Tren bisnis rintisan atau startup makin naik beberapa tahun belakangan. Sebagian besar peminatnya generasi muda. Terbukti pula, saat ini ada banyak startup yang diinisiasi anak muda dan berhasil mencuri perhatian; salah satunya Ruangguru.

Empowering

Peran East Ventures

Melihat kesuksesan Ruangguru, kamu pasti akan takjub. Startup yang bergerak di bidang pendidikan tersebut didirikan pada 2014 oleh dua anak muda berusia 30 tahun, yaitu Adamas Belva Syah Devara dan Muhammad Iman Usman. Hanya butuh waktu setahun bagi keduanya untuk mempromosikan Ruangguru hingga booming seperti sekarang, bahkan memperoleh berbagai penghargaan.

Tapi, tahukah kamu jika meroketnya Ruangguru tak bisa dilepaskan dari peran sejumlah pihak. Salah satunya adalah East Ventures, perusahaan modal ventura yang gencar mengucurkan dana bagi sejumlah startup potensial di Asia Tenggara.

East Ventures didirikan pada 2009. Fokus perusahaan ini menggalang dana untuk diinvestasikan pada bisnis rintisan yang tumbuh di Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Perusahaan riset pasar Preqin menyebut East Ventures adalah yang terbesar di Asia Tenggara.

Hingga 2019, East Ventures empowering generasi muda dengan mendukung 300 pendiri startup. Perusahaan ini juga membantu mengembangkan lebih dari 160 startup, di antaranya dua startup unicorn Indonesia.

Dukungan yang sangat besar sangat berdampak bagi sebuah bisnis rintisan baru. Karena itulah Preqin kemudian menobatkan East Ventures sebagai Most Consistent Top Performing Venture Capital Fund Managers di dunia.

Willson Cuaca, Sosok di Balik East Ventures

Mari berkenalan dengan salah satu pendiri East Ventures yaitu Willson Cuaca. Bersama Batara Eto dan Taiga Matsuyama, Willson memberi peluang kepada para generasi muda untuk mewujudkan impian lewat pendanaan startup

Saat ini, Willson Cuaca menjabat sebagai Co-founder & Managing Partner di East Ventures. Namun, ia mengakui tidak akan berada di posisi sekarang jika BINUS University tidak ada. Willson memulai perjalanan akademisnya di kampus itu pada 1996 sebagai mahasiswa jurusan Teknik Informatika. 

Kuliah di BINUS membentuk dirinya yang sekarang. Setelah setahun menjadi mahasiswa, ia terjun sebagai coach di Cisco Networking Academy Program. Ini adalah program pengembangan keterampilan di bidang TI. Nah, BINUS University merupakan salah satu institusi yang tergabung di program ini dan berhasil menelurkan network engineer berkualitas terbaik.

Willson lulus dari BINUS University pada 2000. Kariernya dimulai sebagai Head of Infrastructure di AGS. Setahun kemudian, ia pindah ke Red Sentry. Selama 7 tahun, pria ini berkecimpung di dunia keamanan siber dengan posisi terakhir sebagai Director.

Pada 2008, Willson mendirikan Foyage, pelopor aplikasi seluler untuk layanan berbasis lokasi. Terintegrasi dengan Google Map, Foyage akan memandu kamu menuju ATM, restoran, pom bensin, mal, atau kafe yang diinginkan. Kamu juga bisa mengunggah foto, pendapat, dan penilaian atas tempat-tempat itu.

Kembangkan Startup dari Anak Muda

Rentang 2009-2010, Willson memulai kiprahnya di East Ventures. Investasi yang menjadi pijakan awal perusahaan modal ventura ini adalah di Tokopedia. Pertemuan dengan William Tanuwijaya hanya berlangsung sebanyak 3 kali dalam waktu kurang 28 jam. Menyadari kesamaan visi, kesepakatan pun langsung diambil. 

Setelah itu, East Ventures terus berinvestasi pada sejumlah startup. Hasil kerja keras akhirnya bisa mereka rasakan ketika berinvestasi di Mercari, salah satu aplikasi asal Jepang. Saat go public pada 2018, startup ini berhasil mengembalikan 100 kali dana investasi.

Di Indonesia, East Ventures terlibat dalam pengembangan sejumlah perusahaan startup ternama. Sebut saja, Traveloka, Sociolla, IDN Media, Kudo, Fore Coffee, TechinAsia, dan Ruangguru.

Hingga sekarang, East Ventures masih fokus mengembangkan investasi di Indonesia. Menurut Willson, ekosistem digital di negara ini masih akan terus berkembang. Di sisi lain, ada banyak problem yang belum terselesaikan yang berarti banyak peluang untuk membangun startup.

Survei yang diadakan Sea Group dan World Economic Forum (WEF) juga mendukung. Hasil survei menyebut, lebih dari 24% responden yang merupakan anak muda mengaku ingin mengembangkan bisnis sendiri.

Karena itu, bersama East Ventures, Willson ingin terus berkontribusi mendukung anak-anak muda dengan empowering melalui pendanaan startup. Kriterianya simpel, founder harus jujur dan punya passion. Apakah kamu sudah sesuai kriteria?