Sushi, Manga, Anime, teknologi, Sakura, dan Sumo adalah beberapa hal yang pasti terlintas di benakmu saat mendengar kata Jepang. Begitu banyak hal menarik yang ditawarkan oleh negara ini sehingga banyak negara datang untuk belajar dan mencontoh kesuksesannya. Bukan hanya kuliner dan budayanya saja yang menakjubkan, warga Jepang pun memiliki kebiasaan-kebiasaan baik yang patut ditiru oleh negara lain. 

Budaya Jepang
Sumber : Yukepo

 

Gemar Membaca

Berbanding terbalik dengan Indonesia yang menduduki peringkat ke 62 dari 70 negara, Jepang menempati urutan ke 8 untuk peringkat kemampuan literasi siswa dalam hasil survei Program for International Student Assessment (PISA) yang dilaksanakan oleh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) tahun 2019 lalu. 

Hasil survei tentu didukung oleh kebiasaan orang Jepang yang memang gemar membaca. Tidak memandang usia, kamu akan sering menemui masyarakat Jepang menghabiskan waktunya dengan membaca kapan pun dan di mana pun. Saking gemarnya dengan kegiatan membaca, Jepang memiliki kebiasaan yang disebut Tachiyomi, yaitu membaca buku gratis sambil berdiri di dalam toko buku. 

Hal lain yang juga mendorong tingginya budaya membaca penduduk negara matahari terbit ini adalah menjamurnya toko buku dan ruang baca publik, kewajiban 10 menit membaca buku untuk anak-anak di sekolah, dan layanan home shopping untuk pembelian buku.

 

Tepat Waktu

Kebiasaan selanjutnya lebih tepat digambarkan dengan istilah “time is money” atau waktu adalah uang. Setiap detik waktu merupakan kesempatan mendulang emas bagi penduduk Jepang. Oleh sebab itu, mereka selalu berusaha disiplin dan tertib dengan semua hal. 

Satu contoh nyata kedisiplinan waktu penduduk Jepang adalah perusahaan kereta api pernah meminta maaf secara resmi dan tertulis karena mengalami keterlambatan selama 25 detik dari jadwal keberangkatan. Bisa dibayangkan betapa berharganya waktu buat penduduk di sana? 

Mencontoh budaya Jepang, ayo mulai menghargai waktu dari diri kita sendiri. Jika semua orang melakukannya, mungkin saja kebiasaan jam karet orang Indonesia akan menghilang. 

 

Kebersihan Nomor Satu

Ketika berkunjung ke Jepang, kamu hampir tidak akan pernah menemukan sampah berserakan di jalan. Ya, hampir setiap sudut kota Jepang selalu bersih, tertata, dan rapi. Kondisi ini tercipta berkat kebiasaan warganya yang selalu mementingkan kebersihan. Tidak ada seorang warga pun yang terlihat membuang sampah sembarangan. 

Pemerintah bahkan mengatur kebersihan secara jelas melalui perangkat hukum yang berlaku di sana. Negara meyakini kegiatan membuang sampah sembarangan masuk ke dalam tindak kriminal dan layak dipidana dan dipenjara. 

Menjaga kebersihan juga sudah ditanamkan sejak dini, mulai dari rumah hingga sekolah. Anak-anak sudah dibiasakan membersihkan tempat makan, toilet, dan kelas sendiri secara bergotong royong. Jika pernah menonton film Jepang, kamu pasti punya gambaran detailnya.

Lebih Menyukai Transportasi Umum

Sudah jadi rahasia umum kalau Jepang adalah produsen kendaraan terbesar di Asia. Ada banyak merek ternama yang merajai pasar dunia, seperti Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki, Toyota, Mazda, Subaru, dan masih banyak lagi. Namun begitu, tingkat kemacetan lalu lintas Jepang terbilang sangat rendah. Pasalnya, penduduk di sana lebih memilih untuk bepergian dengan transportasi umum, sepeda, atau jalan kaki. 

Sebenarnya, banyak faktor yang mendorong terciptanya kebiasaan ini, antara lain kenyamanan dan keamanan alat transportasi umum yang digunakan, mahalnya biaya parkir kendaraan pribadi, tingginya biaya pajak mobil, dan rumitnya proses pembuatan Surat Izin Mengemudi.

Tertib dan Sopan 

Tingkat ketertiban di Jepang sudah tidak diragukan lagi. Meski dalam keadaan terdesak sekalipun, penduduk di sana tetap tertib mengantre dan mendahulukan orang-orang tua. Kamu mungkin ingat sebuah video yang menunjukkan betapa rapinya barisan para korban Tsunami mengantre bahan makanan di sebuah lapangan. Itu adalah bukti ketertiban yang seharusnya kita tiru di Indonesia.

Selain itu, kesopanan juga selalu dijaga oleh masyarakatnya. Kamu pasti sering melihat orang Jepang membungkuk sembari memberikan salam. Itu adalah cara mereka menunjukkan sikap sopan pada orang yang ditemuinya. 

Melihat banyaknya hal-hal positif negeri bunga Sakura ini, anak-anak muda pembelajar Bahasa Jepang berinisiatif untuk memperkenalkan, menyajikan, dan menyebarkan segala informasi yang berkaitan dengan Jepang, mulai dari bahasa, film, budaya, kuliner, Manga, Anime, dan lainnya. Mereka semua berkumpul dalam satu wadah bertajuk Nippon Club (NC). 

Berdiri sejak tahun 1999, NC telah menelurkan banyak kegiatan bermanfaat bagi anggota juga masyarakat sekitar. Beberapa contoh kegiatannya adalah Japanese Culture Week, Temu Keakraban Anggota, Japanese Culture Festival, dan lainnya. 

Jadi, dari semua kebiasaan di atas, mana yang sudah kamu tiru?