JAKARTA – Bisnis startup sepertinya sedang digandrungi generasi muda. Tidak jarang kita melihat banyak bisnis startup baru bermunculan. Tidak terkecuali seperti yang dilakukan mahasiswa Bina Nusantara (Binus) ini. Mereka mencoba peruntungan di dunia startup dengan menjajakan clothing untuk para pemuda.

Bisnis clothing yang diberinya nama Rey Denim ini didirikan oleh tiga pemuda yakni Julius Raymond, Dhika Lana, dan Tegas Mandera.

“Saya melihat bisnis clothing ini kok cepat sekali perkembangannya. Tapi kenapa justru kembali ke zaman dulu, di mana desain yang dibuat cenderung simpel. Dari sanalah saya melihat peluang ini luas sekali,” ungkap Raymond kepada Okezone, belum lama ini.

Apalagi di zaman yang sudah akrab dengan kemajuan teknologi sangat mudah untuk kita bisa menjalin networking dengan banyak orang melalui sosial media. Sehingga, hal tersebut tidak ingin disia-siakan olehnya.

Raymond sendiri memiliki alasan sendiri mengapa dirinya memilih bisnis clothing ini. Meskipun, dia sadar bahwa sudah banyak bisnis serupa yang menjamur di mana-mana.

“Karena menurut saya kalau clothing itu tidak ada matinya. Lalu kalau seandainya memang sudah mentok, karena kita kan sebagai startup baru, kan tidak tahu ini produk akan laku atau tidak, kita masih bisa memutarnya. Seperti bisa kita berikan promo, atau kita keluarkan di bulan berikutnya, dengan warna yang berbeda,” ujar mahasiswa semester III tersebut.

Menurutnya, bisnis clothing di Indonesia tidak ada matinya dikarenakan bisa digunakan di berbagai acara. “Indonesia kan unik ya. Enggak bakal habis-habis. Ada Natal, Lebaran, Imlek, maupun Waisak, di mana pasti membutuhkan pakaian baru,” paparnya.

Mahasiswa jurusan sistem informatika ini menjabarkan bila kesulitan yang dihadapinya dalam membangun bisnis startup adalah pada penyediaan bahan. Sebab, sebelumnya mereka harus melakukan survei terlebih dahulu.

“Selain itu, kita juga harus antre, karena sebelum besar kan kita harus nebeng dulu ke orang. Apalagi kalau konveksinya terbaik dan terkenal, pasti dia juga sudah dipakai dengan brand besar lainnya,” imbuh dia.

Raymond menyadari bila bisnis clothing yang dijalaninya kini memang sudah banyak yang menjalankannya. Karena itu, dia membuat produk buatannya tersebut berbeda dengan yang lain.

“Yang pertama yang membedakan adalah dari harganya sendiri yang normal. Jadi,enggak terlalu mahal. Lalu dari kualitasnya sendiri, di mana kami menggunakan kualitas impor, jadi di samping pakaiannya tersebut sudah tidak ada lagi jahitan. Selain itu, untuk ukuran, kami juga menggunakan international size,” tambahnya.

Sumber :

http://news.okezone.com/read/2015/12/19/65/1270931/mahasiswa-binus-pilih-clothing-sebagai-bisnis-startup