Dr. Charlotte Setijadi dari Nanyang Technological University duduk bersama dosen-dosen Hubungan Internasional dan membahas penelitannya mengenai eksistensi etnis Tionghoa di Indonesia, Thailand, dan Filipina

Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan di benua Asia yang memiliki penduduk yang paling beragam. Berbagai suku dan etnis tersebar di negara-negara Asia Tenggara, salah satu etnis yang paling banyak mendiami wilayah Asia Tenggara adalah etnis Tionghoa. Etnis Tionghoa yang telah menempati wilayah Asia Tenggara sejak abad ke-19. Yang mana pada masa itu, posisi Tiongkok sangat lemah, kalah dari kolonialisme Eropa dan Jepang. Kini setelah dua abad berlalu, etnis Tionghoa yang berada di Asia Tenggara telah menjadi bagian dari Asia Tenggara sendiri dan darah Asia Tenggara pun mendarah daging di dalam mereka.

Melihat kenyataan dari fenomena tersebut, BINUS UNIVERSITY melalui program studi Hubungan Internasional mengadakan Kijang Initiatives Forum yang dihadiri oleh para dosen program studi Hubungan Internasional. Forum tersebut diisi oleh Dr. Charlotte Setijadi seorang Postdoctoral Research Fellow – China and Globalization Research, School of Humanities and Social Sciences, Nanyang Technological University Singapore. Ini juga merupakan langkah awal BINUS UNIVERSITY untuk menjalin kerja sama dengan Nanyang Technology University Singapore.

Pada kesempatan ini, Charlotte membawakan materi penelitian yang ia lakukan sendiri, dengan tajuk ?Happy Reunion or Dangerous Liaisons? China Rising and Its Implications for Ethnic Chinese Communities in Indonesia, the Philippines and Thailand?. Pada intinya penelitan tesebut membahas tentang kemungkinan baik dan buruk terhadap komunitas tionghoa di Indonesia, Thailand, dan Philipina sebagai implikasi kemajuan negara Tiongkok yang saat ini telah menjelma menjadi sebuah negara superpower .

Secara umum, forum ini membicarakan tentang bagaimana faktor internal dan eksternal yang berbeda mempengaruhi posisi masyarakat etnis Tionghoa dalam hubungan antara Tiongkok dan negara-negara Asia Tenggara, apa peran etnis Tionghoa dalam bisnis dan asosiasi yang bermain dalam hubungan antara Tiongkok dan negara-negara Asia Tenggara, apa upaya Tiongkok untuk menggalang dukungan dan kerjasama dari masyarakat etnis Tionghoa di Asia Tenggara, serta apa implikasi dari proses tersebut, yang dalam hal ini merupakan personifikasi bagi etnis Tionghoa di berbagai negara Asia Tenggara.

Dalam forum ini Charlotte memberikan pemahaman secara jelas tentang keadaan entnis Tionghoa di Indonesia, Filiphina, dan Thailand. Hal-hal seperti konflik yang pernah terjadi, kerjasama yang dijalin, dan hal-hal lainnya tentang Tiongkok juga dijadikan studi kasus dalam mempertimbangkan implikasinya terhadap etnis Tionghoa di negara tersebut.

Forum seperti ini memang sering sekali diadakan di Departemen Hubungan Internasional BINUS UNIVERSITY. Forum ini merupakan wadah pertukaran pikiran sekaligus penambahan wawasan bagi dosen-dosen Hubungan Internasional BINUS UNIVERSITY. Melalui forum ini peneliti dan dosen-dosen dapat saling memberikan saran dan bertukar pendapat mengenai isu-isu dalam dunia internasional.

Forum diskusi ini disambut antusias oleh para dosen dengan mengajukan berbagai pertanyaan terkait dengan materi yang didiskusikan. Pada akhirnya, dosen-dosen yang ikut serta dalam fenomena ini diharapkan memiliki wawasan dan pemahaman baru yang dapat mereka bagikan kepada mahasiswa hingga ke masyarakat Indonesia. (AS)