Diakui atau tidak, perkembangan budaya dan meningkatnya jumlah penduduk di Bumi memiliki banyak dampak negatif terhadap lingkungan terutama soal limbah. Meskipun limbah atau sampah adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari, bukan berarti hal tersebut membuat kita enggan peduli.

Terlebih lagi, beberapa dekade belakangan, isu limbah plastik menjadi perhatian di banyak negara salah satunya Indonesia. Sebenarnya, pemerintah pun telah berusaha meminimalisasi konsumsi plastik dengan mengeluarkan peraturan “Kantong Plastik Berbayar” di supermarket agar masyarakat terdorong untuk membawa kantong belanja mereka sendiri dari rumah.

Namun nyatanya, peraturan tersebut hanya berlaku di supermarket dan retail, sedangkan di pasar tradisional dan toko kelontong banyak yang masih menggunakan kantong plastik saat berbelanja. Mungkin ini salah satu alasan isu sampah plastik termasuk sulit dikendalikan di negara kita.

Solusi Solutif ala BINUSIAN

Mahasiswa

Jika sampah plastik tergolong masalah pelik bagi kebanyakan orang, lain halnya dengan dua mahasiswa BINUS UNIVERSITY kampus Bandung, yaitu Tanta dan Vincent. Kedua BINUSIAN ini justru membangun sebuah bisnis dengan memanfaatkan limbah plastik untuk diolah menjadi berbagai macam produk bermanfaat.

Tanta dan Vincent sendiri merupakan mahasiswa Jurusan Creativepreneurship BINUS UNIVERSITY @Bandung. Untuk Enrichment Program 2+1+1 mereka, kedua mahasiswa ini memilih membangun sebuah bisnis dengan bantuan para dosen ahli sebagai coach sekaligus pembina.

Tanta dan Vincent sadar bahwa langkah mereka sedikit banyak akan membawa perubahan terhadap kondisi lingkungan di sekitar. Inilah alasan program yang dilakukan dikemas dalam bentuk bisnis agar anak-anak muda tertarik untuk ikut serta mengolah limbah plastik menjadi hal yang lebih bermanfaat.

Jadi, selain memperoleh keuntungan, mereka berdua juga dapat mewujudkan mimpi melihat lingkungan yang sehat dan bebas sampah plastik. Tujuan kedua mahasiswa ini sejalan dengan visi misi BINUS UNIVERSITY, yaitu sebagai World Class University yang dapat memberikan kontribusi bermafaat kepada masyarakat dunia.

Mengenal Enrichment Program BINUS UNIVERSITY

Mahasiswa

Enrichment Program BINUS UNIVERSITY dikenal dengan sebutan  2+1+1. Itu berarti kamu bakal menempuh pendidikan formal selama 2 tahun di kampus asal, 1 tahun di kampus BINUS lain pilihan, dan 1 tahun mendalami salah satu dari lima track, yaitu internship, enterpreneurship, research, study abroad, dan community development.

Program yang dipilih Tanta dan Vincent adalah enterpreneurship. Kedua mahasiswa tersebut diminta untuk membangun sebuah bisnis berdasarkan kemampuan dan minat. Proses ini tidak mereka lakukan sendiri sebab BINUS UNIVERSITY juga menyediakan dosen berkualitas untuk membimbing Tanta dan Vincent, mulai dari proses brainstorming hingga bisnis mereka bisa berkembang.

Mungkin ini salah satu alasan BINUS UNIVERSITY termasuk salah satu kampus swasta terkemuka yang mampu menghasilkan lulusan mumpuni sekaligus siap kerja. Berkat Enrichment Program, mahasiswa berkesempatan menggali potensi semaksimal mungkin sehingga ketika lulus mereka tahu di bidang apa mereka akan bekerja atau mengabdi.

Selain enterpreneurship, BINUSIAN juga bebas memilih empat track lainnya. Untuk internship biasanya mereka akan mendapat kesempatan magang di perusahaan nasional ataupun multinasional yang bekerja sama dengan BINUS UNIVERSITY. Sementara itu, jika memilih research, BINUSIAN dapat melakukan penelitian dalam hal apa pun dengan bimbingan para ahli. Hasil penelitian akan menjadi hak para mahasiswa dan bisa menjadi portofolio berharga yang bisa digunakan ketika mereka lulus.

Track lain seperti study abroad serta community development juga tidak kalah menarik. Ketika menjadi BINUSIAN, kamu bisa memilih belajar di kampus luar negeri yang bekerja sama dengan BINUS UNIVERSITY atau melakukan proyek-proyek sosial bersama Teach For Indonesia (TFI) BINUS. Selain itu, terdapat juga track further study dimana BINUSIAN dapat mempelajari secara lebih mendalam dan komprehensif mengenai bidang ilmu pilihannya.

Jadi, tertarik untuk turut berkontribusi sebagaimana Tanta dan Vincent?