Dunia telah memasuki era Revolusi Industri 4.0 yang sarat inovasi teknologi. Dengan kemajuan tersebut, banyak negara menyadari pentingnya membuat karya nyata agar menjadi pemenang di masa ini. Begitu pula Indonesia yang terus mendorong pemuda melahirkan karya untuk negeri.

Melalui karya, Indonesia bisa memperoleh penghargaan, kedudukan, dan kehormatan yang tinggi di mata dunia. Karya juga menjadi bukti bahwa negeri ini memiliki sumber daya manusia berkualitas dan layak bersaing di level dunia.

Elizabeth Jessica Muliadi adalah salah satu pemuda yang berhasil membuktikan kualitas dirinya sebagai manusia Indonesia dengan berkarya. Kegigihan dan keberanian dalam mempresentasikan karya inovatif kini membawanya ke posisi sang juara.

Bagaimana kisah perjalanan Elizabeth Jessica Muliadi menjadi mahasiswa berprestasi di BINUS UNIVERSITY? Yuk, baca terus artikel ini!

Berawal dari Dorongan Dosen Pembimbing

Mahasiswa

Nama Elizabeth Jessica Muliadi makin melambung sejak menjadi pemenang dalam lomba Decoray tahun 2020. Mahasiswi yang akrab dipanggil Jesmul ini mengatakan, partisipasinya dalam lomba berawal dari motivasi dosen BINUS @ Jakarta.

Ketika itu, Elizabeth Jessica Muliadi sedang liburan singkat setelah menyelesaikan studi semester empat. Atas dorongan dan motivasi dari dosen di Jakarta, ia pun mengikuti lomba AYDA pada tahun 2020.

Lomba AYDA (Asian Young Designer Awards) merupakan kompetisi bergengsi yang diselenggarakan setiap tahun oleh Nippon Paint. Biasanya, Indonesia mengirimkan perwakilan untuk kategori desain interior dan arsitektur.

Selama proses bimbingan lomba AYDA, dosen pembimbing Elizabeth Jessica Muliadi menawari kompetisi desain yang diselenggarakan Dekorey. Setiap peserta kompetisi dari cloud design platform ini harus menggunakan fitur-fitur aplikasi AiHouse. 

Kala itu, Elizabeth Jessica Muliadi masih ragu mengikuti kontes desain Dekorey. Pasalnya, ia juga sedang mempersiapkan lomba AYDA yang pelaksanaannya hampir bersamaan. 

Namun, keinginan Elizabeth Jessica Muliadi untuk terus berkarya mendorongnya mengikuti desain kontes Dekorey. Ia pun menyampaikan keputusannya kepada dosen pembimbing tepat tiga hari sebelum deadline lomba. 

Dalam perjalanan Elizabeth Jessica Muliadi menuju juara, dosen pembimbing—yang dipanggil Pak Kris olehnya—memiliki peran penting. Ia menyebutkan, Pak Kris adalah pemberi informasi pertama kali tentang kontes desain Dekorey. Beliau juga selalu memotivasi mahasiswa untuk berkarya melalui berbagai lomba.

Bagi Elizabeth Jessica Muliadi, sosok Pak Kris menginspirasi setiap langkahnya selama kuliah di Desain Komunikasi Visual BINUS UNIVERSITY. Kendati tidak ikut membimbing saat lomba Dekorey, Pak Kris tetap berjasa besar di mata mahasiswi tersebut.

Belajar Mandiri dan Pantang Menyerah

Lomba AYDA dan kontes desain dari Dekorey bukan kompetisi pertama yang diikuti oleh Elizabeth Jessica Muliadi. Tahun 2019, ia pernah berpartisipasi dalam lomba CASA Design Challenge. Namun, keberuntungan belum berpihak pada BINUSIAN 2022 ini.

Dari keberhasilan yang tertunda itu Elizabeth Jessica Muliadi belajar arti perjuangan. Karenanya, ia mempelajari materi lomba desain dari Dekorey dengan penuh kesungguhan. 

Elizabeth Jessica Muliadi belajar secara autodidak melalui YouTube dan media online lainnya yang membahas AiHouse. Ia juga berkonsultasi dengan dosen BINUS @ Malang mengenai karya desainnya.

Tepat di hari deadline, Elizabeth Jessica Muliadi mengirimkan desain bertema kontemporer minimalis ke Dekorey. Setelah menunggu satu bulan, tak disangka, Dekorey menetapkan dirinya sebagai pemenang kontes.

Ketika ditanya tentang hambatan, Elizabeth Jessica Muliadi mengungkapkan, bahwa semua hal bisa dilewatinya dengan baik. Baginya, peristiwa apa pun sepanjang proses kompetisi merupakan tantangan yang mesti dihadapi.

Sebagai contoh, saat Elizabeth Jessica Muliadi dikejar target pengiriman karya, ia harus mampu belajar sekaligus bekerja cepat. Ia juga dituntut peka terhadap kebutuhan dan kebiasaan orang-orang di apartemen.

Elizabeth Jessica Muliadi pun harus bisa menyesuaikan hasil riset tersebut ke dalam desain dengan menggunakan fitur AiHouse. Selain itu, ia mesti memperhatikan struktur bangunan yang logis, elemen interior, serta tren desain di masa sekarang.

 

Itulah sekilas perjalanan Elizabeth Jessica Muliadi dalam menggapai gelar sebagai salah satu mahasiswa berprestasi di BINUS UNIVERSITY. Terakhir, ia berpesan kepada generasi muda untuk terus berkarya. 

Elizabeth Jessica Muliadi juga mengharapkan generasi muda memiliki kepekaan tinggi terhadap lingkungan. Pasalnya, lingkungan bisa menjadi inspirasi dalam berkarya. Selain itu, ia meletakkan harapan besar kepada generasi muda agar memanfaatkan ilmu apa pun yang diterima selama kuliah.