Para dosen dan mahasiswa BINUS UNIVERSITY berasal dari berbagai kalangan dan daerah di Indonesia. Tidak berlebihan rasanya jika kampus ini lantas disebut sebagai salah satu cerminan Indonesia. Walaupun demikian, perguruan tinggi ini berupaya untuk membangun kurikulum dan lingkungan belajar yang membuat lulusannya mampu bersaing di kancah internasional. Agar tetap unggul di era digital, BINUS UNIVERSITY pun berupaya membangun Digital Learning Ecosystem yang membantu proses belajar di kampusnya.

Digital Learning Ecosystem
Sumber : Media Indonesia

Apa Itu Digital Learning Ecosystem?

Istilah ekosistem (ecosystem) diambil dari bidang ekologi, salah satu cabang ilmu biologi. Ekosistem merupakan sistem yang terbentuk dari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. 

Sawah dapat diambil sebagai salah satu contoh yang merupakan cerminan Indonesia. Ekosistem sawah dapat terdiri atas padi, tikus, ular, petani, burung, batuan, tanah, pupuk, air, dan sebagainya. Setiap komponen berinteraksi dan memberikan manfaat satu sama lain sehingga menciptakan suatu keseimbangan lingkungan. Keseimbangan tercipta ketika komponen-komponen tersebut pas, tidak kekurangan dan juga tidak berlebihan.

Merujuk pada konsep tersebut, ekosistem terdiri dari komponen-komponen hidup maupun tidak hidup. Komponen-komponen hidup dalam Digital Learning Ecosystem (DLE) dapat berupa guru, murid, supervisor, teman, keluarga, petugas dan karyawan di lingkungan kampus, dan sebagainya. Adapun, komponen-komponen di luar manusia misalnya kebijakan, akses internet, perangkat teknologi, konten maupun materi pembelajaran, serta kurikulum.

Dengan kata lain, DLE merupakan sistem yang terdiri atas manusia, teknologi, konten, budaya, dan strategi yang berdampak pada pembelajaran. Komponen-komponen tersebut bisa saja berasal dari dalam maupun luar organisasi, baik formal atau informal.

Digital Learning Ecosystem di BINUS UNIVERSITY

BINUS UNIVERSITY menyediakan platform pembelajaran daring yang bervariasi agar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh BINUSIAN, baik selama pembelajaran jarak jauh maupun dalam kondisi normal. Sebut saja BINUSMAYA, BINUS TV, Great Nusa, BINUS Store, BINUS on Udemy, E-Library and Knowledge Center, BINUS Mobile for Student, BINUS Mobile for Teacher, Portal Parents, juga BINUS Digital Content. Seluruh platform cerminan Indonesia tersebut diharapkan dapat mendongkrak inovasi, semangat belajar, serta kreativitas dosen maupun mahasiswa. 

Dalam membuat konten, BINUS UNIVERSITY memperhatikan pentingnya microlearning dalam proses pembelajaran. Sebagaimana telah dipahami secara umum, pembelajaran digital sering kali terdistraksi oleh berbagai informasi dan aplikasi lain yang mudah diakses melalui gawai.

Dengan microlearning, materi pembelajaran dibagi-bagi menjadi pokok bahasan yang lebih kecil. Selanjutnya, konten dibuat lebih singkat sehingga tidak perlu waktu lama untuk menyimak dan memahami seluruh materi yang diberikan. Harapannya, pelajar dapat lebih bersemangat mengikuti pembelajaran dan materi pun dapat dipelajari secara utuh.

Selain itu, perguruan tinggi yang satu ini juga membuka program minor Digital Ecosystem untuk para mahasiswanya. Sebagai program minor, program ini dapat diikuti secara lintas jurusan. Program minor dipelajari untuk diterapkan dalam program mayor yang diambil. Di antara yang dipelajari dalam Digital Ecosystem yaitu inovasi digital, teknologi terkini, identitas visual, serta keamanan dan hukum siber.

Program minor dapat diambil oleh mahasiswa dari semester tiga hingga semester lima. Penyusunan kurikulum program minor disesuaikan dengan program mayor yang diambil oleh mahasiswa. Dengan demikian, dalam program minor Digital Ecosystem, susunan matakuliah yang diambil oleh mahasiswa Desain Interior bisa saja berbeda dengan mahasiswa Hubungan Internasional.

Cerminan Indonesia, Kualitas Global

BINUS mempersiapkan mahasiswanya agar dapat bersaing di level nasional maupun internasional. Beberapa lulusannya terbukti dapat bekerja di perusahaan-perusahaan multinasional.

Di antara strategi BINUS UNIVERSITY untuk memperluas wawasan dan pengalaman mahasiswa adalah dengan menyelenggarakan program pertukaran pelajar. Sebagai contoh, BINUSIAN Ivan Kurniawan mengikuti program ini di Queensland University of Technology Australia. Tercatat kemudian bahwa Ivan bekerja di perusahaan multinasional Australia Institute of Internet Marketing Service (AIIMS) sebagai Business Development Specialist setelah lulus.

Untuk membuka kesempatan yang luas bagi BINUSIAN, tidak lupa BINUS Business Center menyelenggarakan Job Expo sebagai kegiatan tahunan. Kegiatan ini menghadirkan ratusan perusahaan multinasional dan global. BINUSIAN dapat berinteraksi langsung dengan mereka atau bahkan melamar pekerjaan. Program ini turut berperan mengantarkan 65% lulusan BINUS UNIVERSITY ke dunia industri.

***

Pada akhirnya, BINUS UNIVERSITY merupakan cerminan Indonesia yang mampu bersaing di dunia internasional. Universitas ini bukan hanya berupaya memberikan materi berupa teori, tetapi juga menanamkan konsep manajemen internasional, menumbuhkan kreativitas dan jiwa usaha, membangun pola pikir global dan lokal, serta mengajarkan etika dan soft skills. Semuanya dirancang secara apik dalam sebuah Digital Learning Ecosystem yang menyenangkan.