Imajinasi anak adalah sebuah pondasi dari anak-anak yang sangat kreatif. Anak-anak pada umur yang sangat belia cenderung untuk mencurahkan isi hati mereka melewati gambaran mereka. Seperti yang diceritakan di film animasi yang dibuat oleh mahasiswa program studi DKV Animasi yang berjudul Orat-Oret, film ini memiliki karater bernama Bintang yang senang sekali menggambar dan menyuarakan hatinya lewat gambarannya. Inspirasi yang didapat oleh mereka atas pembuatan film ini adalah dari kata “imajinasi” itu sendiri dan mengaplikasikan imajinasi tersebut dengan kreatifitas seorang anak-anak. Orat-oret ini dibuat oleh Stella Yohana, Mutia Fakhrani, Tia Pratiwi, Nathanael Setiadi, Jose Ignacio, Morin Afiantika, Rayi Raufi N., dan Natasya Cindy. Hasil karya mereka ini diputar di XXI Epicentrum dalam acara screening film BINUS School Of Design.

Orat-oret ini bercerita tentang Bintang yang merupakan anak yang sangat pintar dan cemerlang. Bintang sangat suka menggambar jika ia senang, dan terlahirlah karakter Ponpon yang berbentuk seperti singa. Pada suatu ketika, Ponpon hidup keluar dari kertas dan mencoba menyapa dan menghibur Bintang disetiap kesempatan. Namun, pada suatu hari, Bintang diperolok oleh para pembuli di sekolahnya. Bintang pun merasa kesal dan resah, sehingga Ia menggambarkan sosok kartun yang lebih tegas dan runcing, namanya Boo. Boo pun hidup dan mulai mengusik kehidupan Ponpon, dan pada akhirnya mereka berkelahi dan membuat Bintang sedih. Tetapi, dengan rasa ingin menghibur Bintang, kedua karakter tersebut menggambarkan rasa dan isi hati mereka kepada Bintang. Gambar itu berisikan Boo, Ponpon , dan Bintang bergandengan bersama.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa film ini mengangkat tema yang belum banyak angkat, tentang suatu psikologis anak yang bisa dapat di lihat dari sikap dan kreatifitas seorang anak. Orat-oret ini diharapkan bisa menjadi sebuah dorongan untuk terus mengapresiasi karya anak-anak dan menjadi pioneer di dunia animasi.