Nama “Peter Lydian” bukan pemain baru di industri teknologi. Berkiprah lebih dari 20 tahun, ia sudah memberikan kontribusi besar pada sejumlah perusahaan ternama. Mulai dari Dell, Microsoft, Finmas, hingga Facebook Indonesia. Kompetensinya terus bertransformasi tanpa mengurangi nilai-nilai kehidupan yang ia junjung tinggi.

Bagaimana sepak terjang alumni BINUS ini di berbagai perusahaan? Nilai seperti apa yang membentuk pribadinya? 

Kontribusi

Dari Dell ke Microsoft

Peter Lydian mengawali karier profesionalnya di Dell—perusahaan multinasional yang bergerak di industri perangkat keras. Saat itu, ia menduduki posisi Sr. Client Business Development Manager untuk wilayah Indonesia, Vietnam, Filipina, dan Pakistan. Kariernya terus menanjak hingga meraih kursi Director and Country Manager.

Memutuskan pindah ke Microsoft, Peter Lydian mengakhiri kiprahnya di Dell pada tahun 2013. Ia mengaku, ada beberapa alasan yang membuatnya tertarik memberikan kontribusi pada perusahaan milik Bill Gates tersebut.

“Saya ingin membuat dampak lebih besar bagi society,” ungkapnya. Ia meluruskan, bukan berarti Dell tidak melakukan hal yang sama. Namun, Microsoft mengimplementasikannya dengan cara yang lebih terstruktur serta berskala besar. Contohnya, Imagine Cup yang menurutnya sebuah ide hebat dan penuh makna. 

Sosok yang pernah menjadi nominasi top CEO Indonesia versi SWA ini juga menjelaskan, fase transformasi Microsoft—dari perusahaan software ke device and software company—sangat cocok dengan kompetensinya.

Di Microsoft Indonesia, ia menjabat sebagai Direktur Bidang Publik selama tiga tahun. Kemudian, berlanjut menduduki posisi Direktur Solusi untuk UMKM dan Partner dalam kurun waktu dua tahun.

Dulu Presdir Finmas, Kini Jadi Bos Facebook Indonesia

Peter Lydian merupakan sosok yang menyukai tantangan dan terus ‘bergerak’. Usai menunaikan tanggung jawabnya di Microsoft, ia memilih memberikan kontribusi pada Finmas—startup yang bergerak di bidang teknologi finansial. 

Di bawah kepemimpinannya sebagai Presiden Direktur, Finmas berkembang secara signifikan dalam waktu setahun. Infrastrukturnya kian kuat, dengan potensi scale up di masa depan.

Tahun 2019, Peter Lydian diminta bergabung dengan Facebook Indonesia guna mengisi kekosongan kursi Country Director. Ia pun menerima tawaran tersebut dan masih melaksanakan perannya hingga kini.

Tanggung jawabnya sebagai pemimpin Facebook Indonesia juga meliputi ruang lingkup Instagram dan WhatsApp. Selain berkaitan dengan aktivitas bisnis, ia dan timnya juga berupaya membentuk literasi digital dan interaksi yang bermakna. 

Berkarier Sejak Tahun 1993

Sebelum meninggalkan jejak kontribusi di perusahaan-perusahaan multinasional, Peter Lydian telah membangun kariernya sejak tahun 1993. Penyuka kopi ini pernah menjadi programmer di Catur Sentosa Adi Prana. Ia juga sempat menjajal berbagai posisi di Berca, mulai dari group sales, managing distribution, hingga branding.

Peter Lydian menamatkan sarjana di BINUS pada tahun 1997.  Tidak mau berhenti belajar, ia pun melanjutkan studi di sejumlah lembaga pendidikan di luar negeri. 

Tersadar Pentingnya Core Value

Pria kelahiran tahun 1973 ini mengaku pernah terlalu ngotot dengan pencapaian duniawi. Lalu, suatu hari Peter disadarkan oleh nasihat temannya. Ia mengatakan bahwa pekerjaan tidak semestinya menempati prioritas utama kehidupan. Jika karier berakhir, maka hidup bakal terasa kosong. Itulah yang dialami oleh penderita post-power syndrome.

Kalimat tersebut membuatnya merenung. Peter pun tersadar bahwa core value atau nilai-nilai pribadilah yang paling penting. Alih-alih meletakkan ambisi kerja di pusat kehidupan, jalanilah sebagai bentuk passion.

Core value dalam kehidupan Peter juga bisa terlihat dari pandangannya terhadap kesuksesan. Menurutnya, salah satu pilar keberhasilan yakni ketika mampu mentransformasikan kehidupan orang-orang sekitar menjadi lebih baik.

Bertekad Melakukan Satu Kebaikan Setiap Hari

Hingga kini, Peter Lydian senantiasa menjunjung core value dalam setiap aktivitasnya. Kesibukan dan pencapaian-pencapaian di bidang pekerjaan tidak melunturkan semangat dan nilai-nilai kebaikan yang membentuk pribadinya.

Pria yang memiliki hobi olahraga ini bahkan bertekad melakukan setidaknya satu kebaikan setiap hari. Bahkan, ia juga mengajak rekan-rekan dan orang terdekatnya untuk mengikuti langkahnya. Menurutnya, jika semua orang menerapkan kebiasaan tersebut, dunia akan menjadi lebih baik.

Peter Lydian mengajarkan generasi muda tentang pentingnya memberikan kontribusi pada perusahaan, tetapi tetap berpegang pada core value. Bagi Anda yang menempuh pendidikan di BINUS University, penanaman nilai-nilai tersebut tentunya bukan hal yang sulit. Institusi pendidikan yang mengusung visi “World Class University” tersebut senantiasa menjunjung tinggi integritas, sehingga membentuk karakter dan kultur mahasiswa yang luhur.