Rumah termasuk kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh setiap orang. Untuk menciptakan tempat tinggal yang nyaman, salah satu faktor yang perlu diperhatikan adalah desain dan arsitekturnya. 

Bicara tentang tren arsitektur masa kini, green design makin diminati oleh masyarakat modern. Tidak hanya diaplikasikan pada hunian, konsep green design juga banyak diterapkan pada bangunan universitas, perkantoran, sampai pusat perbelanjaan. 

Lalu, seperti apa detail konsep green design? Cari tahu penjelasan lengkapnya berikut ini, yuk!

Apa Itu Green Design?

Green Design
Sumber : Kompas

Green design atau green architecture juga dikenal dengan sebutan arsitektur ekologis atau arsitektur yang ramah lingkungan. Lebih lengkap lagi, green design merupakan sebuah pendekatan desain atau proses pembangunan yang mengacu pada prinsip ekologis sekaligus aspek konservasi lingkungan. 

Dengan mengaplikasikan green design diharapkan bangunan tersebut tidak banyak memberikan efek buruk kepada lingkungan di sekitarnya. Oleh karena itu, dalam menciptakan bangunan berkonsep green design, developer akan menggunakan material yang ramah lingkungan dan memanfaatkan energi terbarukan. 

Konsep bangunan ramah lingkungan sebenarnya bukan hal baru di dunia arsitektur. Istilah green architecture sendiri sudah dikenal sejak tahun 1980-an. Singkatnya, konsep arsitektur hijau ini muncul seiring terjadinya krisis lingkungan secara global. 

Hal tersebut tak lepas dari fakta yang menyebutkan bahwa proses perancangan bangunan ternyata mampu menghasilkan 40% sampah, 40% pencemaran udara, serta mengonsumsi 32% sumber daya alam yang ada di bumi. 

Dari sini kemudian muncul istilah green design sebagai bentuk tanggung jawab dalam melestarikan lingkungan. 

Kriteria Green Architecture

Green Design
Sumber : Erdiindies

Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan saat mengaplikasikan konsep green design. Di antaranya adalah:

  • Conserving Energy

Conserving energy diartikan sebagai penghematan energi dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada. 

Misalnya menghadirkan banyak bukaan atau ventilasi udara pada sebuah bangunan demi meminimalisasi penggunaan AC dan listrik. Contoh lainnya adalah pemasangan alat photovoltaic yang mampu menangkap panas matahari sebagai sumber listrik. 

Pada intinya poin ini berfokus ke bagaimana cara menciptakan bangunan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar bukan malah merusak lingkungan yang ada. 

  • Working with Climate

Working with climate memandu para arsitek untuk memanfaatkan iklim, lingkungan sekitar, dan kondisi alam yang ada demi menciptakan bangunan ramah lingkungan. Dalam praktiknya, membangun hunian searah sinar matahari merupakan aplikasi dari working with climate

Contoh lain dari pengaplikasian working with climate pada hunian ramah lingkungan adalah membuat kolam air di sekitar tempat tinggal, menggunakan cros ventilation dan air pump, serta mengaplikasikan banyak bukaan agar bisa mendapatkan pencahayaan sekaligus udara yang maksimal. 

  • Respect for Site

Pada kategori ini proses pembangunan diharapkan mampu menyesuaikan lahan atau tapak yang ada. Tujuannya supaya tidak merusak atau mengubah lahan yang akan dibangun. Jika permukaan dasar atau tapak berukuran kecil, Anda bisa mempertimbangkan desain arsitektur secara vertikal sebagai solusinya. 

  • Respect for User

Meskipun green design banyak berfokus pada penciptaan bangunan ramah lingkungan, tetapi konsep ini tetap mempertimbangkan kenyamanan pemilik hunian. Dengan begitu penghuni akan terus merasa betah tinggal di rumah. 

  • Limiting New Resources

Green design mengarahkan arsitek untuk memaksimalkan material yang ada dan meminimalkan penggunaan material baru pada renovasi rumah. Sementara itu, untuk pembangunan hunian baru limiting new resources memandu Anda untuk memanfaatkan material bangunan yang mudah didaur ulang demi meminimalisasi limbah. 

Menciptakan hunian yang nyaman sekaligus ramah lingkungan memang menjadi tantangan tersendiri bagi para arsitek di luar sana. Jika kamu ingin tahu lebih luas mengenai dunia arsitek, berkuliah di jurusan arsitektur BINUS UNIVERSITY bisa menjadi langkah awal yang tepat.

Mengapa BINUS UNIVERSITY? Perguruan tinggi Indonesia ini menawarkan kurikulum terbaik dengan program belajar berkelas dunia. Salah satunya adalah program (2+1)+1 yang  bertujuan untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa agar kelak bisa bersaing di dunia kerja secara global.