JAKARTA, KOMPAS — Binus University mengukuhkan Guru Besar Termuda Bidang Kecerdasan Buatan di Kampus Binus Anggrek, Jakarta, Rabu (23/8). Peristiwa ini menjadi bagian penting dalam perjalanan Binus University menjadi universitas berkelas dunia.

Rektor Binus University Harjanto Prabowo dalam jumpa pers sebelum pengukuhan mengatakan, Guru Besar Bidang Kecerdasan dari School of Computer Science dari Binus University yakni Widodo Budiharto (40) merupakan guru besar atau profesor kelima yang dihasilkan sendiri oleh Binus University.

”Pencapaian ini patut dibanggakan, dijadikan inspirasi, dan disyukuri bersama. Pengukuhan ini merupakan bukti komitmen Binus yang secara serius dan terus-menerus meletakkan pengembangan karier para dosen sebagai prioritas utana,” kata Harjanto.

Widodo menjadi profesor termuda dari 12 profesor yang ada di Binus University. Dia melompat dari jenjang lektor langsung ke guru besar. Seharusya dia melewati jenjang lektor kepala dulu.

”Saya sangat tertarik dengan kecerdasan buatan yang dapat diaplikasikan untuk mengatasi berbagai persoalan bangsa ini. Kita mampu untuk bisa memanfaatkan kecerdasan buatan, salah satunya robotik, yang membantu kehidupan manusia semakin mudah,” papar Widodo.

Berbagai robot diciptakan dari hasil riset Widodo yang berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk mahasiswa. Untuk membantu penyandang disabilitas, Widodo mengaplikasikan kecerdasan buatan lewat inovasi kursi roda berbasis pikiran, ”Ratanggalih”. Dalam membantu dunia pendidikan, inovasi yang dilahirkan adalah Robot Edukasi berbahasa Indonesia untuk mengajar Matematika, ada juga robot yang bisa mengajarkan sembahyang, hingfa aplikasi untuk mengukur dan meningkatkan kepuasan pernikahan ”Counselove”.

Widodo sudah menulis 36 buku, puluhan paper dan jurnal internasional bereputasi. Dia juga terpilih sebagai juara dua dosen berprestasi Kopertis Wilayah III DKI Jakarta dalam 15 Dosen Berprestasi Nasional 2015. Widodo juga merupakan satu dari 99 ilmuwan yang masuk dalam Webometrics Rank Indonesian Scientist 2016, penerima dana hibah/insentif dari berbagai lembaga untuk riset dan jurnal ilmiah, menjadi visiting professor pada sejumlah universitas di luar negeri.

Source: https://kompas.id/baca/lain-lain/2017/08/23/guru-besar-kecerdasan-buatan-dikukuhkan/