Sektor Transportasi Optimis Hadapi Kenormalan Baru dengan Strategi dan Berbagai Layanan Baru
Jakarta, 16 Juni 2020 – Masa new normal atau kenormalan baru akibat pandemi COVID-19 ini, menuntut semua orang untuk mengubah cara-caranya dalam beraktivitas, mulai dari belajar, bekerja, beribadah, berkomunikasi, dan bahkan dalam berekreasi. Semua sektor mulai dari pemerintah, pelaku usaha dalam industri, hingga masyarakat umum, wajib mengadaptasi dirinya untuk hidup sesuai ketetapan dalam kenormalan baru ini. Salah satu bidang yang paling terdampak dalam pandemi ini, adalah bidang transportasi. Dalam masa kenormalan baru ini, dibutuhkan regulasi yang mengutamakan higienitas dan kesejahteraan manusia serta edukasi bagi masyarakat umum mengenai ketentuan-ketentuan baru dalam menggunakan sarana transportasi, mulai dari ojek online, taksi, MRT, hingga angkutan udara juga penting untuk dilakukan. Hal tersebut agar kesehatan masyarakat tetap terjamin ketika harus keluar rumah dan menggunakan sarana transportasi umum.
Memahami pentingnya penyesuaian dalam bidang transportasi di era new normal ini, BINUS UNIVERSITY menyelenggarakan studium generale yang berjudul “Antisipasi dan Adaptasi Dunia Usaha Transportasi dalam Kenormalan Baru”. Acara ini diselenggarakan via Zoom Meetings pada hari Selasa, 16 Juni 2020. Studium generale kali ini dihadiri oleh para praktisi dari beberapa lembaga dan badan usaha yang berkaitan dengan bidang transportasi di Indonesia. Para praktisi yang hadir sebagai narasumber antara lain Menteri Perhubungan Republik Indonesia Budi Karya Sumadi, President Director of PT Garuda Indonesia Tbk Irfan Setiaputra, President Director of PT MRT Jakarta William Sabandar, CEO PT Blue Bird Tbk dan President ITS Indonesia Noni Purnomo, Vice Rector Academic Development BINUS University Engkos Achmad Kuncoro, serta dimoderatori oleh Asisten Strategi Media dan Komunikasi Kantor Staf Khusus Presiden, Kemensetneg RI, Dina Adityareni.
Studium generale dibuka dengan sambutan dari Rektor BINUS UNIVERSITY Prof. Dr. Ir. Harjanto Prabowo, M.M. Lalu acara dilanjutkan dengan pemaparan dari Bapak Budi Karya Sumadi selaku Menteri Perhubungan Republik Indonesia. Dalam pemaparannya, Budi Karya menyampaikan rencana serta strategi Kementerian Perhubungan dalam menghadapi kenormalan baru dalam sektor transportasi, salah satunya bagaimana Pemerintah Indonesia akan terus optimis dalam mendukung sektor transportasi di masa new normal ini sambil menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan, tugas dan amanah kementerian harus dijalankan agar Indonesia tetap survive dan terkapar. Badan usaha, terutama UMKM, tetap didukung untuk beroperasi dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Selain itu, sinergi pemerintah dengan perguran tinggi juga dapat dilakukan dalam menemukan solusi dalam kenormalan baru ini.
Setelah Menteri Perhubungan, giliran Bapak Irfan Setiaputra selaku President Director PT Garuda Indonesia Tbk menyampaikan bagaimana Garuda Indonesia beradaptasi dan mengantisipasi kenormalan baru ini. Salah satu cara utama Garuda Indonesia adalah dengan memahami betul perilaku konsumennya. Cara konsumen terbang dan bagaimana konsumen terbang pasti berubah dalam masa new normal dan Garuda Indonesia telah menyiapkan berbagai campaign untuk membangkitkan semangat masyarakat untuk terbang bersama Garuda Indonesia dengan aman dan nyaman. Industri penerbangan adalah industri yang bahagia, dimana biasanya, penumpang merasa bahagia ketika sedang dalam penerbangan sehingga penting bagi Garuda Indonesia untuk tetap memberikan experience tersebut. Saat ini, Garuda Indonesia mensiasati penurunan penumpang dengan mendorong bisnis kurirnya yang bernama “Kirim Aja” dan sedang merencanakan peluncuran jasa pengantaran makanan dari berbagai kota di Indonesia yang diberi nama “Pesan Aja”. Dengan ini, Garuda Indonesia bercita-cita untuk semakin dengan dengan customer-nya dan dapat semakin memenuhi kebutuhan customer-nya.
Setelah Bapak Irfan, pemaparan selanjutnya disampaikan oleh Ibu Noni Purnomo selaku CEO PT Blue Bird Tbk dan President ITS Indonesia. Ibu Noni menyampaikaan strategi Blue Bird dimana perusahaan tetap berusahan sustain tanpa melupakan protokol kesehatan. Perusahaan memiliki banyak tanggungan sebanyak 40.000 karyawan dan juga berusaha untuk tetap melayani penumpang yang tetap harus pergi bekerja. Blue Bird juga melakukan strategi kerja sama dengan partner-partner baru dalam rangka memahami kebutuhan baru dari pelanggannya. Hygiene assurance juga turut menjadi perhatian utama Blue Bird dalam mengantisipasi dan beradaptasi dalam kenormalan baru ini. Penerapan cashless payment juga menjadi strategi pelayanan Blue Bird dalam kenormalan baru ini, sehingga tidak hanya mempermudah namun juga menjamin higienitas.
Selanjutnya, Bapak Engkos Achmad Kuncoro selaku Vice Rector Academic Development BINUS UNIVERSITY, hadir memberikan pemaparannya. Bapak Engkos menyampaikan mengenai ambidextrous transportation yang menyeimbangkan antara kegiatan eksplorasi dan eksploitasi perusahaan-perusahaan di bidang transportasi. Bapak Engkos berpendapat bahwa sisi kemanusiaan dan ekonomi & bisnis harus tetap seimbang. Paradigma baru dalam dunia transportasi setelah adanya pandemi COVID-19 ini dapat disebut sebagai “Humanitarian Transportation” dimana kesehatan, kebersihan, kenyamanan, keamanan, kemanusiaan, dan keadilan menjadi perhatian utamanya. Dalam beradaptasi dan mengantisipasi kenormalan baru, sektor pariwisata dapat menerapkan suatu agenda yang terdiri dari reaksi, memahami hubungan antara transportasi, ekonomi, dan bisnis, serta menemukan rekomendasi solusi.
Terakhir, Bapak William Sabandar selaku President Director PT. MRT Jakarta turut memberikan pemaparan mengenai strategi MRT Jakarta dalam kenormalan baru. Salah satu strategi utama MRT Jakarta adalah Protokol ‘BANGKIT’. Protokol ‘BANGKIT’ ini terdiri dari memperhatikan personal hygiene dengan seksama, kebersihan fasilitas yang dijaga dengan lebih ketat, pemeriksaan suhu tubuh bagi penumpang, kewajiban pemakaian masker, serta pembatasan penumpang dalam kereta. Saat ini, seluruh petugas MRT Jakarta diwajibkan memakai masker dan APD berupa topi penutup wajah. Selain itu MRT Jakarta juga menyediakan hand sanitizer di 13 stasiunnya, membersihkan fasilitas secara rutin sebanyak 3 kali sehari, dan penumpang dibatasi menjadi hanya 62-67 orang per-kereta dan posisi berdiri tidak boleh saling berhadapan.
Dengan berbagai pemaparan tersebut, diharapkan para peserta sebagai pengguna layanan transportasi, dapat lebih memahami strategi yang diterapkan masing-masing lembaga dan perusahaan sehingga dapat dengan lebih merasa aman dan nyaman. Sesuai dengan yang disampaikan oleh Bapak Menteri Budi Karya Samadi dan Bapak Irfan Setiaputra, kita harus senantiasa optimis menjalankan kehidupan dalam keadaan ini, karena harapan pasti selalu ada apabila kita terus berusaha.
“Hidup hari ini memang susah, semua serba terbatas, tetapi tidak bisa tidak bergerak maju.” Ujar Irfan Setiaputra
Comments :