Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati/Foto: Ari Saputra

Tangerang – Sejumlah pejabat seperti Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto hingga Menteri Kominfo Rudiantara menghadiri kelulusan siswa angkatan pertama dari Apple Developer Academy.

Academy ini adalah lembaga dari Apple atau produsen iPhone yang mendidik anak muda Indonesia untuk menjadi pengembang aplikasi. Vice President of Environment, Policy and social Apple, Lisa Jackson menjelaskan aplikasi yang dibuat oleh anak-anak muda ini memiliki dampak perubahan untuk manusia.

“Ini merupakan bukti baik dari komitmen dan keterampilan para siswa, maupun bahasa pemrograman Swift yang sederhana namun tetap kuat. Saya ingin menyampaikan selamat kepada semua siswa yang lulus hari ini,” ujar Lisa dalam acara kelulusan di Green Office Park 9, BSD, Selasa (12/3/2019).

Dia menjelaskan tahun ini Apple mengembangkan Developer Academy di Surabaya menggandeng Universitas Ciputra. Kemudian untuk Academy di Jakarta bekerja sama dengan Universitas Bina Nusantara (Binus) dan sudah memiliki 200 peserta.

Saat ini App Store tersedia di 155 negara dan telah berhasil menciptakan industri hingga kesempatan baru. Sejak diluncurkan pada 2008 Apple telah membayar hingga lebih dari US$ 120 miliar kepada pengembang di seluruh dunia.

Sri Mulyani menyampaikan dengan dibangunnya Apple Developer Academy ini menunjukkan Indonesia adalah negara yang juga ikut dalam perkembangan teknologi.

“Indonesia saat ini tak lagi sebagai follower atau pengikut, tapi sudah menjadi pemain. Saya ucapkan selamat kepada kalian semua,” ujar dia.

Aplikasi yang ditampilkan di atas panggung hari ini adalah:

Helian: Buku catatan medis yang dapat dibagikan yang dirancang khusus untuk perawatan di rumah lanjut usia. Helian memungkinkan beberapa pengasuh untuk melacak aktivitas sehari-hari, membuat peringatan, dan secara andal berbagi status penting pasien dengan pengasuh Iain pada saat mereka membutuhkannya.

Khairan: Membantu komunitas Muslim tunanetra atau yang memiliki gangguan pengelihatan untuk menjalani keyakinan mereka secara mandiri dengan mengidentifikasi arah Kiblat.

Koda: Membantu pelamar kerja berlatih wawancara dalam Bahasa Indonesia dengan umpan balik mengenai kecepatan bicara, kontak mata, dan volume suara.
Nadi: Membantu menemukan donor darah yang tepat saat keadaan darurat.

Telo: Menghubungkan wisatawan dengan jadwal terbatas pada para ahli lokal untuk mendapatkan pengalaman budaya dan menikmati petualangan yang llain dari biasanya.

Ainun: Awalnya dirancang untuk membantu komunitas tunanetra mengenali Rupiah; kemudian dikembangkan menjadi aplikasi bagi semua orang untuk mengenali uang palsu menggunakan alat tambahan lampu UV rakitan sendiri.

 

https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4463744/sri-mulyani-hingga-rudiantara-hadiri-wisuda-sekolah-apple