Desain interior menjadi salah satu bidang ilmu yang banyak diminati dewasa ini. Melalui tangan seorang desainer interior, ada sentuhan humanis, orisinal, dan kreatif. Itulah yang selalu dicari di tengah perkembangan teknologi yang semakin gencar, khususnya teknologi yang dapat menggantikan peran manusia.

Seorang desainer interior juga  wajib memiliki keahlian untuk menerjemahkan inspirasi yang didapatkan secara abstrak ke dalam sebuah karya desain nyata. Ini tak lepas dari pengalaman yang dimiliki. Hal ini pula yang belum dapat dijangkau oleh teknologi mesin. 

Inspirasi dari Bawang Merah Bima

Pengalaman

Inspirasi bisa datang dari mana saja, baik dari karya desain yang pernah ada, maupun dari kehidupan sehari-hari. Salah satu sumber inspirasi yang unik adalah bawang merah Bima dari Kota Brebes. Christina Avida, Binusian 2022, berhasil menangkap inspirasi dari salah satu bumbu dapur utama itu dan menuangkannya dalam sebuah karya.

Hasil karya desain Christina tersebut diikutkan dalam ajang Open Call Indonesia Creative (OCIC) 2020. Ajang ini diadakan oleh Abbasource, produsen dan eksportir furnitur yang bekerja sama dengan Himpunan Desainer Mebel Indonesia (HDMI). Setelah melalui tahap-tahap seleksi, desain dari Binusian Program Studi Interior Design ini berhasil keluar sebagai juara. 

Christina memberi nama Bima Set untuk hasil karyanya. Desain tersebut terdiri atas paket side table, armchair, dan lampu. Namun, dari antara ketiganya, side table yang berhasil lolos dan menjuarai OCIC 2020.

Mengumpulkan Pengalaman

Setelah menang di ajang OCIC 2020, karya mahasiswi BINUS@MALANG itu akan ditampilkan di Festival Salone del Mobile 2021, Milano, Italia. Pada festival ini, sejumlah hasil karya desain pemenang OCIC 2020 lainnya akan ikut dipamerkan. 

Christina mengaku mempelajari banyak hal dan mendapatkan pengalaman di dunia desain interior selama proses kompetisi. Baik saat mendesain karyanya, menjalani asistensi dari dosen, hingga melakukan presentasi, khususnya setelah ia berhasil lolos ke babak 20 besar. Ini adalah sebuah privilege seorang Binusian yang tidak boleh dilewatkan. 

Peran para dosen juga tak bisa diabaikan. Mengiringi langkah-langkahnya menuju panggung juara, dosen yang terlibat membimbing proses asistensinya dengan serius. Ia bersyukur dan berterima kasih untuk kesempatan itu hingga mendapatkan pengalaman yang berharga.

Ke depan, Christina berharap semakin banyak kesempatan bagi calon desainer interior untuk berkompetisi, belajar, serta memamerkan karya di hadapan masyarakat internasional. Itulah yang ia rasakan dan dapatkan melalui ajang OCIC 2020. Mahasiswa Prodi Interior Design ini juga berharap dapat mengasah keterampilan dan soft skill.

Terkait lomba, Christina berujar bahwa itu adalah kesempatan untuk mengumpulkan pengalaman, bukan semata-mata kemenangan. Prinsip tersebutlah yang terus ia pegang. Ia juga berharap makin termotivasi untuk berkarya, belajar, atau mengambil kesempatan tanpa segan agar kreativitas dan eksplorasi idenya makin maksimal.

Yuk, Ikuti Jejak Christina!

Nah, jika kamu adalah calon mahasiswa atau justru sudah berstatus sebagai mahasiswa, kamu bisa kok mengikuti jejak Christina. Apa saja kunci yang perlu kamu ketahui?

Pertama, jangan sepelekan inspirasi dari kehidupan sehari-hari. Siapa sangka, model “bawang merah” bisa menjadi cikal bakal juara di ajang bergengsi tersebut? Karena itu, biasakan diri untuk mengamati detail di sekitar dan lakukan eksplorasi agar ide tersebut makin unik.

Kedua, belajarlah dari berbagai sumber. Kamu bisa belajar dari buku atau mendengarkan arahan dosen dengan cermat. Saran dan masukan dapat dipadukan sehingga menghasilkan karya yang luar biasa.

Terakhir, jangan terlalu fokus pada kemenangan, tetapi fokuslah pada pengalaman. Pengalaman adalah hal yang sangat berharga. Dengan demikian, kamu tidak akan kecewa jika belum memenangkan kompetisi, tetapi terus maju untuk belajar.

Nah, inilah cerita Christina menjadi juara di kompetisi OCIC 2020. Yuk, terus asah kemampuan dan tambah wawasanmu agar dapat meraih prestasi terbaik seperti Christina!