Setelah sebelumnya hadir dalam acara screening film animasi terbaru dari Disney-Pixar berjudul Inside Out (2015), Rabu (05/08) di Djakarta Theater XXI, sang sutradara, Pete Docter dan asistennya, Ronnie del Carmen kembali memberikan edukasi inspiratif di Jakarta. Kali ini, keduanya hadir dalam acara filmmakers session yang diselenggarakan di Universitas Binus, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Sebagai salah satu rangkaian tur film Inside Out, acara filmmakers session yang baru pertama kali diadakan di Indonesia ini terselenggara atas kerjasama Disney-Pixar dengan pihak Cinema XXI dan Binus University. Acara ini dihadiri oleh kurang lebih 600 peserta yang terdiri dari filmmaker lokal, blogger, influencer serta mahasiswa terpilih dari beberapa sekolah desain dan animasi terbaik di Indonesia.
Pada kesempatan kali ini, Pete Docter dan Ronnie del Carmen memberikan presentasi dengan tajuk “The Making of Inside Out: A Behind The Scenes Look”. Sebagian dari kita mungkin berpikir perusahaan film raksasa sebesar Disney-Pixar, tentu tidak akan begitu sulit dalam membuat sebuah film jika didasarkan pada jumlah film yang sudah mereka produksi. Namun ternyata, apa yang dipaparkan Docter dan Ronnie sangat bertolak belakang dengan pemikiran tersebut.
Inside Out
Menurut Docter, dalam membuat sebuah film animasi baru, dirinya seperti bertemu dengan tantangan baru. Jadi, tidak ada formula pasti yang ia gunakan dalam menggarap sebuah film. Dirinya seperti kembali belajar dan bertemu dengan hal-hal baru. Hal ini sejalan dengan prinsip yang selalu ia pegang selama ini dalam berkarir sebagai sutradara, termasuk untuk film Inside Out (2015) ini.
“Ketika membuat film, saya ingin membuat sesuatu yang baru dan yang belum pernah orang lihat sebelumnya,” ujar Pete Docter kala memaparkan materinya di Auditorium Universitas Binus Kampus Anggrek, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Kamis (6/8) siang.
Inside Out
Selain itu, Docter juga menjelaskan, yang terpenting dalam membuat film animasi adalah bukan sekedar soal teknologi grafis dan visualnya, tetapi juga cerita yang ingin disampaikan. Cerita film yang baik adalah yang mampu melibatkan emosi penonton. Terlebih jika cerita yang dibuat adalah fiksi, yang harus tetap rasional dan ilmiah.
“Penting untuk tetap membuat cerita yang saintifik, tapi yang paling penting adalah bagaimana emosi yang ditimbulkan dari cerita itu terikat dengan penonton,” jelas Vice President, Creative dari Pixar Animation Studio itu.
Dalam pemaparannya ini, Docter memang lebih banyak berbagi tentang hal yang bersifat filosofis yang ia pegang bersama rekan-rekannya di Pixar saat menggarap sebuah film, termasuk Inside Out (2015). Prinsip utama yang ia camkan adalah “you can be wrong” dan “prepare to be wrong”. Dua kalimat sederhana inilah yang membuatnya bisa menghasilkan film berkualitas.
Inside Out
 
“Jika kamu tidak bersiap untuk gagal, kamu tidak akan datang dengan sesuatu yang original,” tegas pria yang telah dinominasikan untuk enam Academy Awards ini.
Apa yang disampaikan oleh Docter ini ternyata juga dirasakan oleh salah satu peserta yang hadir bernama Kevin. Menurut mahasiswa Universitas Binus jurusan Teknik Informatika ini, acara filmmakers session ini banyak memberikan informasi yang bermanfaat.
“Seminar ini bagus sih, banyak informasi-informasi penting, kayak soal masalah industri (film animasi), terus kalau ngerjain project itu mereka bukan orang-orang jenius sebenarnya, cuma mereka punya tenacity (ulet),”ungkapnya.
Tur ‘Inside Out Southeast Asia’ adalah bagian dari tur 3 kota sebelum film Inside Out rilis di pasar tersebut. Diawali di Kuala Lumpur, Malaysia, Jakarta, Indonesia dan akan berakhir di Manila, Filipina. Di Indonesia sendiri, film Inside Out (2015) baru akan tayang di bioskop mulai tanggal 19 Agustus 2015 mendatang.
sumber : http://www.21cineplex.com/slowmotion/pesan-inspiratif-sutradara-inside-out-kepada-filmmakers-dan-mahasiswa,6057.htm