Jakarta, 16 Juni 2020 – Pada masa pandemi ini, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) merupakan salah satu pilihan perusahaan untuk melakukan efisiensi. Perusahaan-perusahaan mengalami tekanan. Ada yang tak bisa berproduksi karena tak ada bahan baku dan ada juga yang tak bisa jualan karena adanya kebijakan dari pemerintah untuk melaksanakan physical distancing. Mengutip lebih lanjut dari situs Visual Capitalist, tentunya force majeure (kondisi di luar kuasa atau kemampuan) ini tidak mempengaruhi setiap industri secara merata. Bagi sebagian perusahaan, memang tidak ada pilihan lain selain menunggu perkembangan situasi. Tapi, tak sedikit juga perusahaan yang dapat bangkit dan tetap bertahan dengan terus meningkatkan pengalaman pelanggan. Bahkan, membuka lowongan pekerjaan baru (Gideon, 2020).

Para tenaga kerja saat ini harus lebih pandai dan jeli dalam mencari peluang pekerjaan-pekerjaan yang dapat dilakukan dan memberikan keuntungan di tengah pandemi. Memahami pentingnya keberlangsungan perekonomian yang didukung dengan tenaga kerja yang tetap berkarya di tengah pandemi, BINUS UNIVERSITY memutuskan untuk menyelenggarakan acara studium generale dengan judul “Tantangan dan Peluang Karir para Millenial Generation di New Normal Era”. Studium generale HR Series ini dihadiri oleh praktisi-praktisi di bidang sumber daya manusia dari berbagai perusahaan, antara lain Lianawaty Suwono selaku HR Director PT Bank Central Asia Tbk, Harry Surya Adam selaku HC and Legal Director BINA NUSANTARA Group, Dudi Arisandi selaku Chief People Officer ‪Tiket.com, Jahja Soenarta selaku HR Head, Strategic – Indonesia, APRIL (RGE Group, Noertjahja Nugraha selaku Human Capital Director Kawan Lama Group, Alvien Khairulla selaku Chief Human Resources Officer – ‪Vidio.com, serta dimoderatori oleh Dr. Meyliana, S.Kom., MM selaku Vice Rector Global Employability & Entrepreneurship.

Topik pemaparan dibuka dengan bagaimana para praktisi menghadapi situasi pandemi yang mewajibkan para pegawainya untuk bekerja dari rumah. Para HR practitioner menyampaikan bahwa perusahaan tetap mengutamakan kesehatan dan keamanan para karyawannya. Kemudian, pembahasan masuk kepada keahlian dan keterampilan seperti apa yang dibutuhkan generasi millennial dalam dunia kerja di era new normal. Noertjahja Nugraha selaku Human Capital Director Kawan Lama Group menyampaikan bahwa salah satu keterampilan yang dibutuhkan adalah literasi digital. Di masa ini, penggunaan teknologi semakin masif mengingat sebagian besar pekerja tidak dapat bertemu secara langsung, oleh sebab itu, dibutuhkan keahlian menggunakan teknologi untuk bekerja. Kemudian, materi employee engagement juga turut dibahas dalam studium generale kali ini, seperti bagaimana BINUS dan tiket.com menerapkan sistem benefit dimana para karyawan dapat memilih bentuknya, salah satu contohnya tiket berwisata atau menonton konser. Kegiatan pelatihan serta pemaparan jenjang karier yang jelas, juga dinilai penting bagi generasi millennial seperti yang diterapkan pada perusahaan BCA, APRIL, dan Vidio.com.

Berbagai pemaparan tersebut, diharapkan dapat dipahami secara baik oleh peserta studium generale yang sebagian besar merupakan generasi Milenial dan Z. Kedepannya, literasi digital menjadi hal yang sangat penting sehingga para generasi muda dapat mempelajarinya dengan sungguh. Perasaan optimis dan motivated juga penting untuk dimiliki dalam menjalankan kenormalan baru ini. Semangat bekerja tidak kalah penting dengan keahlian teknis ketika kita berada di dunia kerja.