punya kedudukan yang setara, tidak ada yang lebih tinggi dan lebih rendah, begitu pula dengan budaya. Kita mesti menyikapinya tanpa sikap rasisme, chauvinisme, maupun primordialisme. 

Menjaga Identitas Nasional

Tak hanya membangun sikap terbuka, dalam menghadapi globalisasi juga diperlukan filter supaya kita tidak terbawa arus. Salah satunya filternya ialah identitas nasional. Dengan identitas nasional, pengaruh yang datang dari luar akan disesuaikan dengan nilai-nilai budaya kita sehingga yang tidak sesuai akan dipinggirkan.

Meskipun demikian, ada pula potensi bahwa globalisasi bisa menggerus budaya nasional. Itu sebabnya diperlukan kesadaran untuk tetap menjaga identitas nasional. Salah satu caranya ialah memasukkan unsur-unsur local wisdom dalam proses pembelajaran di setiap satuan pendidikan.

Membangun Toleransi

Di tengah beragamnya masyarakat Indonesia, perilaku intoleran merupakan hal yang sangat dikhawatirkan. Terlebih lagi, akhir-akhir ini isu SARA yang sensitif sering kali “digoreng” sehingga terjadi perdebatan sengit. Untuk itu, diperlukan penguatan sikap toleransi yang tidak hanya sebatas “membiarkan” perbedaan di tengah masyarakat, tetapi juga mengakui dan menerima bahwa perbedaan itu merupakan realitas yang kita hadapi sehari-hari.

Mengingat bahwa BINUSIAN punya keberagaman dalam hal agama, toleransi antarumat beragama benar-benar harus ditekankan. Pemahaman multiagama ini akan sangat membantu BINUSIAN ketika nantinya akan terjun di masyarakat yang heterogen dalam hal agama. Multicultural learning ini akan membantu BINUSIAN untuk tetap mengamalkan nilai-nilai agamanya sendiri sekaligus menghormati nilai-nilai agama lain.

Sarana Memecahkan Konflik

Keberagaman bangsa Indonesia merupakan sebuah berkah, tetapi juga menghadirkan banyak tantangan. Salah satunya ialah potensi konflik yang tinggi. Dengan multicultural learning, diharapkan BINUSIAN tidak mudah terprovokasi oleh berbagai narasi negatif yang menyangkut keberagaman. Dengan demikian, potensi konflik dapat dihindarkan.  

Sebagai Landasan Pengembangan Kurikulum Nasional

Meskipun multikulturalisme dapat diajarkan di mana pun, pendidikan tetaplah merupakan sarana pembelajaran yang efektif. Melalui kurikulum nasional, nilai-nilai multikulturalisme dapat diintegrasikan dengan kegiatan belajar mengajar di setiap satuan pendidikan. Dengan demikian, tidak perlu ada mata pelajaran khusus tentang multikulturalisme untuk membentuk karakter peserta didik yang multikulturalis. 

Dengan mempertimbangkan berbagai urgensi multicultural learning tersebut, BINUS UNIVERSITY berinisiatif mewujudkannya dalam pembelajaran character building. Character building adalah sebuah upaya untuk membangun akhlak dan budi pekerti seseorang menjadi baik. Meskipun demikian, sesungguhnya pembentukan karakter dimulai bahkan ketika seorang anak masih dalam kandungan.

Dengan pembelajaran character building, nilai-nilai multikulturalisme tidak hanya berfungsi sebagai pengetahuan, tetapi sudah menjadi terinternalisasi menjadi karakter BINUSIAN. Dengan demikian, multikulturalisme dapat diimplementasikan dalam berbagai kesempatan. Semoga informasi ini memantapkan langkahmu untuk bergabung menjadi BINUSIAN.