Valentino Ivan adalah alumni BINUS University yang cukup terkenal di kalangan mahasiswa universitas ini. Terang saja, selain sempat menjadi pengajar tak tetap di almamaternya, Ivan juga mendirikan usaha kuliner yang kerap menjadi tongkrongan mahasiswa.  

Sepak Terjang Valentino Ivan di Bisnis Kuliner

Alumni

Dunia bisnis bukan dunia baru bagi Valentino Ivan. Sejak masih mengenyam bangku kuliah, alumni BINUS University bergelar Sarjana Komputer ini sudah tertarik menjadi wirausahawan dengan mencoba berbagai jenis bisnis, termasuk bisnis kuliner.

Dari waralaba hingga rintisan usaha, berikut adalah perjalanan bisnis Ivan dalam dunia kuliner yang sudah dimulai sejak ia baru lulus kuliah.

  • Tahun 2006 mendirikan restoran Chinese Food “Nuansa” yang lokasinya tak jauh dari kampus BINUS di Kemanggisan. Namun, karena hanya punya modal tanpa keahlian, restoran ini terpaksa ditutup setelah enam bulan.
  • Tahun 2008-2009, Ivan bergabung dengan bisnis waralaba ayam penyet di Manado. Di sini, ia mulai belajar tentang pengolahan dapur, membuat resep, hingga mengatur stok dan harga. 
  • Ivan juga pernah mendirikan kedai kebab bertajuk “Kedabra” yang sudah menjalin kerja sama dengan 48 mitra. Sayangnya, manajemen kemitraan yang tidak berjalan baik membuatnya putus usaha di tahun 2013.
  • Tahun 2015, Ivan mulai merintis What’s Up Café. Menyasar mahasiswa sebagai target pasarnya, usaha inilah yang kini masih terus bertahan hingga membuka cabang di belasan kota, termasuk Bandung, Depok, Semarang, hingga di luar Pulau Jawa seperti Manado dan Pontianak.

Tips Kembangkan Usaha Kuliner ala Valentino Ivan

Alumni

Ingin ikut sukses di bidang kuliner seperti alumni BINUS University, Valentino Ivan? Lima tips mengembangkan usaha kuliner berikut bisa kamu jadikan salah satu panduan. 

  • Berani Memulai, Lagi dan Lagi

Awal mula Ivan terjun ke dunia bisnis kuliner tak langsung berjalan mulus. Restoran pertamanya bahkan tak bisa bertahan hingga satu tahun. Namun, kegagalan berulang tidak ia jadikan alasan untuk berhenti mengembangkan usaha. Sebaliknya, ia tetap berani memulai, lagi dan lagi, hingga menemukan jenis usaha kuliner dan target pasar yang pas sekaligus menguntungkan. 

  • Lakukan Riset Pasar

Sebelum merintis What’s Up Café dan mengembangkan belasan cabang seperti sekarang, alumni BINUS University ini melakukan riset terlebih dahulu di lingkungan kampus tempatnya menuntut ilmu. Dari hasil riset, Ivan menyimpulkan jika mi instan adalah salah satu makanan yang banyak disukai mahasiswa di sekitar lokasi usahanya. Ia pun menjadikan mi instan sebagai menu utama.

Inilah gunanya riset pasar. Jika dilakukan secara cermat, kamu akan menemukan selera mayoritas di tempatmu memulai usaha. Data tersebut bisa digunakan sebagai acuan untuk menentukan menu hingga konsep dan dekorasi restoran.

  • Sajikan Menu Kreatif

Lanjutan dari riset pasar adalah melakukan improvisasi dan mengembangkan inovasi. Meski Ivan sudah tahu jika target pasarnya menyukai mi instan, ia tidak langsung membuka kedai yang menjual mi instan biasa seperti warung-warung pada umumnya.

Alih-alih, Valentino Ivan mengembangkan menu-menu baru yang kreatif. Dari makanan biasa, mi instan ia sulap dan olah kembali menjadi sajian bercita rasa tinggi, seperti mi instan carbonara dan mi instan lada hitam. Kalau sudah begini, nilai jual dan peminatnya pun tentu ikut meninggi.

  • Pilih Mitra Usaha yang Tepercaya

Ketika bisnis yang dirintis sudah dirasa berkembang, kamu pun bisa mulai mencari mitra usaha untuk membuka cabang. Nah, poin ini perlu dipikirkan matang-matang. Menyeleksi mitra dan orang kepercayaan harus dilakukan seobjektif mungkin dengan penilaian yang menyeluruh, sehingga kamu bisa menemukan orang-orang dengan visi sama yang juga dapat dipercaya.

Kamu bisa belajar dari pengalaman alumni BINUS University ini. Pada akhir tahun 2017, Ivan harus rela merugi ketika salah satu orang kepercayaannya melakukan korupsi hingga mencapai 2,7 miliar rupiah. Dari pengalaman itu, ia pun kini bersikap lebih hati-hati saat menyeleksi karyawan maupun mitra usaha. 

  • Jangan Mudah Menyerah

Ada kalanya, usaha yang dijalankan tidak mengalami perkembangan berarti, atau justru malah merugi. Saat kondisi ini terjadi, yang harus ditanamkan adalah sikap tak mudah menyerah.

Valentino Ivan sudah mampu membuktikannya. Meski pernah kehabisan modal hingga terpaksa menutup restorannya, Ivan tak lantas menyerah begitu saja. Ia justru mencoba merintis kembali usaha kuliner baru dengan menerapkan strategi yang baru pula. Hasilnya? Dalam waktu dua tahun, ia berhasil mengembangkan belasan cabang dengan omzet bulanan mencapai ratusan juta rupiah.

Kalau punya minat mengembangkan usaha di bidang kuliner, kisah dan pengalaman Valentino Ivan di atas bisa kamu jadikan motivasi untuk memulai usaha dari sekarang. Siapa tahu kamu punya potensi untuk menyamai kesuksesan alumni BINUS UNIVERSITY ini.