Jakarta, 8 Juni 2020 – Apabila kita membicarakan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) maka sejarahnya dapat ditarik mundur hingga ribuan tahun ke belakang, di zaman para filsuf Yunani mulai menggali ide bahwa pikiran manusia adalah sebuah sistem dari simbol-simbol (Foote, 2016). Kemudian, pengembangan AI terus dilakukan dengan satu tujuan utama, mempermudah segala proses dalam kehidupan manusia. Hingga saat ini, di abad ke-21, perkembangan AI sedang dalam fase gencar-gencarnya dan terjadi di segala sektor industri. Di tengah gencarnya kemajuan teknologi robotik AI, Indonesia pun tak mau ketinggalan untuk ikut berkontribusi.

Salah satu tokoh dengan kontribusi dalam bidang robotik AI yang paling bersinar saat ini adalah Prof. Dr. Ir. Widodo Budiharto, S.Si., M.Kom., IPM. Pria yang akrab disapa Prof. Widodo ini merupakan seorang Guru Besar Program Studi Teknis Informatika, School of Computer System BINUS UNIVERSITY. Meskipun baru menyandang gelar Profesor selama tiga tahun, sepak terjang Prof. Widodo dalam bidang robotik, terutama AI, tidak perlu diragukan lagi. Bersama dengan BINUS UNIVERSITY, Prof. Widodo telah berhasil mengembangkan berbagai proyek robotik yang tidak hanya inovatif, namun juga relevan dengan kebutuhan masyarakat saat ini.

Di tengah masa pandemi COVID-19 ini, Prof. Widodo dan rekan-rekan di BINUS UNIVERSITY telah berhasil melahirkan karya untuk membantu penanggulangan virus COVID-19. Karya-karya tersebut antara lain BINUS Disinfectant Robot (BDR), BINUS Food Delivery and Monitoring Robot, serta Geographic Information System (GIS) Penyebaran COVID-19. Saat ini, telah terdapat dua puluh robot yang siap untuk dibagikan ke rumah sakit-rumah sakit di beberapa kota di Indonesia. GIS Penyebaran COVID-19 ciptaan Prof. Widodo dan rekan-rekan pun saat ini telah dapat diakses melalui internet dengan mudah (https://binus.ac.id/siaga-covid19/). Dalam menciptakan berbagai teknologi tersebut, dibutuhkan upaya riset yang detail dan melelahkan. Namun, sejalan dengan semangat empowering dan fostering BINUS, Prof. Widodo tetap dengan semangat menyelesaikan karya-karyanya demi sesama yang membutuhkan.

Dalam memproduksi robot-robot ini, Prof. Widodo menyampaikan bahwa beliau terinspirasi dari pengalamannya selama berkecimpung di dunia teknologi asistif. Dalam pengalamannya tersebut, beliau mengamati dan menyimpulkan bahwa Indonesia kedepannya akan semakin membutuhkan teknologi asistif, bukan untuk menggantikan peran SDM, namun untuk mengoptimalkan pekerjaannya. Di momen pandemi ini, Prof. Widodo mengutarakan bahwa para akademisi juga harus tanggap dalam memberikan solusi yang dapat mendukung pemerintah dan masyarakat melewati masa-masa ini. Selama berkarir, Prof. Widodo telah memproduksi lima buah karya berbasis robotik AI. Beberapa diantaranya, yakni self-learning humanoid robot with face expressions, robot Homo Sapiens, Kursi Roda Ratanggalih, dan berbagai karya-karya lainnya.

Kedepannya, Prof. Widodo berharap bahwa Indonesia akan semakin melek teknologi dan dapat berdiri di kaki sendiri. Dalam menciptakan teknologi yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, beliau berharap agar generasi muda Indonesia dapat melakukannya dengan optimal bersamaan dengan dukungan dari Pemerintah Indonesia. Dengan sinergi antara pemerintah, akademisi, dan para generasi muda, niscaya Indonesia akan dapat semakin inovatif dalam menciptakan teknologi.

“Indonesia kan SDM-nya banyak, punya kemampuan, oleh karena itu harus berinovasi dan mengoptimalkan SDM muda kita, seperti contohnya mahasiswa-mahasiswi kita. Pemerintah harus mendanai agar inovasinya tidak sia-sia dan mengoptimalkan.” Ungkap Prof. Widodo.