BINUS Media & Publishing menyelenggarakan bedah buku Karakter Unyu Nganimasi karya Bambang “Bambi” Gunawan Santoso untuk menggelorakan semangat animator Indonesia.

Belakangan ini film animasi “Minions” produksi Universal Studio sedang menjadi buah bibir di masyarakat Indonesia. Pasalnya, salah satu sutradara film animasi ini, Pierre Coffin, merupakan seorang keturunan Indonesia. Hal ini tentu merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Sebelumnya, beberapa animator asal Indonesia juga memiliki andil dibalik layar film-film animasi kelas dunia lainnya. Sebut saja Michael Reynold Tagore dalam Iron Man 3, Ronny Gani dalam Tha Avangers, Pacific Rim, dan Star Wars: The Clone Wars, serta Christiawan Lie dalam Transformers 3, GI Joe, dan Spiderman 4.

Lalu? Dimanakah film animasi asli Indonesia? Film animasi maupun komik Indonesia saat ini masih dalam kondisi yang memprihatinkan, padahal karya-karya anak bangsa kita telah melejit hingga ke Hollywood. Melihat kenyataan tersebut Bambang Gunawan Santoso atau yang akrab disapa Bambi, menulis buku “Karakter Unyu Nganimasi”.

Bambi yang sehari-hari berprofesi sebagai dosen animasi di program studi Desain Komunikasi Visual Animation ini, bersama dengan BINUS Media & Publishing (BMP) menggerakkan anak muda untuk berani mengembangkan dunia animasi Indonesia. Salah satu upaya tersebut adalah dengan mengadakan kegiatan bedah buku “Karakter Unyu Nganimasi”.

Setelah berkali-kali mengkampanyekan Karakter Unyu Ngasimasi di BINUS UNIVERSITY, akhirnya pada Rabu (24/6), Bambi dan BMP mengadakan bedah buku di luar BINUS UNIVERSITY. Kali ini bedah buku diadakan di Universitas Pelita Harapan (UPH). Kegiatan yang dihadiri oleh hampir 70 mahasiswa UPH ini, membahas isi dari buku Karakter Unyu Nganimasi, seperti: perbandingan antara animasi Jepang, Korea, dan Indonesia, proses pembentukan karakter animasi, dan apa yang harus diperhatikan dalam membangun karakter animasi.

Bambi juga menjelaskan secara mendetail bagaimana dia selama ini berupaya membangun karakter animasi yang memiliki ciri Indonesia, yang sekarang diwujudkan dalam tokoh “Mas Be”. Selain itu, Bambi juga memotivasi peserta untuk ikut mengembangkan dunia animasi Indonesia. “Animator harus siap menerima masukan, sekalipun itu pahit dan bikin sakit hati. Karena itulah yang dapat membuat kita menjadi lebih baik dan semakin berkembang,” tegas Bambi.

Dalam kesempatan ini hadir juga Hadi Sunaryo salah satu dosen UPH, Hadi hadir sebagai reviewer buku. “Mas Bambi adalah salah satu animator Indonesia yang giat sekali mendukung dunia animasi Indonesia. Saya berharap rekan-rekan mahasiswa yang hadir hari ini memperoleh insight baru dari Mas Bambi,” ujar Hadi.

Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama BMP, Bambi, dan UPH. Kegiatan ini diharapkan dapat menggelorakan semangat pemuda Indonesia untuk mengembangkan animasi Indonesia. Semoga kedepannya, BMP melalui karya-karya BINUSIAN dapat terus membawa pengaruh dan perubahan-perubahan yang lebih positif pada masyarakat Indonesia. Seperti dalam upaya menanamkan kecintan pada animasi Indonesia ini. (IV)