Internship Track, Ajang Asah Kemampuan di Lingkungan Kerja
Enrichment Program menjadi sarana BINUS University dalam mempersiapkan lulusan berdaya saing tinggi, baik di skala nasional maupun global. Dari tujuh pilihan jalur pengayaan yang tersedia, Internship Track adalah yang paling diminati mahasiswa.
Di sini mahasiswa akan langsung terjun dalam dunia kerja. Menerapkan teori-teori yang mereka peroleh selama enam semester di bangku kuliah. Memberi tantangan baru, sebab kenyataan di lapangan tidak selalu sama seperti informasi dari buku teks atau penjelasan dosen.
Pilihan Program dalam Internship Track
Track Internship sendiri terbagi menjadi dua program pilihan, di antaranya BINUS Career Internship Opportunities dan International Internship. BINUS Career Internship Opportunities sifatnya regular, seperti program magang pada umumnya. BINUS bekerja sama dengan berbagai perusahaan dan startup nasional untuk menampung mahasiswa magang dengan durasi setahun.
Sementara International Internship yang lebih membebaskan mahasiswa untuk menentukan durasi magangnya. Negara-negara tujuan magang yang ditetapkan, antara lain Malaysia, India, dan Tiongkok.
Tantangan Mahasiswa Internship
Mahasiswa magang umumnya masih buta akan lingkungan kerja di perusahaan. Oleh karena itu, banyak tantangan yang akan dihadapi selama mengikuti prosed tersebut.
Tantangan pertama adalah proses seleksi. Pasalnya, penerimaan peserta magang dilakukan dengan cara yang hampir sama dengan karyawan biasa. Pendaftar diharuskan mengirimkan proposal atau surat lamaran, mengikuti proses seleksi, wawancara, baru diterima setelah memenuhi semua persyaratan yang telah ditetapkan perusahaan induk.
Setiap perusahaan pun menerapkan prosedur dan kriteria tersendiri dalam menjalankan proses rekrutmen, khususnya untuk karyawan internship. Maka dari itu, pengajuan diri sebagai karyawan magang tidak selalu berjalan mulus.
Fakta ini sempat dialami sejumlah mahasiswa BINUS University. Sebut saja Ghina Adhillah, mahasiswi prodi Marketing Communication ini sempat mengirimkan banyak lamaran sebelum berhasil diterima di Departemen Komunikasi Bank Indonesia.
Demikian pula dengan Meivi Wilnio yang mengambil jurusan sama. Dia melamar di sejumlah perusahaan rekanan BINUS University, tetapi responnya nihil. Sampai akhirnya berinisiatif untuk mencari perusahaan non-rekanan melalui berbagai platform, seperti LinkedIn. Sampai akhirnya berhasil diterima di Vooya, perusahaan startup edukasi eksperimen berbasis minat.
Tantangan di Lingkungan Kerja
Sementara itu, berikutnya masih ada beberapa tantangan lain yang akan dihadapi. Di antaranya adalah proses adaptasi. Di mana tidak semua mahasiswa bisa melakukannya dengan mulus, terutama bagi mahasiswa yang sama sekali buta dunia profesional.
Belum lagi beradaptasi dengan beban dan ritme kerja yang sudah terbentuk di perusahaan tempat mahasiswa magang. Hal ini dapat menjadi tantangan tersendiri, tetapi tak jarang malah menyulitkan sebagian mahasiswa yang kurang mampu cepat beradaptasi.
Contohnya seperti Kevin, mahasiswa program studi Internasional Business Management yang magang di divisi Finance Kawan Lama Group. Tugas yang berkaitan dengan data keuangan menjadi tanggung jawab Kevin.
Dia awalnya mengaku merasa kesulitan lantaran begitu banyaknya pekerjaan pada setiap akhir bulan atau periode tutup buku. Dalam suatu kesempatan, dirinya pun sempat merasakan lembur guna merampungkan tugas yang harus segera diselesaikan.
Memetik Hasil Menaklukkan Tantangan
Ya, selalu ada hikmah dari setiap kesulitan. Tantangan-tantangan yang berhasil ditaklukkan, nyata-nyata memberikan peserta magang pengalaman berharga. Tentu saja hal itu amat berguna setelah lulus dan menjalani kehidupan profesional yang sebenarnya.
Kesempatan magang di divisi Finansial Kawan Lama Group membuat Kevin merasa perlu meningkatkan kedisiplinan. Terutama dalam hal mengatur waktu secara lebih efektif dan efisien, agar dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai tenggat waktu.
Tidak jauh berbeda dengan Ghina. Pengalaman internship di membuatnya harus sering berhubungan dengan sosok-sosok penting di lingkungan internal Bank Indonesia. Itu sudah cukup untuk membuatnya merasa lebih percaya diri.
Namun lebih jauh lagi, ternyata hal itu juga memberikan pengaruh signifikan terhadap profesionalisme dan kedisiplinan Ghina secara personal. Pada akhirnya, Ghina pun menyimpulkan bahwa dunia kerja membutuhkan sejumlah soft-skill esensial, di antaranya networking, kemampuan komunikasi, negosiasi, dan public speaking.
Sedangkan bagi Meivy, lepas bekerja sebagai karyawan magang di Vooya membuatnya merasa memiliki sejumlah soft-skills yang selama ini tidak disadarinya. Kini dia menjadi sosok yang memiliki kemampuan adaptasi lebih baik, fleksibel, serta mengembangkan jiwa kepemimpinan. Bahkan dia pun mendapatkan keterampilan baru di ranah media digital yang notabene bukanlah bidang yang digelutinya di bangku kuliah.
Berbagai pengalaman dan dampak positif tersebut menjadi pelecut semangat mahasiswa BINUS University untuk memilih program Internship Track. Apalagi jika si karyawan magang punya performa bagus, dirinya berpeluang besar untuk direkrut setelah lulus.